webnovel

Melacak Seluruh Kota

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Di tempat tinggal pribadi Gubernur Militer yang ada di daerah Pemukiman Internasional, di ruang belajar.

Di dalam tempat tinggal tersebut, terdengar suara gemuruh guntur. Wei Chihan saat ini sedang memegang cerutu dan asap cerutunya menutupi wajahnya yang tampan.

"Ajudan Zheng! Semua para penjaga yang kamu tugaskan tidak berguna! Bagaimana bisa ada seorang pencuri yang bisa masuk ke ruang tersembunyi?!" Wei Chihan berteriak dengan marah.

Pria yang bermarga Zheng itu langsung berdiri dengan gugup..

"Brakk~" Sebuah vas jatuh ke tanah dan pecahannya tampak berantakan di lantai.

Ajudan itu gemetaran sambil berlutut di lantai. "Komandan, Anda berkata bahwa ada barang di dalam ruang tersembunyi ini yang dicuri, apakah maksud Anda adalah, barang tersebut dicuri oleh pencuri wanita tadi malam?" Ujar Ajudan Zheng.

Wei Chihan menyipitkan matanya, memikirkan wanita yang disiksanya tadi malam.

"Cari dia ke seluruh kota!" Ucap Wei Chihan yang memberi perintah.

"Aku bersumpah, aku akan menemukan wanita itu!" Kata Wei Chihan dengan nada kejam.

"Baik!" Ajudan Zheng menjawabnya dengan mantap, "Komandan, siapa nama wanita itu?"

Dalam sekejap, ekspresi wajah Wei Chihan menjadi gelap seperti kabut hitam. Ia selalu mengingat-ingat wajah wanita itu, namun mengapa ia tidak tahu namanya? Ia bahkan tidak tahu asal usul wanita itu.

Tetapi Wei Chihan dapat menebak bahwa wanita itu memiliki ikatan dengan orang-orang dari Kota Binzhou, dan tujuan utama wanita itu adalah mencuri peta pertahanan militer tentara Hunan di Kota Binzhou.

Wei Chihan menginjakkan kakinya yang mengenakan sepatu boot militer ke pecahan porselen di lantai.

Lalu ia tiba-tiba berhenti, dan sekelebat ide muncul di benaknya.

Wei Chihan pergi ke arah meja, kemudian segera membentangkan sehelai kertas di atas meja itu. Lalu ia mengambil kuas dan mencelupkannya ke dalam tinta di atas batu tinta.

Kemudian ia membungkukkan dirinya untuk melukis sesuatu.

Pikiran pria itu dipenuhi dengan wajah wanita tersebut. Wajah wanita itu tampak mempesona bak setangkai bunga yang diselimuti kabut. Wajah wanita itu terlihat tak nyata, seperti mimpi.

Waktu berlalu menit demi menit ..

Wei Chihan mengambil selembar kertas dari meja, di atas kertas itu terlihat gambar wajah Ming Yue'er.

"Ambil!" Wei Chihan memberikan gambar itu kepada Ajudan Zhang.

Ajudan Zheng segera melangkah maju dan mengambil gambar itu dengan kedua tangannya.

"Cari wanita di gambar ini, cari dia di seluruh bagian kota! Terutama di stasiun kereta api, pastikan wanita ini tertangkap!"

"Baik! Saya akan menyelesaikan misi ini dengan baik, Komandan." Ajudan Zheng mengambil foto itu dan segera meninggalkan ruangan.

Wei Chihan berjalan ke arah jendela dan memandangi taman di lantai bawah yang penuh dengan bunga.

Mata pria itu menjadi tampak lemas, kemudian ia menyeringai dan berkata, "Anak manis, kita akan segera bertemu lagi."

…...

Sementara itu, di dalam kamar yang berada di sebuah rumah kuno.

Ming Yue'er terbangun dan memegangi bahunya yang sakit. Lalu ia duduk dan memperhatikan sekelilingnya, dimana ini?

"Sudah bangun? Apa kamu lapar?" Terdengar suara seseorang bertanya kepadanya.

Ming Yue'er melihat ke arah suara itu, ada seorang lelaki berjas biru sedang memegang nampan pernis, dengan setumpuk kue dan semangkuk sup manis di atasnya.

"Siapa kamu?" Ming Yue'er bertanya kepada pria di hadapannya.

Alis pria ini tampak indah, namun ada aura suram di wajah pria tersebut.

Xiao Cheng mendekati Ming Yue'er dan menatapnya, mata wanita itu tampak sangat jernih bak mutiara.

Xiao Cheng terkekeh, "Seperti dugaanku, matamu tampak indah."

Setelah mendengar pujian dari pria ini, jantung Ming Yue'er seketika berdegup kencang, kewaspadaannya muncul secara spontan.

"Siapa kamu sebenarnya?"

"Kamu tidak perlu khawatir, aku yang menyelamatkanmu, namaku Xiao Cheng." Xiao Cheng mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Ming Yue'er.

Namun Ming Yue'er tidak mengulurkan tangannya, "Permisi Tuan Xiao, tapi ini di mana?"

Xiao Cheng sangat terkejut bahwa wanita di depannya tidak terkejut sama sekali ketika mendengar namanya. Di Kota Hai, siapa yang tidak kenal dengan Tuan Keempat Xiao.

"Apakah kamu bukan dari Kota Hai? Atau kamu baru pindah ke Kota Hai?"

Ming Yue'er mengangguk, "Benar, aku bukan dari Kota Hai, aku baru di sini selama kurang dari sepuluh hari."

Xiao Cheng tersenyum lembut, "Begitu rupanya. Saat ini kamu ada di Mansion Keluarga Xiao, mansionku."

Ming Yue'er berdiri dan menatap Xiao Cheng, lalu berkata, "Tuan Xiao, terima kasih karena telah menyelamatkanku, tapi aku harus pergi sekarang, sampai jumpa."

Ming Yue'er benar-benar ingin pergi. 

"Tunggu!" Terdengar suara dengan nada rendah.

Ming Yue'er membalikkan badannya dan menatap pria itu. "Ya Tuan Xiao, apakah ada yang bisa aku bantu?"

Xiao Cheng tersenyum dan memandangi wanita itu, ia mendekati wanita itu selangkah demi selangkah, "Kamu belum memberitahu siapa namamu?"

Alis Ming Yue'er sedikit mengerut, ia baru hari ini bertemu dengan pria di depannya itu, jadi ia rasa tidak perlu memberitahukan terlalu banyak informasi pada pria itu.

"Maaf, Tuan Xiao, aku tidak bisa memberitahumu. Aku akan mengingat kebaikanmu karena menyelamatkanku, tapi saat ini aku harus pergi karena ada sesuatu yang mendesak."

"Tunggu sebentar!" Xiao Cheng sekali lagi menyuruh Ming Yue'er untuk berhenti.

Hal itu membuat Ming Yue'er merasa kesal, "Tuan Xiao, apa yang sebenarnya kamu inginkan?"

Melihat tatapan marah wanita itu, Xiao Cheng pun mengatupkan bibirnya, kemudian tersenyum dan berkata, "Jangan terburu-buru, pakaianmu yang sekarang tidak cocok untuk dipakai di luar, di atas meja ada pakaian ganti, silahkan ganti pakaian dulu sebelum kamu pergi."

Xiao Cheng berjalan ke arah meja teh di depannya, lalu meletakkan nampan pernis di tangannya ke atas meja teh. "Dan juga, makanlah ini, jangan biarkan dirimu kelaparan."

Kemudian Xiao Cheng berbalik dan meninggalkan ruangan, lalu menutup pintunya.

Ming Yue'er mendekati meja teh itu, ada pakaian bersih di atasnya. Pakaian tersebut sepertinya sangat hangat jika dipakai, kemudian Ming Yue'er melihat ke arah pintu yang tertutup, suara langkah kaki pria itu sudah tak terdengar lagi.

Beberapa saat kemudian, Ming Yue'er pun meninggalkan Mansion Keluarga Xiao.