webnovel

Penasaran

"Ck, kenapa setiap melihatnya bermesraan dengan pacarnya hati gue masih saja terasa nyeri?" Monolog Lista kesal.

~ New Chapter ~

"Gue jadi menyesal sendiri hanya karena penasaran_" gadis titisan Kutub Utara itu tidak melanjutkan ucapannya, karena tiba-tiba dia teringat tentang penyebab perasaan itu tumbuh dihatinya.

Flashback

Suasana kelas X-1 sangat ricuh karena menurut rumor akan kedatangan guru baru sebagai pengganti Pak Hendri yang telah pensiun, disaat siswa-siswi sedang heboh sendiri 'mari membicarakan guru pengganti' mendadak hening seketika karena pria paruh baya dengan aura wibawa yang diketahui sebagai kepala sekolah masuk kedalam kelas lalu diikuti oleh seorang pria dewasa berwajah tampan namun terlihat tegas.

"Selamat pagi anak-anak," sapa Pak Hady selaku kepala sekolah.

"Selamat pagi pak," sahut siswa-siswi kompak.

"Seperti yang kalian lihat, hari ini kalian kedatangan guru pengganti Pak Hendri," jelas Pak Hady.

"Pesan dari saya, jangan melakukan hal-hal yang membuat guru pengganti kesal atau marah karena perbuatan kalian sendiri. Faham?" Lanjutnya memberi petuah untuk siswa-siswi didalam kelas tersebut.

Sehingga mau tak mau semua siswa-siswi mengangguk, karena penunggu kelas tersebut terkenal dengan julukan 'bandel' ya meskipun tidak semuanya.

"Baiklah, saya undur diri. Terimakasih atas perhatiannya dan selamat berkenalan," ucap Pak Hady sambil tersenyum tipis.

Setelah Pak Hady keluar dari kelas, kini saatnya guru pengganti tersebut memperkenalkan diri sendiri kepada siswa-siswi yang akan menjadi muridnya.

Sedangkan siswa-siswi sudah menatapnya dengan tak sabaran meskipun terdapat satu dua orang yang terlihat biasa saja, hal itu membuat pria dewasa didepan sana sedikit risih namun tidak cukup kentara.

"Selamat pagi anak-anak," sapa pria dewasa tersebut dengan wajah tenang.

"Pagi pak," sahut siswa-siswi kompak namun sebagian memasang wajah malas yang kentara.

"Seperti yang_"

"Maaf pak sebaiknya langsung saja perkenalannya, tidak perlu basa-basi," ucap siswa berambut cepak.

"Saya setuju dengan dia pak, bukannya kami lancang tapi itu akan membuang-buang waktu saja," sahut siswa berambut pirang menimpali.

Terlihat pria dewasa itu menghela nafas berat, kemudian mengangguk. "Baiklah. Perkenalkan nama saya Bryan Frank, kalian boleh panggil saya Bryan. Sebelumnya saya mengajar disekolah SMA Tunas Bangsa, saya sangat berterima kasih kepada kepala sekolah disini karena sudah memberikan kepercayaan terhadap saya untuk menggantikan posisi Pak Hendri," jelas Mr. Bryan panjang lebar.

"Maaf sebelumnya, saya ingin membuat beberapa peraturan selama pelajaran berlangsung. Mungkin ini akan memuakkan bagi kalian, tapi mengandung makna untuk kalian sendiri.

Pertama, selama pelajaran saya berlangsung ketika kalian bicara harus menggunakan B. Inggris.

Kedua, setiap dua kali pertemuan kalian harus menyetorkan speech act kepada saya berupa pelafalan.

Ketiga, saya tidak suka dengan siswa-siswi yang berbohong atau banyak alasan apalagi komentar." Pria dewasa itu melanjutkan ucapannya berupa aturan sambil tersenyum misterius.

Setelah Mr. Bryan menyelesaikan ucapannya, dapat terlihat jelas hampir semua siswa-siswi berwajah masam dan keruh namun dia hanya bersikap acuh karena memakluminya.

"Nah, sekarang giliran satu persatu dari kalian maju ke depan kelas untuk memperkenalkan diri kalian," ucap Mr. Bryan tenang.

"Kenapa harus maju ke depan pak? Tinggal membaca daftar hadir juga bisa," protes siswa yang bername tag Aan Kurniawan itu dengan wajah masam.

"Iya pak, kaya tahun ajaran baru saja," siswi bername tag Angeline misuh-misuh tidak menyetujuinya.

"Saya sih setuju-setuju saja pak, cuma takut kalau lidahnya keseleo," sahut siswi berambut panjang sambil terkikik sendiri karena alasan tersebut.

"Justru ini awal kalian melatih pelafalan B. Inggris, jangan malu apalagi takut. Nanti lama kelamaan akan menjadi terbiasa dengan sendirinya," ucap Mr. Bryan tulus memberi support terhadap muridnya.

Mendengar ucapan Mr. Bryan yang penuh dengan penegasan membuat mereka mau tak mau harus melakukannya.

"Nah, saya akan menyebut satu persatu nama kalian dari daftar hadir secara acak," jelas pria dewasa tersebut sambil tersenyum tipis, tentunya membuat hati siswa-siswi merasa deg-degan tak karuan.

"Callista Ainsley,"

Begitu Mr. Bryan usai menyebutkan nama tersebut, semua siswa-siswi serempak menoleh kearah sang empu pemilik nama yang kini sedang berjalan kedepan kelas sambil menundukkan kepalanya karena merasa minder, selain itu dia pun mempunyai sifat pemalu dan pendiam.

Gadis itu terlihat menarik nafas dalam-dalam untuk menghilangkan kegugupan nya, kemudian segera melakukan sesi perkenalan tersebut.

"Hi! My name is Callista Ainsley, you can call me Lista. My address is in the dandelion gang I complex," ucap Lista dengan menggunakan B. Inggris yang fasih.

"Wow it turns out that you are very fluent in English!" Ungkap Mr. Bryan kagum, "by the way are you of Chinese descent?" Tanyanya.

"no, I'm originally of Indonesian descent," sahut Lista sambil tersenyum kikuk.

"Sorry, I thought you were of Chinese descent. because if judged by skin color and slanted eyes." Mr. Bryan merasa bersalah.

"No problem sir," kata gadis itu sambil tersenyum sangat tipis.

"One more question," ucap Mr. Bryan dengan ekspresi tak terbaca. "do you have someone you like in this class?" Tanyanya sambil tersenyum jenaka.

"No," jawab Lista singkat.

"Ok, terimakasih Lista. Sekarang kau boleh duduk," ujar Mr. Bryan sambil tersenyum tipis.

Lista hanya menganggukkan kepalanya saja, lalu kembali duduk di bangku miliknya. Satu demi satu siswa-siswi maju kedepan kelas melakukan sesi perkenalan tersebut, hingga menyisakan seorang siswa yang menarik perhatian sebagian siswi termasuk gadis pendiam itu.

"Hi! My name is Kelvin Lindsey, you can call me Kelvin. My address in the Lily gang X complex," ucap pria berparas bak dewa Yunani tersebut sambil tersenyum menawan.

"wow it turns out you are as fluent as Lista!" Ungkap Mr. Bryan antusias. "Are you interested in any of the girls in this class?" Tanyanya.

"Yes," sahut Kelvin mantap.

"Who's?"

"Someone," ucap Kelvin sambil tersenyum misterius.

Lantas hal ini membuat sebagian besar siswi didalam kelas tersebut merasa percaya diri, bahkan ada yang menerka-nerka jika dirinyalah seseorang itu. Berbeda dengan Lista, si gadis pendiam itu merasa penasaran dengan sosok yang mampu menarik hati seorang Kelvin Lindsey.

"Someone? Kira-kira orangnya siapa ya?" Bathin gadis pendiam itu penasaran.

"I hope that someone is sensitive to your feelings," kata Mr. Bryan tersenyum geli. "Ok, kau boleh duduk kembali," sambungnya mempersilahkan pria berparas dewa Yunani itu duduk ditempatnya.

Hampir semua pasang mata melirik kearah Kelvin saat pria itu kembali duduk di bangku miliknya, tanpa sadar Lista melakukan hal yang sama sehingga membuat teman sebangkunya merasa heran namun tatapannya sinis ketika berhasil menemukan titik objek gadis tersebut.

"Kenapa lihatin Kelvin sampai segitunya?" Tegur siswi berambut sebahu dengan wajah kesal yang kentara.

"Ah, siapa juga yang lihatin Kelvin?" Sahut gadis pendiam itu kikuk.

"Siapa lagi kalau bukan lo?" Tanya Monica, teman sebangku Lista.

"Gak kok, lo yang salah lihat kali," kata Lista berusaha meyakinkan temannya.

"Bodo amat, dia percaya atau nggak. Intinya gue udah penasaran sama seseorang yang dimaksud Kelvin," sambungnya dalam hati.

To be continue...

Next chapter