42 RENCANA LEON 2

" Kamu masih ingat aroma kesukaanku!" kata Leon menyesap aroma pada kulit Bella. Bella memejamkan kedua matanya saat Leon menyesap kulit di antara dua bukit kembarnya hingga meninggalkan jejak. Leon kemudian meremas kedua bukit itu dengan lembut hingga menjadi kasar.

" Lee..."

Setelah puas, dia menyesap pucuk keduanya secara bergantian seperti anak sapi, mulai mengulum sampai menggigit.

" Leeee..."

" You wet, baby!" saat Leon menyentuh area terlarang Bella yang telah basah lalu mengusapkan sesuatu yang membuat Bella merasa dingin. Bella malu karena hasratnya yang mudah keluar jika Leon yang menyentuhnya.

" Apa itu yang kamu berikan?" tanya Bella.

" Hanya agar bisa membuat kita berdua sangat puas!" kata Leon.

" Tapi membuatku kesakitan!" kata Bella cemberut.

" Kamu pasti bisa mengatasinya, baby!" jawab Leon masih mengusap-usap inti Bella dan sesekali menyubit bagian tengahnya yang kecil membuat tubuh Bella merinding nikmat.

" Apa kah suamimu tidak memuaskanmu, baby?" tanya Leon.

" Dia sangat hati-hati! Dan dia sangat pasif!" kata Bella yang tidak bisa lagi menahan gairahnya yang liar saat bersama Leon dulu. Bella melepaskan tubuhnya dari Leon dan mendudukkan tubuhnya di hadapan Leon. Disingkapnya handuk Leon dan terlihatlah milik Leon yang telah menegang dengan sempurna.

" Apa kamu berniat membunuhku, Lee?" kata Bella yang melihat milik Leon yang sangat tebal dan sangat pajang.

" Aku hanya ingin kamu merasa sangat-sangat puas, baby!" kata Leon merayu. Dengan cepat Bella memegang benda itu dengan kedua tangannya.

" Lihatlah! Kedua tanganku telah memegangnya dan masih ada sisa dibawahnya!" kata Bella bergidik membayangkan jika benda itu masuk semua ke dalam miliknya.

" Tenanglah baby! Aku tidak akan membuatmu kesakitan!" kata Leon. Lalu Bella menggerakkan tangannya naik turun dan memainkan di mulutnya.

" Yes, baby! Masih terasa sama, baby! Oh, baby!" desah Leon merasakan kelembaban rongga mulut Bella.

Mereka melakukan secara bergantian dan saling memuaskan satu sama lain. Kadang Bella menari diatas Leon dan Leon mengungkung Bella dibawahnya dengan melakukan banyak macam gaya.

" Not inside, Leeeee!" teriak Bella tapi terlambat, Leon telah menyemburkan benihnya ke dalam rahim Bella.

" Aku mau kamu hamil anakku!" bisik Leon.

" Kamu gila! Aku sudah bersuami!" ucap Bella marah, tapi Leon tidak perduli, dia kembali memompa miliknya yang masih berada di dalam inti Bella hingga membuat Bella benar-benar merasa tubuhnya remuk tak bertulang.

Bella membuka kedua matanya, dia melihat matahari telah terbit di sela-sela gorden jendela kamar Hotel. Dia masih belum sepenuhnya sadar dengan apa yang terjadi, dia merasakan ada sesuatu yang memegang dadanya dan mengganjal di selangkangannya. Bella membuka matanya dan mengembalikan kesadarannya, dia mencoba mengingat kejadian beberapa jam yang lalu.

Astaga! Lee! batin Bella, tubuhnya sedikit bergerak, tapi tiba-tiba dadanya terasa sakit akibat remasan Leon.

" Akhhhh!" rintih Bella.

" Morning, baby! Sex dipagi hari sepertinya sangat menyenangkan!" bisik Leon yang segera memacu bokongnya dan memainkan tangannya pada tubuh Bella tanpa menunggu persetujuan wanita itu. Ternyata setelah kelelahan pagi dini hari tadi, Leon sengaja tidak melepaskan miliknya dari inti Bella, karena dia menginginkan lagi saat Bella terbangun.

" Lee! Perihhh! Badanku...akhhhh...rem...mukkk!" kata Bella disela dorongan tubuh Leon.

" Just once, baby!" kata Leon mempercepat gerakannya dan membuat keduaya kembali merasakan kenikmatan sejati di pagi hari.

" Leeee! Outsideeee!" teriak Bella.

" No! Tinggalkan dia, Ella!" bisik Leon setelah menyemburkan cairannya ke rahim Bella.

" No! I can't!" jawab Bella dengan suara parau dan lelah.

" Kamu tahu jika kamu milikku! Hanya milikku! Dan aku tahu kamu sangat menginginkanku, baby!" kata Leon lagi masih mendekap tubuh polos itu dari belakang.

" Dia sangat baik, Lee! Lagipula bukankah kamu ingin memiliki anak Luciano!" kata Bella dengan nada cemburu.

" Apa kamu sedang cemburu saat ini?" tanya Leon. Bella hanya terdiam.

" Aku dengar dia sangat hebat di ranjang!" bisik Leon yang membuat dada Bella bergemuruh merasakan amarah dan cemburu yang besar.

" Pergi sana! Dasar otak paha!" rutuk Bella kesal.

" Hahaha! Aku semakin mencintaimu, baby!" bisik Leon.

" Hanya aku yang bisa memuaskan kamu!" sahut Bella dan memang semua itu benar adanya, hanya Bella yang bisa memuaskan hati dan tubuh Leon.

" Kamu marah!" bisik Leon lagi.

" Pergilah padanya!" kata Bella lalu berusaha bangkit dari ranjang walau tubuhnya terasa remuk. Leon tidak mencegahnya, dia melepaskan pelukannya dan melihat tubuh polos Bella duduk dipinggir ranjang. Bella berjalan meringis dan mengambil sesuatu dari dalam mantelnya dan menelannya. Lalu dia berdiri dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi, sedangkan Leon bersandar di headboard ranjang dengan tubuh polos dan kaki terbuka. Beberapa saat kemudian Bella selesai dari berendamnya dan mengeringkan tubuh dan rambutnya. Diraihnya sebuah bathdrobe dan dipakainya.

" Apa kamu hanya akan duduk disitu?" tanya Bella yang melihat Leon memainkan ponselnya masih dalam keadaan yang sama.

" Dia masih belum mau tertidur!" kata Leon tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel. Bella menelan salivanya melihat milik Leon yang masih tegak saja.

" Aku tahu kamu ingin memakannya!" kata Leon membuat wajah Bella merona karena ketahuan menatap milik pria itu.

" Dia milikmu!" kata Leon. Lalu perlahan Bella merangkak kearah milik Leon karena mulutnya sangat menginginkan benda itu. Bella memainkan benda Leon dengan sangat lihai dan membuat Leon mendesah, mengerang dan mendesis. Tanpa melakukan apa-apa, Bella selalu bisa membuat Leon menyemburkan cairannya dan Bella menelannya tanpa tersisa dan berbaring di paha pria itu.

" Aku akan melakukan sex dengan Kinan nanti siang!" kata Leon meletakkan ponselnya. Bella menatap Leon tajam, ada kemarahan di mata wanita itu.

" Lakukanlah!" jawab Bella lalu dia akan bangun dari tidurnya di paha Leon. Leon menarik wanita itu hingga menabrak dadanya. Lalu dia membuat Bella duduk di pangkuannya.

" Aku tidak keberatan kamu melakukan sex dengan suamimu!" kata Leon menangkup pipi Bella.

" Dia suamiku!" kata Bella cemburu.

" Aku tahu! Aku akan menikahi Kinan jika begitu!" kata Leon membuat hati Bella terasa seperti dihujam pedang panjang.

" Kamu sangat yakin!" kata Bella.

" Kamu tahu aku, Ella!" jawab Leon. Bella sadar jika Leon pasti bisa mencapai apapun keinginannya.

" Selamat!" jawab Bella memalingkan wajahnya.

" Jangan egois, baby! Kamu dengan suamimu! Aku dengan istriku!" kata Leon.

" Ini pertemuan terakhir kita!" kata Bella.

" Benarkah? Kita akan sering bertemu karena suamimu memintaku bekerja sama dengan RS dia!" kata Leon.

" Aku akan membuat dia membatalkannya!" kata Bella marah dan turun dari pangkuan Leon.

" Aku mencintaimu, Ella! Dan kamu tahu itu!" kata Leon. Bella yang telah turun dan menuju ke kamar mandi memejamkan kedua matanya saat Leon mengatakan itu.

" Tapi aku membutuhkan kekuasaan Luciano dan kamu juga tahu persis untuk apa semua itu!" kata Leon.

" Apa tidak ada yang memiliki selain Luciano?" tanya Bella tanpa memutar tubuhnya.

" Menurutmu?" tanya Leon balik. Bella menggelengkan kepalanya, karena memang tidak ada selain Luciano.

" Lakukan semua yang kamu inginkan!" kata Bella sebelum masuk ke dalam kamar mandi.

avataravatar
Next chapter