webnovel

Kau Tuntun Aku Ke Syurga

Rosemary,perempuan penjaja cinta yang tak sengaja dipertemukan takdir pada sosok Radit,pria alim yang berbeda 180° dari dirinya.Awalnya ia hanya menggoda,meledek,dan mempermainkan pria itu tanpa bermaksud serius.Namun siapa sangka,Tuhan punya rencana. Sebuah kecelakaan merubah tatanan hidup Rose.Ia yang dulu dipuja kini ditinggalkan pemirsa.Rose terpuruk.Bukan karena materi yang tak lagi dapat dihasilkan tubuh indahnya,tapi justru lebih karena luka dari akibat kecelakaan itu yang menjadikannya penyandang disabilitas. Merasa bertanggung jawab,Radit mengajukan diri menjadi suami.Dan perjalanan cinta penuh warna mereka pun di mulai.

Nahliah · Teen
Not enough ratings
2 Chs

BAB 1

"Pelacur"

Nadanya pelan tapi menusuk.Diucapkan dengan setengah berbisik, samar-samar terdengar memang tapi Rose tahu ada unsur kesengajaan dari gelagat si empunya mulut.

Marah?Jelas!!!!.Perempuan mana yang tidak marah disebut demikian.Walaupun Rose sendiri tak sepatutnya bereaksi berlebih,sebab ia sendiri tak menyangkalnya jika harus berkata jujur.

Salah memang jalan yang ia ambil.Rose juga sudah lelah,ingin segera pensiun.Tapi jika ingat bermulut-mulut mungil yang butuh bukan hanya sesuap nasi,ia kesampingkan egonya.Ia tekan rasa penatnya.Sebab, hidup bukan hanya bicara makan.Kalau sekedar untuk menutup rasa lapar perutnya yang ramping,kuli cuci pun bisa jadi solusi.Selesai.

Ini berbeda.Rose tidak bisa pura-pura menutup mata.Mereka adalah keluarganya.Walaupun kenyataan itu tidak sepenuhnya benar,tapi anggaplah begitu.Karena mereka adalah,,,,,,,,,

Ah sudahlah.

Rose menghela napasnya.Ceritanya terlalu panjang dan,,,,,,,

MENYAKITKAN.

Seuntai kata itu menggema direlung hatinya.

Entah bagaimana gema itu mampu meredam rasa panas dadanya.Rose kembali membuka mulutnya,mengambil suapan entah yang keberapa seraya berujar dalam hati,apa salahnya memanfaatkan pemberian Tuhan pada kita.

Tak salah memang,sebagai perempuan,Rose diberkahi banyak kelebihan.Kulit putih mulus,wajah cantik nan ayu,rambut hitam panjang tergerai,tubuh proporsional,mata bulat indah,tidak terlalu tinggi tapi racikannya pas,begitu kata sebagian pria hidung belang yang pernah tidur dengannya.Apa lagi bibirnya.Hampir semua pria sepakat jika ditanya bagian mana yang paling menarik dari tubuh Rose adalah bibirnya.Dan Rose paling lihai menggunakannya.Menarik laki-laki dengan gerakan-gerakan menggoda.Tak peduli ditempat umum.Acuh tak acuh dengan harga diri.Toh yang penting ia dibayar.Titik.

Dan siapalah dia?Perempuan itu.Si mulut sampah.Yang bisanya berkomentar pedas, berbisik-bisik dibelakang,menjudge orang tanpa tahu cerita dibaliknya.

Mata Rose masih belum berpaling dari perempuan itu.Harus dikasih pelajaran nih orang.Sedetik kemudian ide itu muncul di kepalanya.Jemari lentiknya terangkat.Senyum sumringahnya terlukis.Seakan tahu apa yang akan didapatkannya beberapa menit kemudian.

"Mas,,,,,".

"Sama,,,,,,meja yang disana?"

Ujar si pelayan restoran.Mengulang kata-kata Rose.Sekedar meyakinkan diri bahwa telinganya tak salah dengar.

"Iya,,,"

Jawab Rose jengah.

Si pelayan menatap Rose lekat-lekat.

"Baik,,,!!!"

Katanya mantap.

Dasar laki-laki.Kerjaannya nyari kesempatan mulu.Maki Rose dalam hati.Rose seorang pro,makanya ia tahu betul apa yang ada di otak pelayan itu saat memandang lekat bibirnya tadi.

Si pelayan berjalan menuju meja kasir dengan senyum mesum,otaknya dipenuhi fantasi.Tentang bibir,mulut,dan kalian tahu sendirilah.Sesuatu yang menjijikkan.Kotor.

Kemenangan!!!!.

Ya,satu kata itu terngiang-ngiang di kepalanya.Padahal Rose sadar betul perang belum juga dimulai.

Rose mantap berdiri.Merenggangkan kursinya kebelakang lalu berjalan anggun menuju tempat perempuan itu duduk yang berjarak dua meja dihadapannya.Inilah waktunya.Waktu dimana ia harus menyumpal si mulut busuk agar baunya tidak menyebar kemana-mana.

Prakkk.Suara meja digeprak.Suaranya tidak terlalu keras, karena memang tidak dimaksudkan untuk menarik perhatian khalayak.Biarpun begitu tetap saja mampu menghasilkan derit dan getar disana.Itu sengaja dilakukan Rose hanya untuk pemilik meja nomor delapan.

Kedua telapak tangan Rose masih melekat erat permukaan meja.Seperti hendak memberi tahu bahwa ia adalah sang pemegang kendali.

"Maaf,,, tadi Anda ngomong apa?saya kurang begitu jelas?"

Mata Rose menusuk tepat pada kornea mata perempuan berbaju krem saat mengucapkan kalimat itu.

Cihhh.Anda??!!!!

Jijik si perempuan berbaju krem itu dalam hati.Loe kenal gw,gw kenal loe.Dasar lonte.

"Mbaknya aja yang salah denger kali,,,"

Jawabnya mengelak.

Kedua pasang mata itu saling menyorot kebencian.Kebencian yang tertanam sejak lama.Bertahun-tahun yang lalu.Ketika masih berseragam putih abu-abu.Ditambah kejadian setahun silam.Yang membuat kebencian itu semakin menjulang tinggi seperti gunung berapi.

"Kalo gak salah mbanya bilang pelacur atau apa gitu,,,???"

Tukas Rose datar,seakan kata "pelacur" tak bermakna apa-apa,bukan sesuatu yang memalukan.Bukan aib yang mesti disembunyikan.

"Mbanya lupa ya,suaminya juga pernah pake jasa saya loch dulu,eh suami,,,,"

Refleks Rose menutup mulutnya dengan sebelah tangan.Pura-pura keceplosan.

",,,,,,mantan,,,,,mantan suami".

Rose tertawa mengejek.

"DASAR PELACUR,,,!!!!!"

Termakan akhirnya.Rose bersorak dalam hati.Puas.

Makian keras itu sontak menarik pengunjung resto.Berpasang-pasang mata tertuju ingin tahu.Sebenarnya ini ada apa?!!.

"Udah Ul,,,,"

Reina,sahabat Aulia,si perempuan berbaju krem mengambil langkah antisipasi.Menahan emosi yang hampir memuncah keluar dalam diri Aulia dengan sebelah tangannya.Keadaan makin gak terkendali pikirnya.Ini harus dihentikan.

"Istri sama pelacur itu gak ada bedanya kok, sama-sama ngasih kenikmatan,dan kita,,, sama-sama,,,ngasih kenikmatan,,,,,pada pria yang sama,,,,"

Rose cerdas mengolah kata.Penekanan dalam tutur kalimat yang dilontarkannya mampu membuat sang lawan bicara tak berkutik.Ditambah mimik wajah yang dibuatnya, semakin membuat kalimat itu tajam bagai belati.

"AAaaa,,,"

Aulia kalap.Dendam ini harus dibalas sekarang.Tak sabar ia ingin menjambak rambut Rose, merontokkan gigi-giginya,merusak wajahnya.Tapi lagi-lagi langkahnya terhenti.Nay, sahabatnya yang satu lagi mencengkeram erat lengan kanannya.Memaksanya menunda pembalasan.

"Jangan diladenin,,,,"

Reina mengusir Rose dengan sorot matanya.Rose tetap tenang.Ia membalas sama, tanpa kata-kata,hanya memandangi outfit yang dipakai perempuan berkerudung panjang itu dengan tidak sopan,dari atas sampai bawah.Penilaian yang membuat sorot mata Reina menajam.

Jadi kayak gini tipenya.

Bathin Rose kemudian berlalu pergi.

Tepat di langkah ketiganya,Rose berhenti.Menoleh kebelakang seraya beraksi,

"Sttt,,,,jangan teriak malu sama orang-orang, harusnya bilang TERIMA KASIH,,,,".

Rose keluar dari arena pertempuran itu, diiringi beragam sorot mata pengunjung.Ada yang dengki,heran,kaget,takjub dan mesum.Dan Rose tak peduli, karena rasa malunya sudah menguap sejak lama.Ia malah seakan sengaja mempertontonkan keindahan tubuhnya dengan berlenggak-lenggok didepan mereka tanpa malu.

"Anggap aja promosi,,,,"

Gumamnya pada diri sendiri.

"Kenapa sih kalian malah nahan aku?perempuan murahan kayak dia itu harus sekali-kali dikasih pelajaran.Biar tahu diri,,,"

Kesal Aulia pada dua sahabatnya.Rose sendiri sudah hilang dari pandangan mereka.Keadaan restoran pun sudah kembali normal,walau masih ada yang berbisik samar-samar.

"Udah Ul,malu,,,,"

"Biarin,,,,"

"Kalo kita ngeladenin dia,kita itu sama gilanya,,,"

Aulia terdiam.

"Udah,,,lebih baik kita balik,kita pulang yah?"

Nasehat Reina penuh kesabaran.

Aulia mau tidak mau mengangguk.Menyetujui keputusan yang diambil sahabatnya.

Reina melambai pada salah satu pelayan.Meminta nota pembayaran makanan mereka.

"Maaf mba,sudah dibayarkan sama mbak yang tadi,,,,,"

Jawaban si pelayan sontak membuat Aulia terkesiap.Kaget,marah,dan,,,,,,,

"BOOM,,,,,!!!!"

Amarah Aulia meledak hebat.Lengkingannya menyita perhatian seluruh pengunjung mall.

"Aiiiiiii,,,,,!!!?!!!!!"

Hanya Rose yang tetap berjalan gontai menuruni anak tangga ke lantai satu tanpa ekspresi.Tak peduli.Karena semua memang sudah diprediksinya dengan teliti.

Tetap sama.Tidak berubah dari dulu.Kalau marah-marah pasti langsung teriak kemudian mencak-mencak gak jelas.Dan Rose yakin sekarang pasti tuh perempuan sedang adu mulut pada pelayan soal pembayaran.Aulia tak akan sudi menerima.Pasti bakalan ngotot bayar sendiri.Mana mau ia menerima pemberian dari pelacur macam dia.Wanita yang merusak rumah tangganya.

Rose berlama-lama didepan pintu utama mall yang terletak di Jakarta Barat itu.Pikirannya kalut makanya ia segera mengambil bungkusan rokok yang tersimpan dalam tas jinjingnya.Segera menyalakannya dan menghisapnya kuat-kuat.Cuma batangan ini yang mampu mengobati rasa gundahnya.

Tiba-tiba klakson menyentak kekalutannya,menyeretnya ke dunia nyata.Rose bergeming memandangi sebuah mobil hitam yang berhenti tepat dihadapannya.Kaca mobil bagian depan sebelah kiri perlahan terbuka.Sesosok laki-laki bertubuh kekar menyembul disana.Mengangkat alis tanda menggoda.Tahu sama tahu.

Rose segera bereaksi.Mengambil handphonenya,mengetik kata cancel dan mengirimnya pada sebuah nomor,lalu beringsut membuka pintu mobil itu sambil tersenyum menggoda.

Promosi berhasil.