1 prolog

Kring....kring.... jam Walker berbunyi tepat jam 8 pagi tapi sang empu masih terlelap dalam mimpinya.

Gadis tersebut bernama Bora Santika Paradista bisa di panggil Bora ia lahir di kota Jogjakarta di besarkan di kota Jakarta tempat tinggal nya saat ini. Ia tinggal bersama orang tua dan ia mempunyai kedua kakak laki-laki. Bora anak terakhir dari pasangan Bambang dan Sari.

Saat ini Bora baru lulus dari SMA Negeri 1 Jakarta , ia mendaftarkan di kampus ternama di daerah Jakarta Pusat bersama teman-teman nya.

Tok....

Tok....

" nak bangun udah siang bukannya ini hari pertama kamu masuk kuliah" ucap bunda Sari.

" hmm...5 menit lagi Bun , Bora masih ngantuk" Bora kembali menarik selimut nya.

Sang bunda merasa geram terhadap anak perempuannya tanpa basa basi sang bunda langsung memasuki kamar anaknya yang masih tertutup rapat kordennya.

"Astaghfirullah punya anak perempuan kok gini. udah di pasang jam Walker tetep molor apa lagi enggak di pasang bisa jadi bangunnya siang" ucap bunda Sari sambil menarik selimut yang masih di pakai oleh Bora.

" bangun nak " bunda Sari menepuk pipi sang anak yang tak kunjung bangun.

bunda Sari beranjak dari tempat tidur anaknya dan berjalan menuju korden. semua korden di buka dan AC di matikan.

" uh...kok panas sih" ucap Bora.

" bagus ya jam segini baru bangun!! sudah bunda bangunin eh malah masih tidur pulas" bunda Sari menjewer telinga anaknya agar segera bangun.

" Aw...Bun sakit telinga Bora" keluh Bora.

Bunda Sari menyodorkan jam Walker yang berada di atas nakas" lihat jam berapa sekarang?".

Seketika mata Bora melotot ke arah jam tersebut.

"huwaa....bunda kenapa enggak bangunin Bora sih kan Bora jadi telat ke kampusnya" ucap Bora.

Pletak..... sang bunda menyentil kening anaknya " bunda udah bangunin kamu aja yang masih molor, jadi bukan salah bunda".

"sana mandi habis itu baru berangkat kuliah" sebelum meninggalkan kamar anaknya sang bunda menyempatkan mencium kening anaknya.

" ciye bunda perhatian benget sama anaknya " ucap Bora yang masih duduk di tepi ranjang.

" fix bunda enggak mau kirim uang lagi , bye "

brak...

Sang bunda membanting pintu anaknya.

Bora telonjak kaget saat mendengar bantingan pintu kamarnya.

" astaghfirullah sadis banget bunda gue jadi ngeri " Bora bergidik ngeri sambil mengusap kedua lengannya.

Setelah beranjak dari tempat tidur niat nya mau mengambil handuk yang berada di gantungan baju , baru tiga langkah Bora merasakan perutnya tidak enak. Ia berjalan cepat ke arah kamar mandi.

Sudah empat kali mengeluarkan semua kotoran yang berada di perutnya namun tak kunjung berhenti. Sampai mengeluarkan keringat dingin di dalam kamar mandi , ia tak sanggup berdiri badan terasa lemas tak bertenaga.

Dalam hitungan menit Bora pingsan di dalam kamar mandi dengan keadaan keringat dingin dan wajah sudah mulai pucat.

Sang bunda merasakan firasat buruk ke anak perempuan nya. bunda Sari bergegas menuju kamar anaknya.

Setelah memasuki kamar anaknya bunda Sari tak melihat keberadaan Bora. bunda Sari mencari di setiap sudut kamar anaknya namun nihil keberadaan nya tidak ada.

Rasanya bunda Sari cepat-cepat ke arah pintu kamar mandi. dengan rasa dag Dig dung bunda Sari mencoba membuka pintu kamar mandi " loh kok di kunci dari dalam , pasti di dalam ada Bora"

Bunda Sari mencoba menggedor pintu tapi nihil tak ada jawaban dari dalam.

"ini gimana cara buka nya , sayang kamu ada di dalam nak? " tanya bunda Sari dengan rasa cemas.

" Bora kamu ada di dalam kan? sebentar ya nak bunda mau cari kunci cadangan" bunda Sari berlari kearah lantai satu menuju arah dapur. Kebetulan ada pembantu ia menanyakan keberadaan kunci cadangan kamar mandi.

" bik tolong bantu saya cari kan kunci cadangan kamar mandi Bora" perintah bunda Sari.

" njih nyonya saya akan mencarikan kuncinya" sang pembantu pun bergegas mencari barang yang di maksud majikannya.

Setelah menemukan kuncinya sang pembantu menyerahkan kunci cadangan ke arah nyonya nya.

"ini nyonya kunci nya" ujar pembantu.

bunda Sari menerima kunci cadangan dari tangan pembantu " terimakasih bik " .

" sama-sama nyonya , permisi " sang pembantu melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda.

Setelah menerima beri an dari pembantu nya bunda Sari melangkah kaki nya menuju kamar mandi yang berada di kamar Bora.

Bunda Sari memasukan kunci di lubang gagang pintu

ceklek....

pintu terbuka tepat di depan pintu terdapat seorang manusia pingsan di lantai kamar mandi.

" Bora!!! kamu kenapa nak , loh tubuh kamu dingin banget" bunda Sari memeriksa tubuh anaknya.

Tolong!!.....tolong!!....

Teriakan nyonya nya terdengar dari bawah. Sang pembantu berlari tunggang langgang ke arah sumber suara. Betapa terkejutnya nona pingsan di dalam kamar mandi dengan keadaan pucat pasi.

" hiks....bik tolong saya bantu angkat anak saya ke dalam mobil hiks..."

" baik nyonya" ucap pembantu.

Sampai di dalam mobil Bora berada di pangkuan bundanya. Di dalam mobil terdapat 3 orang yaitu bunda Sari , pembantu dan sopir pribadi keluarga pak Bambang.

Bunda Sari tak henti hentinya menangis memandangi putri nya yang keadaan lemas.

Telah sampai di Rumah Sakit umum yang jaraknya sekitar satu jam dari rumahnya.

" bik tolong panggilkan perawat dan sekalian bawa brankar " perintah bunda Sari.

Sang pembantu menuruti perintah majikannya demi nona nya agar cepat pulih. Tak lama kemudian datang lah tiga perawat dan satu brankar.

Bora di pindahkan ke brankar oleh perawat. perawat tersebut setengah lari menuju ruang UGD agar pasiennya cepat tertolong.

Bunda Sari langsung menelepon suaminya dan kedua anaknya.

" halo yah hiks...Bora masuk UGD cepat datang kemari sekalian ayah kasih tau kedua kakaknya Bora hiks..." ucap bunda Sari lewat telpon sambil menangis tersedu.

Sang pembantu mencoba menenangkan majikannya agar tenang.

Dua puluh lima menit kemudian datang lah pak Bambang berserta kedua anak laki-lakinya.

" Bun ada apa sama Bora? kok bisa masuk UGD coba bunda jelaskan ke ayah" pinta ayah Bambang.

Kedua anak laki-lakinya menyimak ucapan bunda nya.

" begini yah awalnya bunda membangunkan Bora agar segera mandi dan berangkat ke kampus. setelah anaknya sudah bangun bunda turun ke bawah untuk menyiapkan sarapan buat Bora. Entah kenapa perasaan bunda enggak enak di pikiran bunda langsung terbesit nama Bora. Bunda langsung menuju kamarnya , setelah masuk ke kamarnya orangnya enggak ada tapi perasaan bunda ke arah pintu kamar mandi yang masih terkunci dari dalam. Bunda udah menggedor gedor pintu tapi enggak ada jawaban. dan ternyata Bora pingsan di dalam dekat WC waktu menepuk pipi Bora tubuhnya sudah dingin dan pelipisnya di penuhi keringat dingin" ucap bunda Sari.

Bersambung...

avataravatar
Next chapter