webnovel

Ch. 11 ADA APA DENGAN RANGGA ?

CHAPTER 11

( Toko )

"Halo ini siapa ?" ucap Rangga.

"Ini aku Rani ! kenapa kau selalu menolaknya ? kamu juga tidak melihat pesan yang ku kirim ! woi Rangga !" ucap Rani di dalam telepon tersebut.

Rangga yang mendengar ocehan itu, tiba-tiba memberikan Fajar dan Anggi sebuah saran.

"Hey kalian ! ini gawat ! dia ketua kelasku. Salah satu dari kalian yang harus mengangkatnya ! kumohon pasti dia ingin meminta uang bendahara." ucap Rangga yang khawatir.

Rangga menjelaskan kebohongan nya itu kepada mereka berdua, namun fajar yang mendengar hal tersebut mengambil hp itu dan mengatakan kalimat yang bikin Anggi menganga.

"Halo, ini Ayahnya. Apa kau pacarnya Rangga ?" ucap Fajar menggubah pita suaranya seperti layaknya orang tua.

"Woi fajar tungguh ! bukan itu maksudku bajingan ! apa yang kau katakan oi !" ucap Rangga dengan ekpresi marah.

"Hahaha ! bercanda mu sudah kelewatan fajar tapi ini sunggu lucu hahaha...wkwkw...haha" ucap Anggi yang mendengar Fajar mbengatakan hal konyol.

Rangga yang melihat kekonyolan tersebut merebut hpnya dari tangan Fajar.

"sini ! ( merebut hp dan menekan tombol matikan. )"

"Tit....tut...."

"Akhirnya, Woi kalian ! ini sungguh tidak lucu. Sana kalian pergi ! " ucap Rangga dengan ekpresi tak biasa.

"Chill bro ! santailah, lagian itu nomor yang tidak di kenal bukan." ucap Fajar yang kaget melihat Rangga marah.

"Woi Jar, ayo kita pergi ! jangan sampai kesiangan lagi seperti dia hahahaha." sambil menatap Rangga, Anggi mengatakan hal tersebut.

"Hey Rangga ! tunggu kami nanti siang hahahaha. ( melambaikan tangan) dah" ucap Fajar beranjak keluar dari toko tersebut.

Rangga yang kini tengah mengalami kebingunan akan hal tersebut di tambah lagi ia tidak tenang karena sesuatu yang terjadi padanya, membuat ia terbaring di meja kasir.

disamping itu.....

( Gerbang sekolah Langit Biru )

"Dasar ! " ucap dengan suara yang lantang.

Semua orang pandangannya seketika tertuju pada orang yang berteriak tersebut. Ia menggenggam sebuah handphone dengan wajah yang kesal, Olivia yang melihatnya juga dari jauh menghampiri orang tersebut yang tak lain Rani.

"Hey ketua PMR ! ada apa teriak-teriak di depan gerbang." ucap Olivia yang heran melihat tingkah laku Rani.

"Ah ! aku menelponnya tapi malah ayahnya yang angkat, tapi belum berbicara saja dia udah matiin. Anak sama bapak sama saja ! " ucap Rani yang sangat kesal.

"Oh maksudmu Rangga ? aku bertemu tadi, dia berjaga di tokonya sendiri. " ucap Olivia.

"Apa maksudmu Ketua OSIS ! bukankah dia berada di rumahnya ? " ucap Rani yang kebingunan.

"Kau tahu sendiri, Rangga tidak ingin di ganggu." ucap Olivia sambil mengingat kejadian ketika berada toko.

Rani yang mendengar hal tersebut sangat dan sangat kesal. Ia hendak berjalan keluar namun tiba-tiba Olivia meraih tangannya tersebut.

"Hey ! tunggu ! kau mau kemana Rani" ucap Olivia sambil menggegam tangan kanan Rani

Rani yang melihat hal tersebut sontak melepaskan genggaman tangan Olivia.

"Aku ingin pergi kesana, beritahu aku dimana toko nya Rangga ! " ucap Rani dengan kekesalan menggebu-gebu.

" Hy ketua PMR ! sadarlah ! sebentar lagi jam pertama segera di mulai. Jangan bilang kau ingin bolos ? woi jangan bercanda." ucap Olivia.

Satpam yang berada di dalam gerbang kemudian beranjak dari luar dan menemui mereka.

"Hey kalian ! kenapa belum masuk ? jam pertama segera dimulai. Aku mendengarnya tadi bocah ! kamu tidak perlu bolos untuk hal yang tidak penting." ucap satpam.

Rani yang mendengar hal tersebut merasa kesal dan berjalan masuk dengan wajah yang kesal bercampur emosi.

"Awas kau Rangga ! aku tidak akan melepaskanmu nanti." ucap Rani dalam hati.

Olivia yang melihat Rani tiba-tiba masuk, ia hendak beranjak untuk membujuknya.

"Hey Rani ! tunggu !" ucap Olivia berlari ke arah Rani.

"Ah ?" ucap Rani dengan wajah yang kesal.

"Sepulang sekolah kita ke toko itu, bukankah kau tidak tahu keberadaannya ? kenapa malah kesal dengan ku ? " ucap Olivia sambil berjalan di samping Rani.

Rani yang mendengar hal tersebut tidak menyangka bahwa dia akan di bantu oleh saingannya tersebut.

"Apa kau ingin membodohiku ketua OSIS !. Aku tidak akan mendengarkanmu ! ." ucap Rani dengan suara lantang yang sontak membuat para siswa di hadapannya berbalik dan terkejut.

"Hey ketua PMR, bisakah suaramu itu tidak sekeras toa ? kau sudah membuat banyak orang terkeju, Ini masih pagi." ucap Olivia yang mulai kesal akan sikap Rani.

Sementara itu, Baron yang kini berada di depan gerbang di kagetkan dengan sekumpulan siswa di depannya. Ia mengira salah seorang siswa berkelahi.

"Hey ! ada apa ini ! " ucap Baron

Rani dan Olivia yang menoleh ke belakang, tiba- tiba Baron merasakan sensasi yang tak biasa.

"Gawat ! masih pagi sudah terlibat dengan 2 wanita yang mengerikan." ucap Baron dalam hati dengan rasa takut.

"( Berteriak ) Hey Baron ! kau tidak menipuku dengan nomor yang kau beri kemarinkan ?" ucap rani yang emosi menggebu-gebu.

Baron yang mendengar hal tersebut sontak berlari ke arah pak satpam dengan wajah yang ketakutan.

"Masih pagi udah kena sial. Apa Rani mengalami pms kenapa dia tiba-tiba marah begitu." ucap Baron dalam hati.

Sementara itu, tangga menuju lantai dua tampak seorang guru BK yaitu Ibu Sri tengah menguping percakapan Rani Olivia dan Baron.

Ia berada di sana sebelum kedatangan Baron.

"Aku tidak menyangka bahwa anak itu (Rangga) memiliki teman ketua OSIS dan ketua PMR atau mungkin... mereka berdua memperebutkan Rangga ? " ucap Bu Sri dalam hati.

Di samping itu, Rani yang melihat Baron berlindung di hadapan satpam membuat nya semakin kesal dan hendak beranjak menghampirinya. Namun tiba-tiba bel berbunyi kencang, tanda jam pertama masuk.

Semua siswa yang berada di sana sontak berlarian menuju kelasnya masing-masing. Sementara itu, Rani yang kesal ingin menjambak rambut Baron kemudian hal yang tak terduga terjadi.

"Hey tunggu ! ( Meraih tangan kanan Rani) semua guru piket sudah siap-siap ! woi Rani cepat ke kelas mu !" ucap Olivia sambil menahan Rani dari amukannya.

Rani yang mendengar hal tersebut kemudian melepaskan cengkraman tangannya Olivia, ia sekilas menatap Baron dengan tatapan yang mengerikan.

"Apa apaan tatapan itu, menakutkan. Aduh untung Bel berbunyi, kalo tidak entah bagaimana nasibku."ucap Baron sambil mengeluarkan dadanya ia selamat dari amukan tersebut.

Rani hendak meninggalkan lokasi tersebut dari berlari menuju tangga, Olivia yang melihat tersebut ikut menghampiri Rani. Sementara mereka berdua hendak mengambil langkah menuju tangga, tiba-tiba sekilas mereka melihat ibu Sri melewatinya sontak membuat Rani dan Olivia kaget tak karuan.

Sementara itu...

(Toko)

Rangga yang kini terbaring lemas dengan posisi seperti biasanya di kelas, ia bergumam tentang Rani yang menelpon itu.

Namun seseorang datang, ia wanita yang separuh baya.Dia masuk, tapi Rangga yang terbaring tidak menyadari hal tersebut.

Tidak selang beberapa lama, Wanita paruh baya tersebut sudah mengambil barang yang hendak ingin ia bayar. Wanita itu menuju kasir tempat dimana Rangga terbaring lemas.

"Selamat pagi, ( menaruh barang yang diambil ke meja) semua nya berapa pak ? " ucap wanita tersebut.

Namun tidak ada reaksi sama sekali, hingga membuat wanita setengah baya tersebut mulai kahwatir.

"Hey ! apa kau baik-baik saja ?" ucap wanita itu lagi.

Wanita tersebut sontak panik ketika Rangga sudah tak sadarkan diri dan terjatuh dari lantai. Wanita paruh baya yang melihat kejadian itu berlari keluar meninggalkan Rangga sendiri.

(To be continued)