webnovel

1.Hujan.....

"It's a fucking life to me" terdengar suara seorang perempuan berteriak dari sebuah rumah mewah yang berlokasi di pinggir jalan. Suara Zara yang begitu memekik, mampu mengalahkan gemuruh geluduk dan petir yang menggelegar di malam itu.

Zara seorang perempuan berusia dua puluh lima tahun. Zara memiliki tinggi badan kurang lebih 160cm, kulit nya berwarna sawo matang, mata nya sipit dengan bola mata kecoklatan. Zara seorang perempuan yang selalu terlihat cantik meski tanpa riasan wajah nya.

Zara membuka pintu rumah nya dan melangkah keluar rumah meski petir seakan ingin menyambar nya saat itu namun tak menghentikan langkah nya. Zara terus berjalan ditengah deraian hujan dengan penuh emosi dan air mata yang mengalir di pipi tembem nya. Kepala Zara terasa seperti membengkak dan akan segera meledak saat itu sangking dipenuhi emosi saat itu.

Zara perempuan tomboy berambut panjang ikal. Zara istri dari Raditya Ananta seorang laki-laki berusia dua puluh tiga tahun, yang merupakan seorang pewaris tunggal dari keluarga kolongmrat.

Zara terpkasa menikahi Radit yang tak lain adalah anak dari ayah angkat nya. Selain karna hutang budi, Zara pula terpaksa menikahi Radit karna Radit telah mengahancurkan masa depan Zara dengan memperkosa Zara ketika Zara baru tamat sekolah.

Radit seorang pecandu narkotika. Radit sendiri sebenar nya berusia dua tahun lebih muda dari Zara. Namun akibat kecanduan nya pada narkotika, membuat hidup nya menjadi begitu berantakan dan tak terarah. Puncak nya malam ini Radit kembali berulah dengan berpesta barang haram di rumah bersama teman-teman nya.

Dalam derain hujan, air mata Zara yang jatuh seakan mengalahkan deras nya deraian hujan yang jatuh malam itu. Saat Zara hampir sampai pada mobil nya, dari arah dalam rumah terdengar suara Radit berteriak mencoba menghentikan kepergiannya malam itu.

"Zara kamu mau kemana? jangan pergi sayang, dengarkan aku dulu?!" bujuk Raditya dengan suara lirih,wajah nya tampak semraut, bagian bawah mata nya menghitam, bola mata nya terlihat memerah, kelopak mata nya terasa berat dan sulit untuk dibuka dan rambut nya acak-acakan. Jelas terlihat bahwa Radit sedang dalam keadaan sangat kacau saat itu.

Zara yang sedang berapi-api emosi nya tak menghiraukan apapun perkataan Raditya. Kaki nya terus melangkah semakin cepat menuju mobil hitam nya yang terparkir dihalaman depan rumah nya.

"Tunggu Zara tunggu, kamu dengerin aku dulu! Aku janji ini yang terakhir, aku janji aku gak akan ulangi ini lagi, sumpah Ra sumpah!!" kata Radit sambil memegangi tangan Zara yang sedang membuka pintu mobil nya.

Dengan penuh emosi Zara langsung masuk ke dalam mobil dan langsung ditutup nya kembali pintu mobil nya dengan satu hentakan yang keras. Zara yang sudah basah kuyup dari ujung rambut sampai ujung kaki langsung menyalakan mobil, dan sebelum pergi meninggalkan Radit, Zara menurunkan kaca mobil nya untuk sedikit meluapkan amarah nya pada Radit.

"Mau nunggu apa lagi ha? Apa lagi?! Teriak Zara memekik sambil menangis.

"Aku harus nunggu apa lagi Dit? Sampai kapan aku harus nunggu?!Nunggu kamu berubah atau nunggu kamu mati Dit?!!" kata Zara lagi menyambung perkataan marah nya kepada Radit.

Dinginnya guyuran hujan malam itu rupa nya tak mampu meredam amarah Zara, darah Zara seakan sudah mendidih dalam emosi. Zara yang sangat marah langsung menghempaskan tangan Radit yang menggenggamam tangan nya dari jendela mobil.

"Minggir kamu! Menyingkir dari jalan ku, dan kalau bisa menyingkir dari dunia ini Dit!" Teriak Zara semangkin memekik sambil mendorong Radit dari jendela mobil nya dan Zara menaikan kembali kaca mobil nya sambil terus menangis.

Radit yang sedang dalam keadaan kacau, terjatuh oleh dorangan Zara yang begitu kuat. Radit terpelanting dan tergeletak pasrah tak berdaya ditengah guyuran hujan deras malam itu.

Sambil menangis Zara menghidupkan mobil dan mundur dengan perlahan, secepat kilat Zara langsung memutar stir kearah kiri menuju gerbang rumah nya, kemudian Zara langsung menginjak gas dan meninggalkan Radit yang tergletak di tengah guyuran hujan begitu saja.

"Aku harap petir ini akan menyambar nya Tuhan!!aku muak dengan semua ini!!" teriak Zara didalam mobil nya sambil memukul-mukul stir mobil nya. Zara masih terus menangis. Zara melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi meski sebenar nya tanpa tujuan.

Dalam deras nya hujan yang turun malam itu, dari balik pagar besi di seberang rumah Zara dan Radit, ada seorang lelaki berbadan tinggi dan tegap, menggunakan jaket kulit berwarna hitam yang secara diam-diam memperhatikan pertengkaran antara Zara dan Radit dalam diam.

Di dalam mobil fikiran Zara benar-benar semraut, air mata nya terus berderai. Zara tidak memiliki tempat tujuan malam itu. Zara seorang perempuan yatim piatu, satu-satunya kerabat sekaligus keluarga yang dimiliki nya adalah Radit dan keluarga nya. Namun Radit juga merupakan kutukan dan kesialan terbesar dalam hidup nya.

Setelah menyetir hampir satu jam lamanya, akhir nya Zara membelokan mobil nya kesuatu arah. Dibawah jembatan layang yang panjang, tedapat tepi sungai yang tenang di sisi bawah jembatan itu. Zara mengarahkan mobil nya ke tempat itu. Kemudian dia berhenti di situ sambil terus menangis dan memikirkan apa yang di alami nya dalam hidup nya. Zara terus menyesali mengapa ia masih hidup sampai sekarang.

Zara membuka jendela mobil nya, dinikmati nya angin malam di tepi sungai itu. Zara menyandarkan kepala nya kestir mobil itu, helaian rambut panjang nya yang basah jatuh dan menutupi sebagian wajah nya yang tampak sangat sembab karna menangis.

Zara hanyut dalam suasana dingin dan hening malam itu. Air mata nya terus mengalir dari mata nya membasahi pipi tembemnya. Zara terus menangisi hidup nya, Zara terus menyesali hidupnya yang menjijikan bagaikan kutukan.

"Mamiiiiii.... kenapa mami pergi ninggalin aku sendiri?!kenapa mami sama papi tega ninggalin Zara sendiri di dunia yang kejam ini bun?!" gumaman Zara dengan mata yang mulai layu dan perlahan memejam. Mata nya mulai lelah dan sedikit membengkak karna menangis tanpa henti.

Dingin nya udara serta tenang nya tempat Zara menghentikan mobil nya malam itu, mampu membuai Zara dan membuat nya tertidur tanpa ia sadari. Zara terlayang dalam tidur dan sejenak melupakan apa yang sedang terjadi.

"Mbak....mbak....!!!" seorang wanita paruh baya menggoyang tubuh Zara dari kaca mobil nya yang terbuka.

Sangking hanyut dalam kesedihan semalam, Zara yang terus menangis ditemani hembusan angin sejuk sehabis hujan, terlena dan tanpa sadar tertidur dalam tangisan nya dimalam itu.

"Hah...??! Iyaaa" jawab Zara sambil mengangkat kepala nya dan menyingkirkan rambut panjang nya yang menutupi wajah nya. Zara sangat terkejut saat ia membuka mata, hamparan sungai yang luas dan rumput hijau menjadi pemandangan pertama nya.

Zara pun menoleh kearah wanita yang membangunkannya. Dilihat nya seorang wanita paruh baya berpenampilan rapi dan berwajah ayu. Melihat Zara yang sudah bangun, wanita itu langsung menanyakan keadaan Zara.

"Hey mbak, are you okey? Kenapa kamu tidur di sini?apa kamu sedang sakit mbak? Mau aku bantu antarin kamu pulang?" tanya wanita itu lagi kepada Zara yang masi terkejut.

"Hmmmm... iya mbak, I'am okey, dont worry! Aku gak apa-apa dan bisa pulang sendiri, thanks uda bangunin aku, aku kelelahan nyetir semalam maka nya ketiduran di sini" kata Zara menjawab pertanyaan wanita itu sambil mengikat rambut panjang nya yang berwarna colla itu.

Next chapter