webnovel

JONGOS QOE

Seorang wanita cantik, seksi, pintar dan pemimpin perusahaan yang sudah terkenal di Asia dan Eropa. Tidak ada seorangpun pria yang bisa membuatnya jatuh cinta dan mencintai. Semua berubah saat cinta datang membuat hidupnya porak poranda, semua kebiasaan dan kesukaannya berubah drastis karena cinta. Apa yang membuat dia seperti itu? Apakah dia bisa mendapatkan cinta sejati atau hanya karena materi yang dimilikinya? Ini Novelku yang ke-6, semoga suka dan jangan lupa ya reviews, comment dan PSnya...

Ms_Azr · Urban
Not enough ratings
44 Chs

ALEX DAN RENCANANYA 2

Dua jam kemudian pesawat pribadi Luciano akan lepas landas. Didalamnya sudah duduk Luciano dan pengawalnya, Kinan, Alex dan Leon. Sementara di rumah Kinan seorang wanita datang dengan menyamar sebagai perawat. Tok! Tok! Tok!

" Pergilah!" teriak Lingga.

" Permisi, Tuan! Saya perawat selama 2 hari ini akan menggantikan Dokter Edwin!" kata perawat itu.

" Pergilah! Aku tidak butuh perawat! Aku akan menunggunya!" jawab Lingga sinis.

" Maaf kalo saya tidak menuruti keinginan Tuan!" kata perawat itu berjalan mendekati Lingga yang saat itu sedang duduk di depan pintu balkonnya.

" Apa yang kamu lakukan? Jangan kurang ajar!" kata Lingga saat melihat perawat itu berdiri di depannya.

" Penjagaaaaa!" teriak Lingga.

" Apa Tuan lupa jika kamar ini kedap suara?" tanya perawat itu.

" Apa Kinan yang menyuruhmu menggodaku?" tanya Lingga yang membuang wajahnya ke kanan karena perawat itu memakai lingerie yang sangat seksi hingga memperlihatkan keindahan tubuhnya.

" Apa kamu tidak mengenaliku sayang?" ucap perawat itu lembut. Secepat kilat Lingga memutar wajahnya melihat ke arah perawat itu.

" Key!" ucap Lingga sedih. Kyra lalu duduk dipangkuan Lingga.

" Apa yang kau lakukan, Kinan akan datang dan bisa membunuhmu!" kata Lingga khawatir.

" Tidak! Mereka semua pergi selama dua hari!" jawab Kyra.

" Tapi..."

Kyra lalu melumat bibir suaminya yang sangat dirindukannya itu. Lingga hanya terdiam dan merasakan lumatan bibir istrinya.

" Apa kamu benar-benar impoten?" tanya Kyra, lalu tangannya masuk ke balik kaos suaminya dan memilin dua benda di dada suaminya.

" Hmmmmm!" geram Lingga.

" Kamu membohongiku!" kata Kyra lalu membuka kaos suaminya dan menyesap dua benda itu kecil itu.

" Hentikan Key!! Sshhhhh!" desis Lingga.

" Apa aku tidak membuatmu bergairah lagi?" tanya Kyra dengan mata sayu. Lalu wanita itu berdiri dan melepaskan seluruh pakaiannya. Lingga menelan salivanya melihat tubuh indah istrinya yang sudah lama tidak di nikmatinya.

" Ada CCTV disini! Tolong, pergilah! Aku masih belum bisa sepenuhnya lepas dari mereka!" tutur Lingga sedih.

" Lalu kapan kamu akan lepas? Setahun? Dua tahun? Apa aku harus menunggumu selama itu? Aku wanita normal dan kamu tahu bagaimana aku, sayang!" kata Kyra kesal.

" Baik! Aku akan pergi dan ini adalah pertemuan terakhir kita! Jangan mencariku lagi!" kata Kyra lalu meraih lingerienya dan berjalan menjauhi Lingga yang hanya diam saja.

" Kamu milikku! Selamanya! Jangan coba-coba berani melirik pria lain!" kata Lingga yang telah memeluk Kyra dari belakang dan menyesap leher wanita itu hingga meninggalkan jejak lebar.

" Ahhhh, sayang!" desah Kyra merasakan tubuhnya bergetar akibat tangan dan bibir nakal suaminya yang meremas dan membuat kissmark di tubuhnya. Lingga memutar tubuh Kyra lalu mendorong istrinya itu kedinding dekat pintu kamar. Aksi Lingga berjalan mulus akibat Kyra yang telah membuat polos tubuhnya.

" Al! Ahhh!" desah Kyra saat Lingga meremas dan memainkan mulutnya di puncak kedua gunung kembarnya. Perlahan Lingga menurunkan tubuhnya seiring dengan bagian bawah tubuh yang dinikmati mulut Lingga.

" Allll....lllll! Ssshhhhh!" Kyra menggila saat Lingga mengangkat sebelah kakinya keatas dan menghujami miliknya dengan mlut dan isinya.

" Say...yangggg! Aku....ahhhhhh!" teriak Kyra mendapatkan pelepasannya. Lingga ingin memuaskan istrinya setelah beberapa tahun tidak menyentuhnya. Cukup lama Lingga dalam posisi tersebut hingga membuat Kyra berkali-kali mendapatkan pelepasannya.

" Sudah, Al! Aku ingin yang lain!" ucap Kyra yang merasa tubuhnya lemas. Lingga tersenyum lalu menggendong Kyra ala koala lalu membaringkan tubuhnya ke atas ranjang.

" Kamu diam saja, sayang! Aku akan membuatmu puas hari ini!" bisik Lingga lalu memuali aksinya. Berbagai gaya dan posisi dilakukan Lingga hingga membuat Kyra hilang akal dan merasa tubuhnya remuk. Lingga melepaskan beberapa kali laharnya ke dalam rahim Kyra.

" Aku ingin Kenzie memiliki adik!" bisik Lingga setelah melepaskan laharnya untuk terakhir kalinya.

" Aku capek, sayang!" ucap Kyra sambil memejamkan matanya tapi masih sempat mendengar ucapan Kyra.

" Tidurlah! Besok kita bicara lagi!" kata Lingga lalu dia berdiri dan membersihkan tubuhnya.

Pesawat pribadi itu mendarat dengan mulus di bandara Internasional itu. Terlihat beberapa mobil Range Rover telah siap di sana. Mereka semua turun dari pesawat dan masuk ke dalam mobil-mobil tersebut.

" Bagaimana keadaanmu, sayang?" tanya Luciano.

" Baik, Kek! Leon memang hebat!" kata Kinan melirik pria itu.

" Tentu saja dia hebat! Bahkan kamu bisa meminta bantuan dia secara cuma-cuma!" tutur Luciano. Alex yang mendengar hanya diam menahan kebencian karena tidak pernah dianggap oleh Luciano.

" O, ya?" ucap Kinan cuek. Leon tahu jika wanita di depannya itu memiliki sifat berubah-ubah akibat trauma masa lalunya itu. Dan Leon tahu cara menundukkan wanita seperti itu, karena dia juga seorang psikiater juga.

Leon telah menyusun rencana untuk melakukan sesuatu pada Kinan. Dia tahu jika wanita itu saat ini memiliki rasa penasaran yang tinggi, karena selama pengobatan, Leon memberikan sedikit racikannya pada obat yang diminum Kinan.

Mereka telah sampai di mansion milik Luciano dan masuk ke dalam kamar masing-masing.

" Sayang! Apa Leon sudah memeriksa keadaanmu lagi?" tanya Luciano pada putri angkatnya. Alex menatap Kinan dengan tajam.

" Belum, Kek! Entah dimana dia!" kata Kinan sebel.

" Coba kamu pergi saja ke ruang kerjanya atau ke kamarnya!" kata Luciano.

" Tapi, Kek!..."

" Ayolah, sayang! Kamu ingin tenagamu pulih atau nggak?" tanya Luciano.

" Iya, iya!" jawab Kinan kesal.

Kinan berjalan keluar ruang kerja Luciano lalu berjalan ke ruang sebelah dimana terdapat ruang kerja Leon. Tapi pria itu tidak ada disana, Kinan jadi semakin kesal pada Leon.

" Apa kamu ingin menggodanya?" tanya Alex yang melihat Kinan.

" Cih! Apa kamu cemburu?" tanya Kinan percaya diri.

" Iya!" jawab Alex, cih! Tidak sedikitpun! batin Alex.

" Kamu tahu sifatku!" kata Kinan.

" Tapi dia menggoda!" jawab Alex.

" Boleh juga usulmu!" sahut Kinan.

" Cih! Dasar tidak pernah puas!" gerutu Alex yang tentunya hanya pura-pura saja.

" Dasar pria menyebalkan!" gerutu Kinan. Lalu dia meninggalkan Alex untuk menuju ke kamar Leon, sedangkan Alex pergi entah kemana. Kinan kemudian berjalan ke kamar Leon dan langkahnya terhenti di depan pintu kamar itu. Dia langsung membuka pintu kamar yang tidak dikunci itu.

" Dokter!" panggil Kinan. Tapi tidak ada yang menyahut. Kinan mendengar suara aneh dari dalam kamar mandi.

" Ahhhh! Ssshhhhh! Ahhhhh!"

" Astaga, berani sekali dia memasukkan jalang ke rumah gue!" kata Kinan ambigu. Dengan pelan dia mendekati kamar mandi yang pintunya terbuka itu, lalu dengan berjingkat dia masuk ke dalamnya dengan niat memergoki kedua manusia mesum itu.

Tapi mata Kinan membulat sempurna dan tubuhnya meremang saat melihat dengan nyata didepannya Leon sedang memainkan miliknya yang terlihat tebal dan sangat panjang. Kinan menelan salivanya melihat semua itu. Leon sudah tahu jika Kinan sedang mengintipnya, dia mempercepat gerakannya lalu berteriak.

" Ahhkkkhhhhhh! I love you Kinan!" teriak Leon dan sengaja memanggil nama Kinan.

Apa dia membayangkan gue saat memainkan itu? Segitu inginnyakah dia hingga hanya dengan membayangkanku dia bisa seperti itu? batin Kinan penasaran. Miliknya telah basah melihat milik Leon dan juga cairan Leon yang melompat jauh.

Leon menyalakan showernya dan membuat Kinan terkejut hingga pergi meninggalkan Leon sendiri.

" Hahahaha! Got you, bitch!" kata Leon pelan.

Luciano mengajak Leon makan malam di sebuah resto terkenal di negara itu. Leon terlihat sangat tampan dengan setelan hitamnya, membuat Kinan tidak berkedip melihatnya. Luciano tahu jika putri angkatnya memperhatikan Leon sedari mereka berangkat tadi.

" Dokter! Apa kamu sudah mewmiliki kekasih?" tanya Luciano. Kinan pura-pura melihat ponselnya, padahal menunggu jawaban dari Leon.

" Kalau yang serius belum ada, Tuan! Karena saya harus menjadikannya istri jika sudah menganggapnya kekasih!" kata Leon jujur. Kinan menghela nafasnya dan masih menatap ponselnya.