webnovel

JONGOS QOE

Seorang wanita cantik, seksi, pintar dan pemimpin perusahaan yang sudah terkenal di Asia dan Eropa. Tidak ada seorangpun pria yang bisa membuatnya jatuh cinta dan mencintai. Semua berubah saat cinta datang membuat hidupnya porak poranda, semua kebiasaan dan kesukaannya berubah drastis karena cinta. Apa yang membuat dia seperti itu? Apakah dia bisa mendapatkan cinta sejati atau hanya karena materi yang dimilikinya? Ini Novelku yang ke-6, semoga suka dan jangan lupa ya reviews, comment dan PSnya...

Ms_Azr · Urban
Not enough ratings
44 Chs

Keraguan Hati

" Apa kamu mencari Lingga? Itu dia baru selesai mandi!" kata Kyra tanpa rasa bersalah. Lingga segera mendekati Kyra dan mengambil ponsel yang diberikan Kyra. Dilihatnya nama Kinan tertera disitu.

" Kinan? Ada apa kamu menelpon? Apa terjadi sesuatu pada Ibu?" tanya Lingga khawatir.

" Apakah hanya ibu yang akang khawatirkan selama ini?" tanya Kinan menangis.

" Bukan begitu, aku..."

" Siapa Kyra, kang?" tanya Kinan. Lingga memejamkan matanya saat Kyra memeluknya dari belakang dan meraba dadanya. Dia mengecup punggung Lingga dengan lembut dan membuat tubuh Lingga bergetar.

" Kang?" panggil Kinan.

" Dia...anak Tuan Besar!" jawab Lingga. Ahhhh! desahan lolos dari bibir Lingga saat tangan Kyra memegang juniornya. Lingga menutup ponselnya dengan tangannya.

" Hentikan Nona!" kata Lingga berusaha pergi melepaskan sentuhan Kyra. Tapi bukan Kyra namanya jika tidak bisa menaklukan pria. Kyra memutar tubuhnya dan mendorong Lingga hingga jatuh ke ranjang dengan kedua kaki bergantung di tepi ranjang dan sialnya piyama mandi pria itu tersibak hingga terlihat junior Lingga telah tegak menantang. Dengan cepat Kyra memanfaatkan keadaan itu, dia memainkan junior Lingga dengan tangannya dan membuat Lingga terduduk.

" Kang! Akang! Apa yang terjadi, kang?' tanya Kinan curiga karena mendengar desahan Lingga.

" Nggak, Kin...nan!" ucap Lingga menahan Kyra untuk memasukkan juniornya ke mulutnya. Tapi Lingga tidak kuasa melawan Kyra, dia seperti tunduk jika Kyra telah memegang tangannya. Dia membiarkan Kyra melakukan sesuatu pada juniornya.

" Akang kenapa?" Kina semakin penasaran.

" Kin...nan! Aku...pergi dulu!" kata Lingga terbata.

" Kamu kenapa, kang?" tanya Kinan khawatir takut Lingga kenapa-kenapa.

" Ken...zie...minta...su...su! Aku pergi! Sshhhh! Ahhhhh! Key!" desahan dan erangan keluar dari mulut Lingga setelah mematikan pangguilan Kinan.

" Kang! Kang!" panggil Kinan, tapi panggilannya telah dimatikan Lingga. Kinan mencoba kembali menelpon Lingga, tapi tidak bisa.

" Key! Ahhhh! Kamu sangat liar!" ucap Lingga merasakan kenikmatan yang baru saja dia rasakan.

" Tapi kamu suka'kan?" goda Kyra.

" Hen...tikan...Key!" ucap Lingga semakin merasakan tubuhnya menggila akibat perbuatan wanita didepannya.

" Ahhhh! Aku mau...keluar!" kata Lingga tertahan. Key mempercepat gerakan tangan dan mulutnya.

" Akkhhhh!" Lingga menyemprotkan cairannya ke mulut Kyra.

" Muntahkan! Itu menjijikkan!" kata Lingga.

" Ini enak, sayang!" ucap Kyra.

" Apa semua pria yang dekat denganmu kamu panggil sayang?" tanya Lingga yang membaringkan tubuhnya di ranjang.

" Apa kamu cemburu?" goda Kyra yang merangkak naik ke ranjang mendekati Lingga dan keatas tubuh pria itu.

" Aku bukan siapa-siapa, Key!" kata Lingga.

" Kamu adalah daddy Kenzie!" jawab Kyra dengan tegas dan tengkurap diatas tubuh Lingga dan memainkan dada pria itu.

" Tapi aku hanya jongos..."

" Please don't said that again! I'am sorry to call you that!" kata Kyra menutup bibir Lingga dengan tangannya.

" Apa ini sakit?" tanya Kyra yang melihat beberapa luka jahit di dada Lingga. Lingga berusaha menarik piyamanta untuk menutup dadanya.

" Jangan menutupnya!" ucap Kyra, perlahan dia mencium satu-demi satu luka jahit si dada Lingga.

" Stop! Jangan lanjutkan!" ucap Lingga menangkup wajah Kyra.

" Apa kamu malu?" tanya Kyra, Lingga hanya menatap wajah Kyra.

" Are you on?" goda Kyra tersenyum. Lingga menarik Kyra agar sejajar dengan wajahnya.

" Kau sangat cantik Key! Sangat sempurna!" jawab Lingga lembut.

" Dan aku tidak pantas mencintaimu!" kata Lingga menatap Kyra.

" Kita tidak sepadan!" ucap Lingga lagi. Kyra merubah posisinya dengan duduk diatas perut Lingga.

" Lalu siapa menurutmu yang pantas untukku?" tanya Kyra memainkan pusar Lingga.

" Entahlah, Key!" Lingga menurunkan Kyra dan beranjak dari ranjang karena merasa sangat rendah diri dihadapan Kyra. Kyra terkejut melihat tindakan Lingga, lalu di pegangnya tangan pria itu. Lingga berhenti di pinggir ranjang dengan posisi berdiri.

" Apakah kamu...mencintaiku Key?" tanya Lingga memutar tubuhnya.

" Apa itu penting? Kita sudah memiliki Kenzie!" ucap Kyra malas, dia tidak tahu apakah dirinya mencintai Lingga atau nggak, tapi dia merasa sangat nyaman bersama pria itu.

" Tidak usah dijawab! Aku sudah tahu!" ucap Lingga kecewa lalu pergi ke kamar mandi.

" Bukan begitu, Al!" kata Kyra yang bingung dengan perasaannya sendiri. Kyra masuk menyusul Lingga ke kamar mandi, dilihatnya pria itu sudah masuk ke dalam shower yang seluruh dindingnya dari kaca dengan tubuh toples. Glek! Kyra menelan salivanya, langkah kakinya perlahan mendekat ke arah shower, tapi tiba-tiba suara tangisan Kenzie menghentikannya. Ooeekkkkk! Oooeekkk! Kyra segera membersihkan dadanya dengan air hangat yang ada di wastafel lalu mengelapnya dengan handuk kecil dan berlari ke arah Box Kenzie.

" Anak mommy bangun, ya? Sorry, Ok! Apa mommy bikin Ken bangun? Iya?" tanya Kyra sambil mengambil Kenzie dari dalam Box. Kemudian dia duduk di kursi dan membuka piyama mandinya. Lalu diarahkannya putingnya ke mulut Kenzie agar putranya tersebut bisa meminum ASInya.

" You hungry?" tanya Kyra dengan memandang wajah lucu putranya yang asyik menyesap putingnya dengan cepat. Tangan Kenzie bergerak-gerak memegang dada Kyra. Tok! Tok! Tok! Ada yang mengetuk pintu kamar Kyra.

" Ya?" tanya Kyra.

" Maaf, Bos! Kita harus ke tempat proyek jam 9 pagi ini!" kata Vania di balik pintu..

" Iya!" jawab Kyra. Kyra yang asyik menggendong Kenzie dan berbicara dengannya membuat Lingga yang melihat sangat terharu dan bahagia. Trima kasih sudah mengakui anak kita! Meski kita nggak bersama! batin Lingga. Lingga telah memakai pakaiannya yang kemarin dia pakai dia lupa menyuruh Rio untuk membelikan dirinya pakaian.

" Pakailah pakaian yang ada di walk in closet!" ucap Kyra saat melihat Lingga memakai pakaian kemarin.

" Tidak perlu, Nona! Saya..."

" Apa kamu akan selamanya marah denganku?" tanya Kyra. Lingga menghembuskan nafasnya, dia tidak suka berdebat dengan wanita terlebih itu Kyra. Lingga berjalan ke arah walk in closet dan melihat jajaran pakaian bermerk untuk pria dengan ukuran tubuhnya, bahkan juga kaos dan celana dalam juga ada. Dia membuka pakaiannya dan memakai boxer saat Kyra memeluknya dari belakang.

" Aku suka harum tubuhmu!" ucap Kyra mengecup punggung Lingga.

" Apakah luka ini karena menolongku?" tanya Kyra sambil menyentuh bekas luka di punggung Lingga yang cukup panjang. Lingga segera memutar tubuhnya dan memegang tangan Kyra.

" Hentikan! Seharusnya kamu tidak melihatnya!" ucap Lingga dingin. Dia malu jika ada yang melihat bekas lukanya itu.

" Apakah sakit?" tanya Kyra lagi.

" Apakah penting?" tanya Lingga.

" Apakah kamu akan menikahi gadis itu?" tanya Kyra datar.

" Aku sangat mencintai ibuku!" jawab Lingga.

" Apa kalau aku memintamu tidak menikahinya kamu akan melakukan?" tanya Kyra berharap.

" Apa Nona mau saya jadi anak durhaka?" tanya Lingga.

" Tapi aku menginginkanmu, Al!" ucap Kyra.

" Sebagai apa?" tanya Lingga memaksa.

" Karena kamu ayah dari Kenzie?" ucap Kyra ragu.

" Itu bukan alasan Nona!" kata Lingga memutar tubuhnya dan memakai pakaiannya. Kyra bingung memastikan hatinya, dia belum pernah jatuh cinta sebelumnya dan dia tidak tahu perasaannya pada Lingga cinta ataukah hanya karena sebauh nafsu. Lingga keluar dari walk in closet meninggalkan Kyra.

" Apa yang kamu lakukan?" tanya Kyra.

" Aku harus bekerja! Kenzie akan dirawat oleh Kinan!" jawab Lingga datar.

" Tidak! Aku tidak rela putraku di rawat gadis udik itu!" ucap Kyra.