webnovel

Jonathan Wijaya

Bukan pribadi yang baik.sangat sulit mengontrol emosi dan juga paling mahir menyakiti hati perempuan, itu adalah gambaran paling jelas ketika kita berbicara tentang Jonathan wijaya. Tapi, ketika waktu sudah memainkan perannya. Membuat karakter yang jauh dari kata baik ini jatuh dalam pesona karakter gadis yang paling ia benci. Tanpa menyadari jika hal itu akan sangat menyakiti dirinya sendiri. kamu siap menemani Jonathan? kalo begitu mulailah...

ayra95 · Teen
Not enough ratings
1 Chs

1

Seorang cowok sedang larut memainkan stik game yang ada di tanganya. Dengan sesekali menyesap rokok yang ada di tangan kanannya. Hingga berkali-kali mengabaikan ponsel yang sedari tadi berdering.

"Wohooo... " teriak cowok itu mengangkat kedua tanganya, karena dia berhasil memenangkan permainan ini sekali lagi.

"Arrghhh"  Ryan membuang stik game itu secara asal. Ryan frustasi karena berkali-kali kalah dalam permainannya melawan cowok berkaos hitam di sampingnya.

"Ponsel lo ribut mulu, kuda!..  bikin kosentrasi gue buyer, tau gak!" Ryan mengerutu sebelum meneguk air dari botol minumanya.

Cowok itu hanya terkekeh seraya meraih ponsel yang sedari tadi bergetar.

Sekian detik kemudian "Sialan... Bella!" kata cowok itu kaget dengan melihat jam yang ada di pergelangan tangannya.

"Jam 4, shit!! lo kok gak ngomong dari tadi si, tai!..." cowok itu mengambil jaket hitam yang tergeletak di atas ranjang singel miliknya. Ryan melihatnya dengan mengernyitkan dahi. Heran! Melihat tingkah sahabatnya itu.

"Mana?"

"Apa?"

"Kunci motor gue bangsat. Gue udah telat!"

"Lo mau kemana sih, Joe?? Cuma buat jemput Bella?"

Pria itu hanya mengabaikan ucapan Ryan,  dia masih sibuk mencari kunci motornya dengan tergesa-gesa.

"Lo itu teknisi apa ojek sih, Joe?, bego baget mau aja di suruh-suruh . Bocah itu juga gantungin ---"

BAMMM!!!

Cowok itu membanting helm yang tadi ada diatas ranjang dengan kuat. Ia tak suka orang lain menjelek-jelekan Bella meskipun itu sahabatnya sendiri.

"Diam lo! Mana kunci motor gue?!!!"

"Tuh" jawab Ryan sekenannya. Sambil menujukan kunci motor pria itu di atas PS.

"Goblok!. dari tadi kek" cowok itu menyambar kunci yang ada di atas PS  dan berlalu meninggalkan Ryan tanpa kata. Pria itu berlari tegesa-gesa menuruni setiap anak tangga.

Don' judge books by its cover . Mungkin kalimat itu cocok untuk membuat kita sadar. Karena jangan menilai sesuatu dari penampilan.

Siapa sangka pria berposture tubuh 183cm dan berkulit putih itu bisa jatuh dalam pesona gadis remaja. Sosoknya yang bad boy sudah tersebar hingga ke plosok kota. Jonathan wijaya seorang cowok berusia 25 tahun.

pria yang terkenal dengan bebas, urakan, cuek, bad boy, dan mesum well.. bukankah tipe pria hanya ada dua. Jika tidak maho  ya dia bajingan. Sepertinya Jonathan lebih memilih untuk jadi bajingan dari pada maho. Ck! Bahkan Tuhan melarang hal itu.

Pria yang berpostur tinggi dan kulit putih walaupun tanpa ada keturunan chines sedikitpun, seolah itu menjadi daya tarik untuk pria itu.

Bukan tak ada wanita jatuh hati pada sosok Jonathan, hanya saja ia terlalu cuek. Baginya wanita hanya penyebab masalah. Dan kini cowok tampan itu sepertinya jatuh pada sosok si mungil Bella.

Semuanya berawal dari ketidak sengajaan yang Jonathan putuskan untuk di perjuangkan.

Evgarysha cintya bella seorang gadis berusia 17 tahun yang kini sedang duduk di bangku kelas 3 SMK. Gadis yang terkenal manja, cengeng, sensitif . Demi Tuhan Jonathan benar-benar membenci sosok wanita yang seperti itu dalam hidupnya.

Jonathan melajukan motornya membelah jalan yang terlihat ramai. Sesekali ia mengumpat di balik helm yang ia kenakan di Karena jalan macet total. Panas matahari cukup menyengat dan sumpah Joe sangat benci itu.

Jika ada yang berfikir bahwa Joe adalah pria romantis? Bersedia menjemput kekasihnya di cuaca seterik ini!

Kalian salah!

Bella adalah satu-satunya gadis yang sulit jatuh dalam pesona seorang jonathan, atau bisa di bilang gadis itu telat 'gede' sehingga tak mengerti apa itu cinta masa remaja.

Dan ajaibnya, jonathan si rupawan bersedia bermain dengan gadis seperti itu, menunggu anak bau kencur itu menerima cintanya, shit! Cinta memang terlalu sulit untuk di mengerti.

Tapi entahlah ini semua karena Bella. Pria betubuh jakung itu rela mengabaikan semua kebiasaanya. Joe mengambil jalan motong untuk mengambil jalan alternatif agar segera sampai di sekolah Bella.

🍁🍁🍁🍁

Bella, gadis bertubuh mungil itu berdiri di depan gedung sekolah yang sudah sedari tadi sepi. Gadis itu terlihat kesal dengan sesekali melihat layar ponselnya. Bella terus mengehentak hentakkan kakinya di atas tanah.

"Ih mana sih? ... mau jemput gak sih? ..." gerutu Bella.

Bella berjalan ke depan, mungkin di depan  ia bisa memberhentikan taksi. Tapi setelah beberapa langkah dari arah berlawanan berhenti sebuah motor sport dengan seorang pria lengkap dengan helm hitam dan jaket kulit hitam miliknya. Bella tahu itu pasti Joe terlihat jelas dari motor yang ia pakai.

"Ih.. kok lama sih? Panas tau ... harusnya dari tadi kamu udah disini ... Kamu kemana aja, sih?"

Ya seperti biasa dengan sikap manjanya. Mungkin orang lain akan benci melihat seorang wanita dengan umur yang mulai memasuki masa matang tapi masih bersikap seperti anak-anak.

Tapi itu tidak berlaku untuk Jonathan. Pria itu menikmati tingkah Bella. Baginya sikap manja Bella begitu mengemaskan. Buktinya sekarang joe hanya menatapa Bella yang cemberut dengan senyuman tipis di bibirnya.

"ada kerjaan tadi" balas Joe singkat dengan mengulur helm dan membuka jaketnya untuk bella.

Cuaca sangat panas walaupun jam sudah menujukan jam 4 sore. Tapi matahari tetap tampil dengan gagahnya dan itu membuat Joe memberikan jaketnya pada Bella.

"Kenapa gak bilang? Di telfon juga gak di angkat... Bellakan gak harus nung-- "

"Naik!" Walaupun Joe suka dengan sikap Bella yang manja. Tapi jiwa dominannya selalu aktif dengan baik. Bisa di bilang bahwa Jonathan bukan tipe orang yang suka bertele-tele.

"Is kan seharusnya yang marah bella, kok --"

"Naik Evgarysha cintya bella. Atau aku akan ninggalin kamu disini!" Joe mulai jengah. Jika Joe sudah menyebut nama lengkap Bella itu tanda ia sudah mulai bosan. Dia bukan pria yang baik hanya saja ia berusaha menjadi baik demi Bella.

Bella hanya cemberut. Tanpa melakukan pergerakan apa pun. Dengan sesekali menunduk karena ucapan Joe sedikit keras menurutnya.

"Apa perlu di cium dulu baru mau naik?!" kata Joe dengan entengnya.

"Kamu jangan ngomomg mesum"

"Apa yang salah, sayang?"

Come on bahasa ini terlalu sopan untuk pria seperti Jonathan.

Bella yang sudah mengenakan jaket Joe di pinggannya langsung naik ke atas motor sport tanpa menunggu ancaman mesum lainya dari Jonathan. Ancaman? Bila dia sudah mengatakan untuk berikutnya bukan lagi kata-kata.

"Good girl" Jonathan mulai menghidupkan motornya.

"Mau langsung pulang atau makan dulu"

"Mau ketoko buku dulu"

"Terus"

"Ih.. pulang aja. Ntar kakak marah terus ngadu ke ayah"

"Aduin balik"

"Ayah mana percaya ama Bella, kamu kok ngajarin Bella yang gak-gak, sih?"

"Aku ngajarin kamu pinter, gak seharusnya kamu di tindas kaya gitu"

"Iya sih"

"Gue benerkan?"

"Gak boleh pakek gue, pake aku aja. Bella gak suka"

"Serah" ucap Joe nyaris gak terdengar.

"Apa?"

"Iya-iya bawel, Kalau gitu peluk"

"Ih gak mau--"

Tanpa memperdulikan Bella Jonathan langsung menaikan kecepatan motornya untuk melaju dengan kecepatan tinggi. membuat Bella mau tak mau harus memeluk pinggang pria bertubuh tinggi ini.

Sementara itu Jonathan hanya tersenyum puas. Karena berhasil membuat Bella lagi-lagi memeluknya. Sebenarnya Joe bisa mendapatkan lebih dari ini. Karena pergaulanya yang bebas membuatnya bisa menemukan wanita mainan dalam sekejap mata.

Tapi entah kenapa Joe malah tertarik pada sosok Bella . Sosok seseorang yang dulu yang sangat ia benci. Manja, cengeng, sensitif Ck! Bahkan Jonathan tak pernah untuk memikirkan untuk masuk dalam situasi ini. But this is life kita tak akan pernah tahu kemana hati ini akan berlabuh.

TBC

Salam kenal...

just Call me Ay...

selamat membaca

ayra95creators' thoughts