9 Kabur

**** Happy reading ****

Sepeninggal Devan, shafa menangis dengan pilu, ia tidak menyangka akan mendapat perlakuan yang sangat buruk dari suami yang baru di kenal nya.

"Maaf kan aku ibu tidak mau menuruti perkataan mu.. andaikan aku menurut ibu saja, pasti kejadian nya tidak akan seperti ini.. huhuhu.." batin Shafa,

Namun semua telah terjadi, ia bahkan kini tidak tahu lagi harus mengadu nasib nya pada siapa, mungkin bukan salah devan memperlakukan nya demikian, karena dia pikir dirinya adalah Shifa, dan Shafa tahu persis bagaimana sifat saudara kembar nya.

Tapi kini satu-satunya orang yang sangat ia benci adalah suami nya, rasa nya sudah tidak tahan lagi hidup dengan nya.

Shafa sudah berhenti menangis, kerena menurut nya percuma. Ia pun berusaha mengumpul kan kekuatan nya untuk melawan devan. Ia pun merobek- surat perjanjian nya dengan dev dan melempar nya hingga berhamburan di kamar tersebut. Ia kini sudah tidak peduli, ia berfikir akan mengajukan pembatalan pernikahan ke pengadilan setelah ini.

Waktu menunjukan pukul 11 malam ,shafa masih sedikit larut dalam kesedihan meskipun ia telah berusaha tegar, ia lalu melangkah menatap keluar jendela kamar hotel yang ia tempati, di sebrang nya nampak hotel yang juga hampir sama megah nya. Saat melihat hotel tersebut ia berfikir akan pergi dari suami nya.

Terlihat jalanan ibu kota yang masih sangat ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang. Ia merasakan perut nya yang mulai lapar karena sejak masuk ke hotel tadi siang belum ter isi oleh makanan

"Ternyata rasa nya seperti di neraka hidup bersama pria tidak berguna, baru juga sehari sudah seperti 1 tahun penuh hidup dengan nya." Gumam shafa

Perut nya yang terus menagih untuk di isi, akhir nya shafa berfikir untuk keluar tanpa mau kembali lagi ke hotel.

Shafa buru² membereskan seluruh pakaian nya dan segera memesan sebuah kamar hotel lewat aplikasi xx, ia kemudian memesan taxi online menuju ke sebuah hotel yang sedikit jauh dari tempat nya menginap.

Shafa melangkah kan kaki nya keluar kamar hotel setelah ia mengintip keluar dalam keadaan sepi, ia lalu menuju lift dan berhasil turun ke lobby, di luar hotel sebuah taxi telah menunggu nya.

Shafa masuk ke dalam mobil tersebut setelah memastikan bahwa mobil tersebut adalah taxi online yang ia pesan.

****

Di kamar hotel devan terus berusaha memejam kan mata nya, namun begitu sulit, ia baru sadar jika belum makan malam, malam terlalu sibuk dengan kebencian nya terhadap istri baru nya sehingga ia tidak ingat jika ia dan Shafa juga belum makan malam.

Devan buru² keluar kamar nya, ia bermaksud mengajak makan malam, ia sekarang yakin jika shafa bukan lah orang yang di jodohkan nya, dia adalah shafa orang yang berbeda.

Devan menerobos masuk ke kamar yang di tempati shafa namun ia tidak menemukan siapa pun di sana. Ia hanya mendapati kamar yang berantakan dan sobekan kertas yang berserakan

"Bagaimana bisa aku bersikap buruk pada gadis sebaik diri nya, bahkan dia rela mengganti kan saudara kembar nya menikah dengan ku, tapi biar lah itu hukuman karena telah berani membohongi ku.

Dalam keadaan panik devan keluar dari kamar hotel dan mencari shafa di lobby dan sekitar hotel, namun ia tak kunjung menemukan shafa.

Devan pun memutuskan untuk menemui petugas hotel untuk melihat rekaman cctv di sekitar hotel tersebut

Di dalam rekaman cctv tersebut terlihat shafa memasuki mobil tapi entah mobil siapa, karena pada malam hari sehingga ia tidak bisa melihat dengan jelas plat nomor mobil tersebut.

"Terima kasih, kabari saya jika melihat wanita yang ada dalam cctv tersebut" Ucap devan, seraya beranjak keluar dari ruangan. Kali ini devan begitu panik ia bingung harus mencari ke mana.

Devan keluar dari lobby hotel menuju mobil nya ia duduk terdiam beberapa saat, "ini sudah sangat malam, ke mana kira² wanita itu pergi" pikir devan dalam hati.

"Aku bahkan tidak memberi nya makan, bagaimana bisa ia melupakan makan nya

"Ah aku sudah mengantuk, lebih baik tidur saja, lagi pula ngapain mikirin perempuan itu" pikir devan.

****

Shafa telah sampai di depan hotel yang telah ia pesan melalui aplikasi, ia lalu masuk ke lobby hotel untuk cek in, tanpa menunggu waktu lama ia telah masuk ke kamar yang telah di di pesan

Memang bukan bintang 5, dan tidak mewah seperti hotel yang di sediakan oleh pihak suami nya, namun ia yakin ini jauh lebih nyaman untuk ber istirahat, di banding bersama suami nya yang di rasa seperti di dalam neraka.

perut shafa yang lapar membuat nya tidak tahan untuk segera mengisi nya,

Ia kemudian melangkah ke luar ke arah warung nasi goreng di sekitar hotel tersebut, terlihat masih ada rumah makan nasi goreng yang masih buka, kemudian ia pun memesan nya.

Shafa yang terbiasa makan jajanan kaki lima tentu tidak masalah makan makanan di pinggir jalan. Ia bersyukur karena saat tengah malam masih ada warung makan yang buka.

Tanpa menunggu lama shafa pun melahap nya dengan cepat ketika penjual nasi goreng menyuguhkan hasil masakan nya di meja.

Ia begitu kalap karena sejak pagi belum makan akibat stres dengan pernikahan nya. Kini ia telah bertekad ingin menyudahi pernikahan yang baru menginjak beberapa hari

*** Bersambung***

avataravatar
Next chapter