webnovel

JONGOS QOE

Seorang wanita cantik, seksi, pintar dan pemimpin perusahaan yang sudah terkenal di Asia dan Eropa. Tidak ada seorangpun pria yang bisa membuatnya jatuh cinta dan mencintai. Semua berubah saat cinta datang membuat hidupnya porak poranda, semua kebiasaan dan kesukaannya berubah drastis karena cinta. Apa yang membuat dia seperti itu? Apakah dia bisa mendapatkan cinta sejati atau hanya karena materi yang dimilikinya? Ini Novelku yang ke-6, semoga suka dan jangan lupa ya reviews, comment dan PSnya...

Ms_Azr · Urban
Not enough ratings
44 Chs

Perasaan Lingga

" Tapi dia akan menjadi ibu dari Kenzie!" jawab Lingga kesal sambil memasukkan semua milik Kenzie ke dalam tas bayi..

" Jangan berani-berani melakukan itu! Atau aku akan datang menemui dia!" kata Kyra.

" Apa maksud Nona?" tanya Lingga marah. Dia menatap tajam wanita di hadapannya, wanita yang telah membuat hidupnya yang tadinya baik-baik saja menjadi porak poranda seperti sekarang ini. Tapi Kyra tahu jika pria dihadapannya itu mencintainya, tapi Lingga hanya sedang marah dan kecewa padanya.

" Kamu dengar! Aku akan datang bahkan menemui ibumu jika perlu!" kata Kyra tegas.

" Jangan berani melakukan itu, Nona! Karena saya akan sangat marah kepada Nona!" balas Lingga marah. Kyra terkejut melihat kemarahan di wajah Lingga, baru kali ini dia melihat kilatan matanya yang seakan membunuh yang dilihatnya.

" Baik! Aku tidak akan menemui ibumu! Tapi biarkan Kenzie disini!" kata Kyra.

" Apa yang harus saya katakan pada Kina jika..."

" Aku tidak perduli! Itu urusanmu!" kata Kyra.

" Dan satu lagi!... Kamu harus datang jika aku minta!" kata Kyra memegang kendali dan menunjukkan pada Lingga siapa yang memegang kendali atas siapa. Lingga hanya menghela nafas mendengar ucapan Kyra, dia duduk di sofa dengan memejamkan mata, sementara Kyra masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Lingga mendekati box milik Kenzie dan melihat jagoannya itu sedang tersenyum. Tok! Tok! Tok!

" Siapa?" tanya Lingga sambil berjalan menuju ke pintu kamar.

" Saya, Pak Lingga!" jawab Vania. Lingga membuka pintu tersebut.

" Ada apa, Van?" tanya Lingga.

" Ini adalah baby sitter yang akan merawat Bos kecil!" kata Vania.

" Tunggulah!" kata Lingga kemudian mengambil Kenzie dari dalam boxnya dan menyerahkannya ke baby sitter itu.

" Terima kasih, Pak! Tolong sampaikan Bos, jika meeting jam 9!" kata Vania.

" Iya!" jawab Lingga kemudian menutup pintunya. Lingga duduk bersandar di sofa dan memejamkan matanya. Beberapa saat kemudian dia terkejut saat mencium harum lavender milik Kyra dan mendapatkan wanita itu telah duduk di pangkuannya dengan menghadap dirinya. Dengan reflek Lingga membuka matanya dan Kyra mengalungkan kedua tangannya ke leher Lingga.

" Tinggallah disini denganku!" pinta Kyra menatap lembut Lingga.

" Sebagai apa? Simpanan? Bukankah aku yang seharusnya menjadikanmu simpananku?" sindir Lingga kesal.

" Apa kamu mau?" tanya Kyra.

" Apa?" tanya Lingga balik.

" Menjadikanku simpananmu?" tanya Kyra.

" Jangan mengejekku! Atau kau memang sedang meremehkanku?" tanya Lingga dengan kening berkerut.

" Apa maksudmu?" tanya Kyra dengan mengusap-usap pipi halus Lingga.

" Apa kamu akan menikah dengan pilihan Tuan Besar dan bermaksud menjadikanku simpananmu?" tanya Lingga sebel.

" Mungkin!" jawab Kyra datar.

" Aku bukan pria seperti itu Nona!" jawab Lingga lalu menggeser Kyra agar berpindah duduk sementara dia berdiri.

" Apa kamu tidak mau bersamaku?" tanya Kyra.

" Sampai kapan? Sampai Nona hamil dan memiliki anak? Lalu Nona mengembalikan anak saya? Sampai Nona bosan pada saya?" tanya Lingga bertubi-tubi dan menahan amarahnya.

" Aku tidak akan mengembalikan Kenzie! Dia adalah anakku!" jawab Kyra.

" Sudahlah, Nona! Semua sudah jelas menurut saya!" kata Lingga. Kyra terdiam, hatinya masih belum yakin pada Lingga, semua terjadi begitu cepat dan tidak tertebak sama sekali.

" Saya harap Nona mengikhlaskan Kenzie bersama saya dan Kinan! Saya harap Nona akan bahagia dan cepat hamil setelah menikah nanti!" kata Lingga sedih. Kyra hanya diam, disatu sisi hati kecilnya memintanya untuk bersama dengan Lingga, tapi disisi lain memintanya untuk melepaskan pria itu.

" Vania sudah menunggu Nona! Saya juga harus menghadiri meeting! Permisi, Nona! Saya akan mengambil Kenzie pulang kerja nanti dan selamat tinggal!" kata Lingga dengan bibir bergetar. Kyra tidak sadar jika matanya berkaca-kaca mendengar ucapan Lingga. Kenapa dadaku terasa sangat sakit mendengar perkataannya? batin Kyra.

Sebelum pergi ke tempat meeting, Kyra mampir terlebih dahulu ke apartementnya untuk mengambil beberapa barang. Ting! Tong! Bel pintu apartementnya berbunyi. Vania melihat dari lubang di pintu. Siapa ya? batin Vania. Dia meraih interfon yang terdapat pada dinding sebelah pintu.

" Halo!" sapa Vania.

" Halo! Apa Kay ada?" tanya pria itu.

" Anda siapa dan ada perlu apa?" tanya Vania.

" Bilang saja Ari ada disini!" kata Vania.

" Siapa, Nia?" tanya Kyra yang melihat Vania sedang memegang Interfon.

" Katanya Ari, Bos!" jawab Vania.

" Oooo! ...Apa? Serius?" tanya Kyra kaget lalu bergegas membuka pintu.

" Surpriseeee!" kata pria itu.

" Kak Ari?" jawab Kyra kaget.

" Ini untukmu! Maaf aku tidak bisa datang saat kamu pulang!" kata Ari sambil membawakan Kyra bunga mawar putih.

" Trima kasih, Kak! Ayo, masuk!" kata Kyra.

" Nggak dipeluk, nih, calon suaminya?" tanya Ari.

" Apa?" tanya Kyra terkejut.

" Nanti daddy akan menelponmu!" kata Ari lalu memeluk Kyra dengan erat dan mesra. Dan seperti sinetron yang di TV-TV itu readers, Lingga tiba-tiba saja berdiri di belakang Ari dan Kyra bisa melihat wajah sedih Lingga saat melihatnya. Kyra melepaskan pelukan Ari secara spontan, tapi dengan spontan juga, Ari mengecup pipi Kyra.

" Permisi!" kata Lingga. Ari memutar tubuhnya dan melihat Lingga.

" Ling...ga?" sapa Ari.

" Iya, Tuan Muda! Ini saya!" jawab Lingga.

" Bukannya kamu dan Om Tama..."

" Iya! Tapi baru saja dia meminta tolong saya untuk memberikan ini pada Tuan Muda!" kata Lingga lalu memberikan berkas pada Ari. Daddy? Apa dia...! batin Kyra kecewa.

" Trima kasih, Lingga!" kata Ari.

" Saya permisi, Tuan Muda! Nona Muda!" kata Lingga kemudian pergi meninggalkan mereka. Kyra terpaku ditempatnya, dia tahu jika Lingga pasti mengira dia yang melakukan ini semua padanya.

" Kak Ari ada apa kesini?" tanya Kyra.

" Apa nggak boleh?" tanya Ari.

" Bukan begitu, aku kan sedang kerja, Kak!" kata Kyra.

" Aku tahu! Kebetulan saja aku sedang ada kerjaan juga disini!" jawab Ari.

" Kak Ari kenal Al?" tanya Kyra tanpa sadar.

" Al?" tanya Ari mengerutkan dahinya.

" Maksud aku Lingga?" tanya Kyra.

" Tentu saja! Saat Kamu di luar negeri, aku sering diajak daddy untuk ke kantornya!" jawab Ari.

" Permisi, Bos! Meeting ditunda setelah makan siang, Bos!" kata Vania.

Tepat jam 1 siang mereka telah sampai di tempat meeting, tapi Kyra tidak melihat Lingga disana hingga waktu meeting dimulai. Kyra menelpon pria itu, tapi tidak bisa karena nomor tidak terdaftar.

" Selamat Pagi Bapak, Ibu semua! Maaf jika meeting kali ini kami undur karena salah satu perusahaan secara tiba-tiba mengundurkan diri!" kata sekretaris walikota.

" Apa? Siapa? " tanya Kyra spontan.

" Perusahaan JK Corp!" kata sekretaris itu.

" Apa alasan mereka mundur?" tanya Kyra.

" Mereka akan pindah kantor dan tidak bisa lagi ke sini katanya!" kata sekretaris itu.

" Saya minta maaf, Pak! Sekretaris saya yang akan menghandle semua! Saya ada yang urgent! Nia! Kamu urus semuanya!" kata Kyra lalu dia keluar dari ruang meeting. Kyra kembali menelpon Lingga hingga beberapa kali, tapi tidak bisa.

" Jangan berani kamu pergi membawa Kenzie!" kata Kyra ambigu. Dia masuk ke dalam mobilnya dan memacu mobilnya dengan cepat.

" Kenzieeeee!" teriak Kyra.

" Maaf, Nyonya! Tuan Muda dibawa oleh papanya!" kata baby sitter itu.

" Tidak! Tidak! Jangan lakukan ini sama aku, Al!" kata Kyra dengan airmata menetes di kedua pipinya. Kyra kembali membawa mobilnya ke jalanan, dia mencari kantor Lingga di aplikasi.