webnovel

MEMUNGUT SEEKOR PUTRI DUYUNG

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Sebuah pulau pribadi yang terletak di belahan bumi selatan. Vila mewah yang dikelilingi lautan. Cahaya matahari, debur ombak, serta pantai berpasir putih yang indah. Semua itu tidak membuat Mo Heng tenang. Kini, ia sama sekali tak bisa merasakan kebahagiaan maupun suasana liburan.

Mo Heng duduk di sofa sambil menggoyang-goyang segelas sampanye. Ia terus mengganti posisi duduknya, terlihat tidak tenang. Akhirnya Mo Heng mengangkat kedua kaki panjangnya di atas meja kopi marmer yang mahal dan melihat jam tangannya.

"Aku akan menunggu Chen Qiong sepuluh menit lagi, jika ia masih tidak muncul di hadapanku, maka kali ini aku akan benar-benar memecatnya!" katanya dengan nada gusar.

Chen Qiong adalah manajer Mo Heng sejak ia debut sebagai bintang cilik. Pada liburan kali ini, sebenarnya Mo Heng juga mengajak manajernya itu. Namun Cheng Qiong terus mengeluh bosan, tidak suka dengan pulau pribadi ini, dan akhirnya memilih pergi naik kapal menuju daratan seberang untuk clubbing. Ia belum belum pulang dari semalam.

Padahal saat ini Mo Heng tengah mengalami sesuatu hal yang rumit, sedang membutuhkan bantuan Chen Qiong. Tetapi manajernya itu justru tidak ada saat dibutuhkan di masa krisis. Melalaikan tugas!

Sekali lagi, Mo Heng dengan gelisah mengubah postur duduknya. Ia menurunkan kedua kakinya dan secara tidak sadar menggetarkannya. Pada saat yang bersamaan, ia mendongak dan melihat ke arah kamar tidur. Sesuatu membuat Mo Heng terkejut.

Gadis kecil seperti bola salju mungil yang ia pungut saat pulang dari snorkeling di pantai tadi, menghilang! Mo Heng segera meletakkan gelas sampanyenya di atas meja dan berdiri.

Sebelumnya, Mo Heng sempat memastikan bahwa gadis kecil itu bernafas dengan normal. Ia pun meletakkannya di tempat tidur dan menyelimutinya. Namun saat ini, tempat tidur sudah kosong dan hanya tersisa selimut yang terlempar ke samping. Selain itu, pintu kaca yang menuju kolam renang dalam kamar itu terbuka.

Mo Heng segera keluar lewat pintu kaca itu untuk mengecek keadaan. Kemudian, ia melihat perut bundar kecil berwarna putih sedang mengambang di atas air kolam yang berkilau. Siapa lagi yang bisa muncul di sini jika bukan gadis kecil yang ia selamatkan tadi?!

Melihat keadaan itu, Mo Heng merasa kedinginan dari ujung kepala hingga ujung kakinya di bawah terik sinar matahari. Bagaimana tidak, seorang anak kecil yang tak diketahui asalnya jatuh di kolam renang dan meninggal karena kelalaiannya.

Sejak debut, perjalanan Mo Heng sebagai artis bisa dibilang lancar tanpa masalah hingga ia pun naik ke puncak industri hiburan sebagai top star. Selain diserang karena sering memasang muka jelek dan bertemperamen buruk, ia tidak memiliki sejarah buruk. Namun, kejadian ini akan mendatangkan momen tergelap dalam kehidupannya.

Tidak berani berpikir panjang, Mo Heng melompat ke dalam kolam dan berenang menuju gadis kecil itu. Selalu ada secercah harapan.

Air kolam bergejolak karena gerakan Mo Heng. Gadis kecil yang awalnya mengambang di atas air dan menikmati kenyamanan terdorong ke depan oleh ombak, ia pun refleks membuka matanya dan membalikkan badan.

Ketika gadis kecil itu membalikkan badannya, ekor ikan biru keunguan yang indah dengan cahaya berkilauan disertai tetesan air yang tak terhitung jumlahnya muncul. Ekor yang berpendar seperti berlian karena cahaya matahari itu pun nampak terangkat naik dan mengepak di atas air kolam.

Di atas air kolam, gadis kecil bermahkota yang memiliki wajah bulat cantik dengan mata yang juga bulat dan gelap seperti apricot itu sedang menatap Mo Heng tanpa berkedip sambil memiringkan kepalanya. Mo Heng yang tadinya sudah berencana mengundurkan diri dari dunia hiburan menarik napas dalam-dalam dan menyelam ke dalam air.

Mo Heng seharusnya sudah tahu. Keberuntungannya selalu buruk jika bersangkutan dengan anak kecil.

Ia seharusnya tidak berbaik hati menyelamatkan gadis kecil yang tidak diketahui asalnya itu dari pantai pribadi yang ia kontrak. Anak seperti apa itu, jelas-jelas ia adalah monster! Bukan, lebih tepatnya sesuatu yang disebutkan dalam dongeng, mereka disebut putri duyung.

Melihat ekor ikan indah yang berubah-ubah warna dengan gembira berenang ke arahnya, Mo Heng secara refleks menolak dengan memundurkan diri. Namun tanpa diduga, gadis kecil itu malah melompat dan memeluk lehernya. Badannya tiba-tiba terasa berat, ia pun tidak memiliki pilihan lain selain menaikkan badannya ke atas air.

Gadis kecil itu terkikik senang seolah sedang bermain petak umpet dan ia telah berhasil menangkap lawannya.

Sejak kecil, Mo Heng tidak suka makan ikan. Ia tidak suka anak kecil apalagi ikan! Mo Heng menangkap gadis kecil itu, mengangkatnya di udara, dan bertanya sambil menatapnya, "Siapa namamu? Dari mana asalmu?".

---

Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan. 

Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya. 

Terimakasih atas pengertian Anda.

Next chapter