webnovel

Junior Mencari Cinta

Diego Junior, pemuda berwajah tampan yang akrab dipanggil Jun. Dia bukan golongan sultan, hanya pemuda biasa yang terobsesi dengan gadis cantik nan tajir untuk menopang gaya hidupnya di kota metropolitan. Bermodalkan paras rupawan, mulut manis, dan dengan segala pesonanya ia selalu bisa menaklukkan hati gadis incarannya. Namun tidak berlaku untuk Cahaya Safira, gadis introvert, cantik, bohay, tajir, yang jadi incaran Jun selanjutnya. Sikap Safira yang tertutup, dingin, seperti menyimpan suatu rahasia dalam hidupnya, nyatanya semakin membuat Jun penasaran. Apakah Jun akan bisa menaklukan hati Safira, gadis tertutup yang mempunyai segudang rahasia dalam hidupnya? Atau malah Jun yang akan terjebak dalam rumitnya kisah kelam Safira?

erijunior88 · Teen
Not enough ratings
4 Chs

Semesta Berisyarat

Ada dua alasan semesta mempertemukan kembali kita dengan orang yang kita suka.

Yang pertama adalah untuk memastikan kalau dia takkan pernah menjadi milik kita.

Yang kedua adalah mengisyaratkan bahwa dia memang ditakdirkan untuk kita.

Dan aku berani bertaruh untuk alasan yang kedua.

~Jun~

♧♧♧♧♧♧

Pagi ini Jun terlihat memarkir mobilnya di pelataran parkiran kampus. Ia bertekad mengejar ketertinggalan mata kuliahnya yang sempat ia acuhkan akibat kegiatan-kegiatan unfaedahnya. Apalagi kebetulan hari ini adalah day off nya dia di tempat kerjanya. Jadi sesaat dia bisa konsen dengan dunia perkuliahannya.

Sepanjang langkah kakinya menyusuri koridor kampus, tak sedikit pasang mata dari mahasiswi yang menatapnya penuh kagum. Seolah menikmati mahakarya Tuhan yang begitu indah dan memanjakan indera penglihatan.

"Woii Jun!" Panggil Anton sembari melambaikan tangannya di udara ke arah Jun. Anton tengah berdiri di ujung koridor bersama Norah. Mereka adalah teman sefakultas Jun nih guys.

Singkat cerita persahabatan Jun dan Anton berawal dari masa ospek kampus yang membuat mereka saling kenal. Kemudian semakin akrab karena kebetulan mereka juga sefakultas. Selain teman kampus, Anton juga merupakan teman clubbers sekaligus teman Jun berkelana dalam mencari cinta. Parasnya juga rupawan namun lebih kalem dan belum bisa menandingi pamor Jun.

Sementara Norah, gadis berkulit sawo matang, dengan ciri khas dandanannya yang menor, dengan kepercayaan diri yang selangit, ia juga merupakan teman sefakultas Jun. Sekaligus merangkap sebagai salah satu fans berat Jun dikampus. Dari pertama bertemu saat ospek juga, Norah sudah terang-terangan mengagumi sosok Jun. Dan sudah menjadi rahasia umum kalau Norah selalu mengejar-ngejar Jun di kampus.

Berkali-kali penolakan dari Jun pun nyatanya tak membuat semangatnya kendur untuk selalu hadir mengekori kemanapun Jun melangkah selama di area kampus. Sampai akhirnya Jun mengikhlaskan keberadaan Norah disampingnya, tapi tentu saja hanya menganggapnya sebagai teman saja. Malah seringkali Jun memanfaatkan Norah untuk membantunya mengerjakan tugas-tugas kuliahnya.

"Woii Bro! " Balas Jun menghampiri Anton dan Norah.

"Ganteng akoohhh!" Teriak Norah menyambut kedatangan Jun dan langsung melingkarkan tangannya ke lengan Jun.

"Ga usah teriak-teriak Norak! Kuping gue ga budek." Balas Jun malas.

"Ih kebiasaan deh. Nama gue Norah, Jun. Bukan Norak." Protes Norah sambil makin mengeratkan gelendotannya pada lengan Jun.

"Lepasin ga! Tar bedak lo ngotori baju gue Norak. Lagian lu tuh udah kaya di hutan aja sih. Udah teriak-teriak, sukanya gelendotan lagi. Udah kaya bayi simpanse tau ga?!" Nyinyir Jun kepada Norah. Sontak membuat Anton tertawa lebar.

"Gitu banget lo sama gue. Awas aja, tar ga gue bantuin lagi ngerjain tugas loh." Ancam Norah sembari memonyongkan bibirnya.

"Yeee, ngambek. Becanda Norak botoh, blaem-blaem." Ujar Jun, dengan nada cute seperti anak kecil, sembari menyomot bibir Norah yang masih monyong karena Bete dengan tangannya.

"Anjirrr!! Lo pake apaan sih Norak? Bibir lo lengket banget. Pake minyak jelantah lo yah?!" Ujar Jun lagi sesaat mendapati tangannya yang basah berminyak setelah menyomot bibir Norah. Lalu ia memeperkan pada lengan Anton yang tertutup flannel yang Anton kenakan.

"Tai. Meper ke gue lagi." Cletuk Anton sembari terkekeh dan menghempaskan tangan Jun.

"Lo tuh yah, ganteng-ganteng tapi suka sekate-kate kalo ngomong. Gue tuh pake lip gloss impor yang baru gue dari olshop. Mahal nih gue belinya. Cetus Norah kesal, sambil kini menoyor dahi Jun dan tak sengaja mengenai luka dahi Jun.

"Oowww, sakit Norak! Kena luka gue." Cletuk Jun meringis sembari memegangi dahinya yang masih berperban.

"Aduhh, sorry-sorry. Ga sengaja." Ujar Norah sembari mengelus-elus dahi Jun.

"Lagian itu Jidat kenapa sih Jun. Ga ngampus sehari aja udah bonyok gitu." Tanya Norah, penasaran.

"Panjang ceritanya. Lo tanya Anton aja kalo kepo." Balas Jun datar.

"Biasa Nor, akibat prahara cinta." Anton yang sedari tadi cengar-cengir melihat tingkah kedua temannya pun kini angkat bicara.

"Astaga, siapa perempuan lucknut yang berani-beraninya menodai ketampanan calon imam gue? Lagian lo yah Jun, udah bener-bener ada wanita cantik, bohay, exotis, kaya gue gini masih aja lo berpaling sama yang lain. Coba kalo lo milih sama gue aja Jun, udah pasti hidup lo akan bahagia. Ga akan penuh drama. Muka lo ga bakal bonyok kaya gini Jun." Cerocos Norah, membuat kuping Jun pengang.

"Ga bonyok sih emang, cuma paling penuh minyak dari bibir lo yang kaya lintah." Gumam Jun kemudian. Membuat Anton terbahak.

"Enak aja. Bibir kaya Kylie Jenner gini dibilang kaya lintah. Rasanya legit lagi. Cobain aja nih kalo ga percaya." Gerutu Norah, menimpali.

"Musrik, percaya sama lo mah. Anton kali tuh mau nyobain. Wkwkwk." Balas Jun sembari tertawa girang. Sementara Anton menyeringai seraya menggeleng-gelengkan kepalanya dengan cepat mengisyaratkan penolakan.

"Gue mau nya lo aja Jun yang nyobain. Dikiiiiit.. aja Jun. Nih, coba deh!" Norah tak henti-hentinya menggoda Jun. Kali ini ia kembali memonyongkan dan mendekatkan bibirnya ke arah Jun dengan mata terpejam.

"Ehh, Norak. Lo jangan ngadi-ngadi yah! Kesambet setan mana sih nih anak? Heran deh, makin hari makin bar-bar aja kelakuannya." Ujar Jun sembari perlahan mendorong dahi Norah dengan jari telunjuknya agar menjauh darinya.

"Noh, bedak lo aja sampe nempel di jari gue Nor." Ujar Jun kembali gantian meledek Norah sembari tertawa geli.

"Dasar lo Jun. Nyebelin!" Ketus Norah sesaat dengan wajah bete sembari berdecak kesal.

"Udah-udah. Kalian tuh kalo ketemu ribut aja. Tar jodoh loh." Anton mencoba menengahi.

"Amin ya Allah." Cletuk Norah menimpali dengan penuh semangat.

"Duh, jangan sampe ya Allah." Balas Jun kembali dengan ekspresi memelas. Anton pun hanya bisa tertawa kembali melihat tingkah kedua temannya itu.

"Btw Jun, lo udah tau belum? Di fakultas kita ada mahasiswi pindahan baru. Kemarin doi baru masuk." Anton mulai mengalihkan pembicaraan mereka.

"Serius bro? Cantik ga?" Balas Jun antusias.

"Beuhh bro, saking cantiknya kemarin dia jadi pusat perhatian sekampus pas dateng. Kaya lo gitu lah. Bedanya dia versi ceweknya." Ujar Anton lagi.

"Yah, similiar gitulah sama gue. Tapi cantikan gue dikit, dia nya yang banyak. Hahaha. " Norah menimpali dengan candaan garingnya.

"Iya aja dah Nor, biar kelar." Balas Jun malas, sembari mendengus pelan.

"Panjang umur. Tuh dia anaknya." Ucap Anton kemudian, seraya mengangkat kedua alisnya, meluruskan pandangannya kepada sosok gadis yang dari jauh kini tengah berjalan menuju ke arah mereka.

Gadis berkulit putih, berambut panjang berwarna hitam pekat, bermata teduh, berhidung mancung, berbody goals, mempunyai style yang modis dan kekinian. Di tambah dengan beberapa barang luxury brand yang ia kenakan, membuat penampilannya semakin sempurna.

Jun yang sangat penasaran pun seketika membalikkan badannya, untuk segera melihat paras gadis yang Anton ceritakan kepadanya. Dan betapa terkejutnya dia setelah melihat gadis yang dilihatnya saat ini. Seorang gadis yang sangat ia kenal wajah dan pesonanya.

"God! Gue yakin, ini bener-bener isyarat dari semesta, kalo dia emang jodoh gue." Jun berbicara sendiri dalam hati.

"Cahaya Safira." Gumam Jun dengan mata tak berkedip.

"Lo kok tau bro?" Tanya Anton penasaran, karenanya rupanya sahabatnya itu sudah tau nama gadis yang baru pertama kali ia ceritakan.

"Yaelah Ton, di dunia ini gadis cantik mana sih yang Jun ga tau. Dari Gal Gadot, Dakota Johnson, Emrata, Kendal Jenner, semua juga gue tau bro." Balas Jun dengan mata yang tak lepas dari arah Safira.

"Kenal ga tapi?" Norah menimpali.

"Kagak lah. Kan tadi gue bilang tau, bukan kenal Noraaak. Hehehe." Balas Jun sembari nyengir kuda. Diikuti tawa dari Anton pula.

"Allah emang baik banget sama gue. Belum juga gue sholat tahajud buat dipertemukan lagi sama dia, tapi ini langsung dijabah". Oceh Jun, sembari kembali meluruskan pandangannya ke arah Safira.

Dan tak butuh waktu lama, kali ini Jun langsung mulai berjalan menghampiri Safira, meninggalkan kedua temannya. Kali ini ia tak mau membuang-buang kesempatan lagi untuk segera berkenalan dengan gadis cantik yang sudah menjadi incaran hatinya sejak pertama bertemu. Dengan percaya diri ia menghentikan langkah Safira yang kini tepat ada di hadapannya.

"Hai Safira. Masih inget aku? Ujar Jun menyapa Safira. Safira mengernyitkan dahinya. Sejenak berfikir dan mencoba mengingat-ingat sosok lelaki yang kini telah ada dihadapannya.

"Oh, kamu cowok yang semalem di..." Belum sempat Safira meneruskan ucapannya, Jun sudah duluan menjulurkan tangan kanannya dan menyebutkan namanya untuk berkenalan.

"Diego Junior. Biasa dipanggil Jun." Ucap Jun, sembari terus menatap wajah cantik nan teduh Safira. Tak lama kemudian, Safira pun membalas jabatan tangan Jun. Tangan halus dan lembut Safira kini telah terpaut dengan tangan kekar Jun. Membuat aliran darah Jun terasa mengalir lebih cepat.

"Safira." Ujar Safira lembut.

Kini tak hanya kedua tangan mereka yang menyatu. Mata keduanya pun saling terpaut. Setelah pertemuan singkatnya semalam, kali ini Safira baru benar-benar bisa memandang wajah Jun dengan dekat dan lekat. Tampan, satu kata yang sempat terlintas di fikirannya.

***********

bersambung,