39 Menukar Lobster

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Setelah berbicara dengan Lu Beixiao hingga tengah malam, keesokan harinya Ye Qiao berjalan-jalan sembari menikmati kampung halamannya.

Desa ini masih sama dengan yang Ye Qiao ingat, miskin dan sederhana. Anak-anak berlarian tanpa alas kaki, teman-teman lama Ye Qiao setelah lulus SMP, ada yang bekerja, ada yang diam di rumah, dan ada yang menganggur lalu membentuk geng preman kampung.

Teman-teman lelaki Ye Qiao itu, setelah dua tahun kemudian dan memiliki dua kamar di rumah, baru bisa menikah dan punya anak. Jika mereka tidak ingin hidup bergantung pada orang tua, mereka akan bertani.

Kalau teman perempuan Ye Qiao, jika sudah menemukan lelaki yang baik, merekapun menikah. Hidupnya hanya tentang tumbuh menjadi gadis cantik lalu mencari lelaki baik. Bisa makan dan minum dengan baik, bagi mereka itu sudah cukup.

Untuk kuliah, mereka agak enggan melakukan itu.

Apalagi setelah tahu kasus Qiao Tian, pepatah "Menimba ilmu tak ada gunanya" semakin dipuja-puja oleh warga desa ini.

"Anakmu mau sekolah dimana lagi? Dua tiga tahun setelah sekolah, ujung-ujungnya menanam sayur dan memberi makan babi. Kalau sudah besar baru dikirim ke pabrik garmen, satu tahun kemudian bisa mengumpulkan uang 3.000 yuan!"

"Buat apa sekolah? Lihat anaknya Keluarga Qiao itu. Setelah lulus, ijazahnya tidak bisa diambil, bagaimana bisa melamar kerja? Sia-sia kuliah, buang-buang uang saja!"

Gosip yang seperti itulah yang Ye Qiao dengar selama dua hari ini.

Walaupun keluarga Qiao miskin, tapi anak-anaknya, termasuk Ye Qiao, semua bisa sekolah hingga universitas. Bahkan Qiao Xingmin adalah lulusan SMA. Ketika Qiao Xingmin tidak bisa kuliah, ia sangat menyesal. Orang yang bersekolah bisa mengerti manfaat belajar. Meski keluarga Qiao miskin, tapi Qiao Xingmin takkan membiarkan anak-anaknya putus sekolah.

Kakak perempuan angkat Ye Qiao lulusan SMP. Namun karena nilainya tidak mencukupi, ia tidak bisa lanjut sekolah.

Kakak laki-laki angkat Ye Qiao, Qiao Tian, sangat luar biasa. Setelah lulus SMP, ia berhasil lulus ujian masuk institut dan mengenyam pendidikan di sana selama lima tahun. Di zaman ini, lulus SMP saja masa depannya sudah terjamin cerah, apalagi lulusan institut.

Ketika Ye Qiao berusia 12 tahun, juga tidak putus sekolah.

Sore harinya, Ye Qiao duduk-duduk di bawah pohon besar di sebelah kolam sambil melihat anak-anak memancing lobster air tawar. 

Besok Ye Qiao baru bisa mengunjungi kakak laki-lakinya di Kota N dengan menaiki kereta api.

Ye Qiao meregangkan pinggangnya agar rileks dan tidak memikirkan kekhawatiran apapun. Untungnya ia sekarang hidup lagi, jadi dirinya tidak akan membuat Keluarga Qiao menderita!

Anak-anak yang berada di sebelah rumah Keluarga Chen sudah mengumpulkan lobster air tawar hampir separuh ember. Di zaman ini, lobster air tawar tidak menjadi makanan enak. Mereka memancingnya hanya untuk bermain dan berlomba mendapatkan paling banyak. Ketika lobster itu dibawa pulang pun, orang dewasa tidak mau memasaknya. Kebanyakan dari mereka akan memasak dan memakannya sendiri.

Siapa sangka, 20 tahun kemudian, lobster menjadi makanan yang paling dicari. Harganya bisa puluhan yuan per kilogram, lebih mahal dari udang!

Selain itu, ada banyak masakan lobster, seperti Lobster Bumbu Pedas, Shisanxiang Lobster, Lobster Bumbu Bawang dan lainnya.

Ah! itu semua enak sekali!

"Qiang, masih ingat kakak tidak?" Ye Qiao tersenyum sambil menghampiri salah satu anak yang dikenalnya, anak yang lebih tua satu tahun dari anak-anak lainnya. 

Bocah 12 tahun itu menggeleng. Melihat gadis cantik nan modis seperti di gambar-gambar, ia tersipu.

"Aku Kak Qiao Ye. Lobster-lobster itu kau jual, tidak? Aku akan membelinya seharga lima sen, ya?"

Lima sen! Banyak sekali! itu bisa dibuat membeli pistol semprot!

Si Qiang mengangguk tanpa berpikir panjang. Kemudian ia mengambil baskom yang ada di sebelah adiknya, dan menuangkan semuanya ke ember, "Ini semuanya!"

Akibat semua lobsternya diambil kakaknya tadi, adik Qiang menangis. Segeralah Ye Qiao menenangkan dengan memberi permen susu bentuk kelinci pada gadis mungil itu. Bagi orang desa ini, susah sekali bisa makan permen susu. Adik Qiang pun gembira tidak terkira.

Anak-anak lain yang tahu adik Qiang bisa dapat permen susu, mulai cemas, dan langsung menuangkan hasil tangkapannya ke ember Qiang, lalu meminta Ye Qiao untuk menggantinya dengan permen susu.

"Oke, oke, semua dapat, semua dapat!" Ye Qiao gembira, sambil memberikan semua permen susu yang tersisa.

Ketika Ye Qiao kembali ke rumah sambil membawa seember lobster air tawar, ayah angkatnya mengerutkan alis, "Gadis bodoh, lobster ini apa enaknya? Mending mintalah ibumu beli udang besok pagi."

---

Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.

Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.

Terimakasih atas pengertian Anda.

avataravatar
Next chapter