webnovel

Just Leave Me Alone! I dont Want Any Social Life

Jin Jinada yang terus diganggu oleh cewek bernama Shinta.

AETHER1 · Realistic
Not enough ratings
27 Chs

Chapter 8

Jam istirahat telah tiba.

Aku memang memenangkan seratus ribu.

Tetapi.

"YO Jin, Abis dapet cepek, Traktir lah." Shinta sambil memasang wajah jahatnya.

"YO Jin, yoi gue roti aja." Gigi ikutan memalak ku.

"Yoi Jin Jinada, Pangeran telah mengutusmu untuk membagi uang itu-" Divin juga ikutan. Padahal uang jajan hariannya mungkin lima kali lebih banyak dari ini.

"Iya dah, gue traktir kalian. Verly juga mau?" well why not?

Verly mengangguk. sepertinya dia sedang mengaktifkan Silent Mode.

"Jadi siapa yang akan jalan ke kantin ?" Aku bertanya kepada mereka. aku malas untuk berjalan ke kantin.

Semua terdiam, mereka ini memang ngeselin banget.

"Kita hom pim pa dulu lah, untuk menentukan siapa yang jalan ke kantin." Shinta menyarankan kami untuk hompimpa.

"Saran yang bagus Ta. kuy lah!" Kami berlima melakukan Hompimpa.

Dan.

***

Terkadang aku berfikir. dunia ini tak adil, aku yang traktir, aku juga yang membelikan mereka makanan. sadis dah. Dibalik keberuntungan selalu ada kesialan menanti. Aku keluar dari kelas yang adem ber AC dengan hati yang sangat berat. aku berjalan menelusuri lorong sekolah yang diisi oleh anak anak SMA bercanda, berpacaran dan lain lain. Melihat mereka saja sudah membuat mood untuk makan hilang.

Sesampainya dikantin, kantin itu sangat ramai, merepotkan. Please god help me.

"Jin Jinada ?"

Ada orang yang memanggil ku dan dia adalah Ayu, Aerlilyn Ayu Lestari, ketua OSIS.

"Wah Ketua OSIS." Cukup panggil dia dengan ketua osis.That's how to life in safe lane.

"Mau beli roti juga Jin ?"

Didatangi dan berbicara dengan dirinya hanyalah membuatku menjadi villain untuk semua para anak laki laki disini bila aku memanggilnya Ayu.

"Yo Ketua. Iya nih mau beli roti."

"Oh gitu, Ketua? Bukannya kemarin kita sudah sepakat kamu panggil aku Ayu?" please stop it. Seketika suasana kantin menjadi memanas dan semua mata lelaki tertuju pada ku.

"Ah iyahh." Omg, did u just push me to the villian way?

Well, Sirna sudah kehidupan ku yang ada dalam bayang bayang. Tapi memang ku akui, sangat wajar dia menjadi idola sekolahan. Saat ini dia mengikat rambutnya jadi gaya ponytail. leher belakang nya terlihat begitu putih tanpa adanya hal lain selain kulit putihnya. Pakaian sekolahnya sangat rapi Semuanya atribut sekolah, dan hal lainnya sangat cocok untuknya. Beribawa, cool, kalem. dia ini pasti kebalikan dari Shinta.

Setelah aku mendapatkan semua roti yang dipesan. aku pun berjalan keluar kantin, Ayu yang sudah mendapat duluan semua rotinya menunggu ku di tangga. Tidak ada pilihan lain selain menuju kelas bersamanya. Padahal aku sengaja untuk berlama-lama dikantin untuk menghindari hal ini.

"Jin, Kamu makan banyak juga yah haha."

"Bisa dibilang gitu sih." Konyol jika aku ceritakan. Aku yang mentraktir orang dan kalah saat memilih siapa yang harus beli ke kantin.

"Lucu ya, saat jalan sama kamu. semua cowok seakan liatin kita?" This is not funny idiot.

"Hmm, gatau juga jin, coba kamu liat deh gerombolan lima cowok itu di depan kelas 11C yang tadi liatin kita?"

"Iya kenapa?" Aku melihat mereka memandangi ku dengan aura gelap merah kelam, mereka sepertinya kumpulan cowok biasa yang ngimpi pacaran sama cewek nomor satu disekolah. Fans club kah?ohaha this shit getting real.

"Mereka berlima pernah menembak ku secara bergantian, kalau gak salah cowok itu yang pakai kaca mata itu, tiga kali menembak ku."

"Hebat juga dia.." Wow Are u damn serious? "btw, dikelas A ada yang pernah nembak kamu?"

"Hmm, Dendi Vinra kalau gak salah. dia nembak ku setelah upacara. Saat dimana satu sekolah melihat. Diantara semua orang yang nembak aku cuman dia yang terlihat serius. tetapi aku gak percaya sama yang namanya Cinta, kamu sepertinya gitu juga Jin."

"Ow, iya juga Divin ya, hmm gak percaya? Maksudnya?"Aku lupa Divin pernah nembak dia. Mantap emang lu den. Btw nih orang sok tau dah. I do believe in love. umm maybe?

"Ah, Rahasia. haha aku kebanyakan ngomong deh kayaknya sampe keceplosan, Jin bisa minta nomor kamu?"

"Bisa." Lalu aku memberikan nomorku, sebelum itu aku harus cek ke mbahgoogle dahulu untuk mengtahui cara mengecek nomor, karena aku sendiri tidak hapal dan tidak pernah menggunakan nomor ini untuk sarana menelpon atau sms. Haha please don't laugh at me.

Sesampainya dikelas 11B, dari luar pintu kulihat semua cowok kelas B memandang ku seakan ingin membunuh. Well thats so damn horror.

"Bye Jin, thanks ya dah nemenin."That's is my line you know.

"Yo. Sama-sama."Lalu ia masuk kekelas, damn her voice so damn smooth.

Sambil berjalan ke kelas, aku bertanya tanya statement dari dirinya yang kenapa dia tidak mempercayai cinta? aku sedikit paham apa yang dikatakan nya "tidak mempercayai cinta." dia mungkin pernah disakiti atau masalah lain, hmm biarlah,,, mengetahui masalahnya lebih lanjut hanya akan membawa masalah baru dalam kehidupan ku.

Terlebih lagi, orang terkenal macam dia, jika aku terus-terusan berurusan dengannya hanya membuat ku menjadi dibenci satu sekolahan. Thats fun, but in other way that's not fun tho.

Hari hari telah berlalu semenjak pertemuan ku dengan Aerlilyn, aku tidak pernah dia lagi sampai hari ini, mungkin karena kesibukan nya dan aku yang terus pulang kerumah setelah bel berbunyi. Mungkin sebentar lagi aku akan kembali dipertemukan dengannya. Karena. Sebentar lagi adalah hari 17 Agustus, dan itu adalah hari kemerdekaan. Akan ada beberapa acara dari sekolah yang pasti akan merepotkan ku. Salah satu nya ini.

"Lomba Dekorasi Kelas untuk kelas 11."

Sambil memegang pena, siap menulis diatas kertas. aku terus menunggu seisi kelas memberikan ide untuk konsep dekorasi kami.

"Jadi, masih belum ada ide ?" Shinta yang berdiri didepan juga terlihat emosi melihat tidak ada yang memberikan ide dari kelas ini.

Lalu Berdiri seorang yang tidak pernah ingin ku dengar ide nya. dia adalah Figo Kutilang, seorang yang terjebak di dunia 2D atau biasa disebut otaku? oh gak, wibu lebih tepatnya. Please don't embarass urself figo. Lulz.

"Bagaimana jika dekorasi ber bau Anime!? Gue bakal pinjemin semua figure gue buat dipajang dah!" Dengan wajah antusiasnya. Aneh menurutku, dia memberi saran itu di kelas yang normal seperti ini. terlebih lagi saran nya gak ada hubungannya sama hari kemerdekaan. Know ur place la.

"Oi Figo, saran lu gada hubungannya sama hari kemerdekaan." Shinta nampak sangat kesal. Well said Shinta, like i just though.

"Ahh, kata kepsek bebas kok!"

Hentikan Go, jangan mau berdebat dengan Shinta...

"DITOLAK."

"Ahhh.." wajah kecewa benar-benar terlihat jelas. Please dont be sad,lol.

"OK, udah sore nih. besok aja kita rundingin aja lagi."

Seisi kelas pulang seperti biasanya, sedangkan Shinta begitu khawatir dan kesal dengan ini semua. relax, take is easy ta.

"Sabar bebeb Shintaku. nanti juga ketemu kok jalan kluarnya." Gigi dan Shinta berpelukan seperti teletubies. Disgusting.

"Boleh ikutan?" Divin ingin ikut memeluk mereka.

"Hehe, gue sih gak masalah, tapi Shintanya Vin. liat tuh mukanya." Gigi telah menyelamatkan Dendi. Nice save gi.

"Wah, Iya.. Sorry Sorry."

Orang macam dia masih sayang nyawa ternyata.

"Aku pulang duluan ya." Verly keluar meninggalkan kelas.

"Oke, gue juga deh, bye all, bareng gak ta?" nice opening ver.

"Yo, hati hati Jin. ku akan selalu mengingatmu!!" Dendi melambaikan tangan seakan ini seperti perpisahan di film film drama. dasar alay.

"Duluan aja Jin, gue masih ada kerjaan nih."

"OK." Sebenarnya aku penasaran apa yang akan ia kerjakan, tetapi tidak penting menurutku, biarkanlah. Btw see yaa~

Aku berjalan bersama Verly. akupun mencoba untuk mengobrol dengannya.

"Dijemput Ver?"

"Ya."

Wow, Singkat jelas padat.

"Thanks Ver, gara-gara lu pulang , jadi gue ada alasan untuk pulang."

"Sama-Sama."

Menjawab dengan singkat, jelas dan padat. ini pasti disebut Power Saving Mode.Setelah silent mode dia junga memiliki skill power saving mode. Damn this girl so interesting. didepan gerbang kakaknya telah siap menunggunya. Jadi aku mengucapkan selamat tinggal kepada Verly.

"Ok, Ver. Bye~"

"Bye."

Wow, Singkat jelas padat.(2)