webnovel

Eps. 01 - Titik Awal (1) -

~whuuush~ ๐Ÿƒ

~whuuuuush~

//- Terkikis sebuah kisah, pernahkah kau menjalani masa lalu mu yang tak terlupakan..? -

- sebuah hari dimana kau melihat hal yang mustahil.. pernahkah kau menjalani nya? -

- mungkinkah ada satu keadaan yang membuat mu menyerah atas semua nya? -

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ

- Kisah ku ini mungkin bisa dianggap gila karena begitu banyak keanehan langka di dunia ini.. -

- hal yang telah merubah hidup ku di masa lalu.. -

- Daun,angin,dan rerumputan saling bersahutan akan kisah dan cerita ini..

Masa-masa yang terlepas dari arti kata "bahagia" -//

~Whuuushh~ ๐Ÿƒ

//Inilah kisah ku//

~๐Ÿƒ~

"Yaelah,Hen!! Ntar gua bakal kalahin skor followers lu,Hen!!" Ujar seorang lelaki yang tengah duduk di sofa seraya memegang ponsel,lelaki itu terlihat sedang kesal lantaran temannya,Hendra, memiliki jumlah followers yang terbilang lebih banyak dari nya (fyi : bisa dibilang hanya selisih 1 follower)

"Erik! Dari pada kamu main hp terus,lebih baik bantuin mama sini!" Perintah seorang wanita yang berada di belakang

Dengan sigap,Erik langsung menghampiri ibu nya. "Ada apa,mah?" Tanya nya.

"Tolong beliin telur seperapat..!" Ujar si wanita. Dengan mengiyakan,Erik pun langsung bergegas menuju warung di dekat rumah nya

~whuuush~ ๐Ÿƒ (daun jatuh dari dahan ranting)

("Uh.. ternyata memang besok sudah mulai masuk sekolah ya..? Padahal liburan semester sampai 7 Minggu tapi gak kerasa banget.. ah, menyebalkan!!") Ujar Erik

dalam hati

("Apakah semua nya akan berbeda atau tetap sama saja?") (Mengambil daun yang jatuh dari atas)

("Seperti daun yang putus dari dahan ranting lalu terbang terbawa angin entah kemana untuk mencari harapan..!")

โ€” melepas daun dari genggaman tangan โ€”

~whuuush~ ๐Ÿƒ

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ

Seorang lelaki yang sedang tengah menunggu sesuatu bersama si kakak perempuan. Hendra,ia sedang menunggu paket delivery pizza nya yang sudah ia tunggu hampir 1 jam. Dengan terus mengecek hp,Hendra rasanya ingin mendatangi tepat restoran tersebut dengan segera lalu memprotes masalah pelayanan nya habis-habisan.

โ€” Ting Tong! โ€”

Dengan mata yang terbuka lebar, Hendra pun langsung bergegas menuju pintu depan. Dibukanya pintu teras dan terlihat di depan pagar terdapat seorang kurir dari delivery pizza Hendra. "Selamat siang..! Apa benar ini rumah kediaman Hendruara Kemal?" Tanya si kurir. "Ya benar,saya sendiri." Jawab Hendra

Dengan memberikan uang order,Hendra langsung pergi ke dalam dan menemui kakak nya yang tengah duduk santai di sofa โ€” ia sedang melihat-lihat barang-barang cantik di online shop โ€”

"Wooho!! Kalau di-posting ke Instagram bakal seru,nih..!" Seru Hendra

"Jangan norak,deh." Sembur,Novi (kakak Hendra) yang melihat tingkah kekanakan sang adik

"Biarin!" Jawab Hendra

"Lagi pula kau kan harusnya hari ini ke kantor ayah, kan? Bukannya besok kau sudah masuk sekolah?" Ujar Novi

โ€” Ting! โ€”

Setelah mendengar perkataan dari kakak perempuan nya, Hendra ternyata sadar,kalau besok harus kembali bersekolah. Dengan memasang wajah tampang datar, Hendra membalas perkataan kakak nya dengan memutar bola mata nya malas

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ

โ€” Srek Srek โ€”

(Suara arsiran pensil)

Dengan fokus sekuat tenaga,ia kemudian memerhatikan hasil gambarnya. Dan..

"Bodoh!! Kenapa malah bikin muka horor,sih?!" Ujar Dimas,lelaki yang sedang tengah melakukan aktifitas random. Dengan kembali melihat hasil gambarnya,ia mengernyit "Lihat gambaran sendiri saja sudah takut..!"

โ€” Drrrt (Suara dering telepon) โ€”

Dengan sigap,Dimas merampas hp kemudian mengangkat telepon. Dari telepon tersebut, terdengar suara wanita yang meminta Dimas untuk menjemput nya sekarang. "Ibu emang nya lagi ada dimana?" Tanya Dimas. "Ibu di halte depan" jawab nya.

Tak perlu berlama-lama lagi,Dimas langsung memakai jaket dan menuju teras rumah. Dengan mengunci pintu rumah,ia berbalik arah ke sebuah kendaraan yang akan ia bawa untuk menjemput ibu tercinta nya. Jangan heran, kendaraan yang dipakai Dimas adalah sebuah sepeda gunung (Fyi : di kehidupan Dimas,ia tidak memiliki kendaraan apapun selain Sepeda milik mendiang sang ayah)

Dengan tersenyum kecil,Dimas langsung berangkat menuju tempat dimana ia harus menjemput ibu nya. Tepat saat dalam perjalanan,Dimas tiba-tiba teringat sesuatu

("besok.. sudah mulai masuk sekolah ya..? Aku jadi tidak sabar untuk bertemu dengan teman-teman ku..!") Pikir nya sembari tersenyum tipis

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ

Angin berhembus pelan menghadap jendela Mili,ia memerhatikan setiap sudut ruang kamarnya,tak disangka,besok adalah hari dimana hal yang bagi nya merupakan sebagai "hari menyenangkan" akan tiba. Dengan berjalan pelan menuju balkon kamar,Mili memuaskan dirinya dengan menghirup udara segar. Ia merasa hal seperti ini jarang terjadi โ€”entah karena apa,Mili merasakan perbedaan di hari-hari sebelumnya. Dengan memandang langit,mata Mili mulai berkaca-kaca

"Indah banget ya,bang? Coba kalau misalkan ada Abang disini,Mili pasti bisa lihat Abang masuk ke Sekolah SMA favorit Abang." Ujar nya dengan nada serak

"Kira-kira Abang lagi apa ya disana? Mili kangen,Mili kangen gimana rasanya pelukan Abang." Lanjut nya

"Abang seharusnya ada disini,bersama Mili dan juga ayah ibu. Andai aku bisa memutar kembali waktu,aku ingin merasakan kebahagiaan di masa itu meskipun mustahil." Tak kuasa membendung kesedihan,air mata itu pun meluncur di pipi Mili. Bodoh nya kalau ia sudah berjanji kepada dirinya sendiri,kalau ia tidak akan menangisi hal-hal yang sudah berlalu

"Tuh kan.. cengeng banget si lho Mil.. padahal lo udah janji.." Ucap Mili yang merutuki dirinya saat air mata jatuh membasahi pipi

Dengan menghela nafas panjang,Mili kembali menuju kamar,

"Besok adalah hari yang menyenangkan..!" Ujar Mili yang tengah menyemangati diri sendiri. ("karena besok dimana keceriaan dan canda tawa dimulai..)

("hanya saja.. aku tidak dapat mengutarakan nya..") Memang benar,Mili terbilang cukup sulit mengutarakan apa yang ia rasakan,misal ketika ia merasa bahagia ia tidak tahu harus mengekspresikan kebahagiaan itu dengan apa. Dengan menghadap ke arah rak, perhatian Mili tertuju kepada sebuah poster. ("Kecelakaan itu?") Dengan memerhatikan poster tersebut dengan seksama,Mili kembali bergulat dalam batin.

Ternyata, sebuah poster yang Mili lihat adalah poster kecelakaan tahun 2016. Alasan mengapa Mili masih menyimpan poster tersebut sampai sekarang,karena Mili merasa,kalau kasus yang masih menjadi misteri itu berhubungan dengan masa lalu nya. Entah apa yang membuat Mili berpikir demikian,tetapi Mili merasa ada yang aneh dengan kasus tragedi tersebut (pasalnya,itu adalah 2 bulan setelah kematian kakaknya,Aldi, mengalami kecelakaan). Hal itu mendorong Mili karena terdapat motif yang sama dari kecelakaan tersebut โ€” ralat, bahkan kasus itu juga membuat salah satu korban seorang gadis yang masih belum bisa ditemukan โ€”.

โ€” ("tragedi kecelakaan setahun yang lalu,ya? Apakah kasus ini sudah dipecahkan oleh tim penyelidik? Karena belum dipublikasikan..!" Ujar nya.

โ€”("Dan aku hanya bisa berharap.... Ada salah satu diantara korban tragedi kecelakaan tersebut yang selamat..!") โ€”

("Dan.. apa benar.. ini berhubungan dengan masa laluku..?") seketika saat itu hati kecil Mili seperti mengisyaratkan sesuatu yang janggal. Sebelumnya,Mili pernah berhenti untuk mengaitkan kecelakaan itu dengan masa lalu nya,tetapi entah mengapa, perasaan yang sama kembali tumbuh. Dengan kembali memandang poster,Mili menghela nafas. Besok adalah hari dimana ke empat remaja ini akan kembali bersekolah,hanya satu yang cukup berbeda,Mili,mungkin ini juga sebagai awal ia dimana harus menguatkan prinsip nya mengenai untuk menghapus memori pahit dari masa lalu nya

//Dan dimulai lah kisah kami berempat//

~๐Ÿƒ~