1 Episode 1

Perkenalkan nama ku Laura, Laura Agustina. Mereka sering memanggilku Rara, usia ku 29 tahun dan kini aku bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahan besar di Jakarta.

Aku memiiki seorang kakak lelaki yang bagiku cukup menyebalkan tapi bagaimanapun aku menyayanginya karena dia saudara kandungku satu-satunya, namanya Ryan. Dia berbeda 2 tahun dengan ku, karena kebetulan aku berbeda 2 tahun dengan ku jadi semenjak aku sekolah sampai aku kuliah aku selaku bersama-sama dengannya.

Aku pun memiliki seorang sahabat bernama Renata, kami memanggilnya dengan Rere. Dia sahabat ku dari aku SD sampai sekarang, seakan tak pernah bosan kami berdua selalu bersama-sama bahkan saat memilih pekerjaan kami memutuskan untuk berkerja di perusahaan yang sama.

Oia aku ingin menceritakan kisah cinta ku, kisah cinta dimana aku menyukai seseorang pria dari saat aku sekolah dasar sampai kami lulus SMA, ternyata di saat aku sudah bisa melupakannya kini aku malah aku di jodohkan dengannya. Dan begini kisahku ..

Kisah ini bermula saat aku kelas 5 SD, Saat itu seperti biasa di hari senin kami semua melakukan upacara bendera di lapangan dimana kami semua selalu melakukan upacara benderanya.

"Ra, kamu bawa dasi enggak?" tanya Rere.

"Bawa dong, hayo kamu lupa ya?" kata ku.

"Kayaknya iya deh" jawabnya dengan panik sambil menmerusaha mencari keberadaan dasi dalam tas.

"Ya udah nanti kita di baris belakang aja semoga aja kita ngak ketahuan, eh tunggu kayaknya aku punya cadangan deh" kata ku yang sambil mencoba mencai di tasku.

"Ah, nih ketemu" kata ku.

"Wah untung ada ini makasih ya Ra, ya udah yuk sekarang kita ke lapangan" katanya

Setelah upacara selesai kami semua kembali kekelas kami masing-masing.

Hampir 20 menit pak Rudi sang guru matematika yang akan mengajar di jam pertama tak kunjung datang, tak lama kemudian dia masuk ke kelas dan dia tak sendiri, dia bersama seorang siswa pindahan yang berasal dari Bandung, dan anak itu bernama Aldo.

Aldo anak yang sangat tampan dengan berhidung mancung sepertinya anak keturunan luar negri pada umumnya kalau seperti artis dia seperti Stevan William. Dan ternyata papanya keturunan Belanda dan mamanya asi orang Bandung.

Setelah perkenalan di depan kelas dia di suruh pak Rudi duduk di sebelahku yang kebetulan tak ada yang menempati.

"Hai" kata ku.

"Hai" balasnya.

Tak banyak obrolan antara kami karena jujur aku grogi berada di sebelahnya. Kami akan berbicara jika memang di perlukan dan kebetulan karena dia belum ada buku pelajaran jadi kami sebuku berdua.

Tak terasa dia sudah seminggu bersekolah disini, aku mengamati dia ternyata dia seorang anak yang pintar terbukti dengan dia yang langsung bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan nilai-nilai dia sangat baik.

Dia juga anak yang mudah bergaul dengan dia sudah memiliki teman akrab yaitu Rio dan Chandra, tapi berbeda dengan anak perempuan dia sedikit cuek mungkin karena perbincangan anak perempuan dan lelaki berbeda.

Hari berganti hari kini sudah 1 bulan dan selama itu pula aku suka mencuri pandang pada nya.

Hubungan kami menjadi sahabat di kalai bapak dan ibu guru selalu menyatukan kami sebagai sebuah kelompok tentu bukan hanya kami berdua tetapi Rere, Rio dan Chandra selain itu Rio dan Rere kebetulan sepupu jadi kami lebih enak untuk bergaul.

Kami semua selalu bekerja kelompok di rumah nya, karena rumah nya yang tak jauh dari sekolah . setiap kami mengerjakan tugas atau hanya sekedar bermain di rumah nya , mama nya Aldo yang bernama Wina selalu membuatkan susu cokelat serta pudding untuk kita. Karena alasan ini juga kami selalu memutuskan untuk memilih rumah Aldo.

Mama Wina begitulah sapaan dari kami, dia seorang wanita yang cantik dan baik hati, saat aku melihat foto keluarga nya papa nya Aldo yang bernama Steven pun memiliki paras wajah yang tampan dan tinggi pantas saja Aldo dan adiknya tampan dan cantik. Adik nya Aldo bernama Tania aku dan Rere suka bermain BP-BPan bersama nya .

Rasa nya waktu cepat berlalu dan kami akan segera SMP, Aldo menceritakan jika dia akan melanjutkan sekolah Pelita mendengar itu aku langsung berencana untuk ikut sekolah disana.

Aku meminta papa ku untuk jika SMP aku mau sekolah di Sekolah Pelita, aalnya papa ku kaget karena ternyata sekolah Pelita sekolah anak yang cukup berprestasi dan tak hanya itu juga tetapi sekolah itu juga terkenal karena sekolah orang kaya karena biaya sekolahnya yang tinggi.

Karena niat ku ini papa ku meminta ku tambah giat belajar nya bukan karena aku tidak pintar, aku sebenar nya cukup cerdas karena aku selalu masuk rangking 5 besar di sekolah. Karena saran papa ku, kini aku selalu giat belajar terbukti dengan aku lulus sekolah dasar dingan predikat terbaik dan aku bisa masuk rangking 3 besar.

Sekolah kami mengadakan karya Wisata bagi anak kelas 6, saat kami di dalam bis aku langsung mengajak Rere untuk duduk di dekat Aldo, aku menyukai Aldo pun di ketahui oleh Rere yang selalu senang jika berada di dekat Aldo. Tak hanya itu bahkan saat kami melakukan foto kenang-kenangna aku sudah siap sedia berdiri di sebelahnya bahkan saat Aldo sakit aku sampai mengajak Rere untuk menjenguk Aldo.

Jujur dengan wajah tampan Aldo, Aldo banyak siswi yang menyukainya sehingga membuat aku merasa jengkel.

***

Saat masa Orientasi SMP Pelita, dan kebetulan tak sengaja kami kembali menjai kelompok. Di dalam kelompok ada aku, Rere, Aldo dan ternyata Rio yang juga masuk di sekolah tersebut dan 2 anak cowok dari sekolah lain, dan baru ku ketahui dari Rio ternyata Chandra sekolah di Jogja.

Singkat cerita kami kimi sudah kelas 3, Cukup sedih saat aku dan dia terpisah di kelas 3 SMP, betapa kaget saat aku tahu bahwa ternyata dia berpacaran dengan Nova teman sekelas nya. Temen cewek sekelas nya dia cewek yang cantik bagiku, mendengar pemberitahuan dari nya membuat aku sedh, bagaimana tidak sedih aku yang memendam perasaan dengannya sangat lama tertikung dengan seroang cewek yang baru saja dia kenal, karena selama SMP aku dan dia selalu satu kelas baru saja kelas 3 kami berdua berpisah serta aku pun tak tau mula bagaimana mereka dekat dan akhirnya berpacaran.

Aku cuman berharap dia dan Nova putus tapi ternyata doa ku seakan tak di kabulkan sampai kami lulus SMA mereka masih tetap bersama, tapi aku cukup bahagia ternyata tak lama setelah kami lulus dia bercerita bahwa dia dan Nova putus.

Mereka putus karena Nova harus pindah ke Jepang mendengar itu aku cukup bahagia karena aku mungkin ada kesempatan, tetapi baru sebentar bahagia dia memberitahukan juga kalau dia akan melanjutkan kuliahnya di Belanda karena Grandmanya sakit sehingga dia sekeluarga harus pindah ke Belanda.

Ada perasaan menyesak saat mendengar kabar itu, sebuah perasaan yang tidak bisa di ungkapkan. Aku yang selalu berharap untuk memilikinya kini lenyap seketika , sehingga akhirnya dia meminta utuk foto bersama dan dia meminta foto satu-persatu sebagai kenang-kenangnya.

Kalian tau dari aku SD sampai aku SMP buku harian kau penuh dengan cerita yang sering bernama Aldo.

Hari keberangkatanya pun tiba rasa nya aku menghentikan waktu sehingga dia tidak akan pergi ke Belanda, oia yang lebih sedih lagi dia bilang kalau dia tidak tahu kapan dia akan kembali ke Indonesia. Dan dia juga bilang kalau semisalkan dia ke Indonesia dia meminta untuk kami semua berkumpul.

***

Aku dan Rere memilih Universitas Pelita dan kebeteulan masih satu yayasan dengan sekolah SMP ku dahulu, selain itu tentu juga karena kakak ku sih Ryan yang berkuliah di tempat itu. Aku dan Rere memutuskan untuk mengambil jurusan Ekonomi.

Tak ku sangka saat akan melakukan orientasi atau Ospek saat Kuliah ternyata berbeda jauh saat aku masuk SMA. Bayangkan saja aku harus sudah sampai di kampus jam 5 pagi dan kami baru akan pulang sekitar pukul 6 sore.

Tak hanya itu, aku harus menguncir rambut ku menjadi kepang dua dengan pita Kunting, memakai topi petani, serta aku pun harus menulis nama alis di name tag dari kardus dan di ikatkan tali lalu di kalungkan di dada. Tak habis di situ, aku harus memakai kemeja putih dan rok hitam serta dengan kaos kaki kuning seperti kaos kaki pemain sepak bola yang harus sampai setinggi lutut.

Kuning menjadi warna lambang dari jurusan aku yaitu Akuntansi. ( hayo para pembaca ada yang mengalami ospek seperti ku ? atau bahkan lebih parah? )

Masa ospek ini berlangsung selama 3 hari dan selama itu juga aku harus bangun lebih pagi dan sampai di rumah aku langsung tidur karena sangat ngantuk.

Saat aku ospek baru ku sadari ternyata kakak ku yang menyebalkan itu ternyata salah satu jajaran dari BEM membuat ku sedikit kagum dengan dirinya.

Di hari ke 2 aku dan mahasiswa serta mahasiswi baru di ajak tour keliling kampus dari parker sampai kantinnya. Tak hanya itu selama 3 hari kami di suruh unuk mendapatkan tanda tangan semua pengurus ospek, BEM dan BPM.

Mendapatkan tandatangan itu cukup susah karena mendapatkannya tidak gampang karena kami selalu di erikan persyaratan seperti menyanyikan potong bebek angsa, pelangi-pelangi serta joget potong bebek angsa yang mereka karang sendiri.

Di hari ke 3, kami semua di suruh untuk menuliskan surat kepada kakak-kakak tingkat kami yang ada di sana. Lagi-lagi aku tak menduka kalau kakak ku mendapatkan urutan ke 2 memperoleh surat terbanyak dari mahasiswi baru, di tempat yang pertama yaitu sahabat nya yang bernama Martin dan aku menjadi salah satu menjadi orang yang menuliskan surat cinta untuknya.

Aku tak menduga ternyata surat yang kami baca bakal di bacakan oleh sang MC walaupun tak semua, dan surat ku menjadi surat yang bagi mereka terbagus karena seakan dari hati.

Setiap kata dari tulisan ku di baca membuat aku benar-benar malu sampai merona pipi ku bahkan semakin memerah saat kak Martin memberitahu bahwa dia akan menyimpan surat itu sebagai kenangan karena bagi nya surat nya sangat berkesan.

Bagaimana tidak dari hati, saat aku menuliskan surat itu aku membayangkan itu Aldo sehingga aku menuangkan ungkapan cinta ku yang tak pernah sampai melalui surat untuk kak Martin itu.

"Kamu nulis itu buat Martin atau buat Aldo?" kata kakak ku saat dalam perjalanan pulang.

"hee.. buat kak Martin sambil membayangkan Aldo" kata ku yang malu mengingat kembali kejadian tadi di atas panggung.

***

Hari ini hari pertama aku menjadi seorang mahasiswa, sebelum masuk kuliah aku dan mama ku berbelanja baju, kemeja, serta celana jeans serta sepatu untuk hari-hari ku berkuliah karena itu seakan lemari ku mengatakan untuk tak sanggup menahan banyaknya baju yang ada.

Karena mahasiwi baru jelas aku sangat giat-giat nya, aku dan rere bahkan sering mengikuti HIMA ( Himpunan Mahasiswa ) dan tak ku sangka ternyata Kak Martin ternyata satu jurusan dengan ku.

Jujur semenjak kejadian itu aku sedikit malu jika bertemu dengan kak Martin apa lagi jika kumpul HIMA karena banyak teman-teman dari HIMA Akuntansi yang selalu meledek ku dan saat dia bermain di rumah ku, aku berusaha untuk menghindar dengan selalu berada di kamar. Aku akan keluar jika dia sudah pulang.

Seakan merasakan hal yang berbeda dari ku dahulu dan sekarang akhirnya Kak Martin meminta ku untuk tidak terlalu memikirkan kejadian surat itu, saran dari nya membuat ku mencoba untuk terlihat biasa saja saat bertemu dengannya awalnya cukup canggung.

Semakin hari aku dan dia semakin terbiasa dan aku pun sudah lupa dengan hal itu. Karena sudah menjadi seperti sahabat tak jarang aku meminta bantuan dengannya jika ada mata kuliah yang tak kuketahui.

Dari situ pula hubungan ku dengan Kak Martin semakin dekat, dan jujur dia sebagai pria tidak lah jelek ( ya jelas lah buktinya dia yang dapat surat cinta terbanyak ). Dia memiliki tubuh yang atletis, jujur daya tariknya bagi ku adalah lesung pipi nya seperti penyanyi Afgan.

Tak jarang dia mengantarkan aku pulang dikala aku sudah selesai kuliah dengan alasannya bahwa dia sekalian mau ke rumah mau ketemu Ryan.

***

Iseng-iseng aku setelah mandi aku membuka facebook dan tanpa di duga aku melihat facebook milik Aldo yang sudah berelationship dengan lain wanita.

Perasaan ku dahulu saat putus dengan Nova dia galaunya minta ampun eh sekarang dia sudah ganti pacar sebanyak 2 kali. Melihat itu membuat ku tak percaya bahwa Aldo yang ku kenal setia bisa berubah, apa pengaruh pergaulan ? entah lah..

Setelah beberapa minggu grup chat kami di email hening sehening kuburan tiba-tiba bunyi ternyata email dari Aldo.

Guys, aku akan ke Indonesia minggu depan.. aku akan berlibur, aku harap kita semua bisa berkumpul. Pokoknya Rara dan Rere kita harus ketemu karena kalian kan di Jakarta, untuk Rio aku harap kamu berlibur ke Jakarta ya, see you guys...begitulah email dari nya yang ku baca.

Perasaan senang dalam hati ku bergejolak, bagaimana tidak orang yang hampir 1 semester kuliah ku rindukan ini berlibur ke Indonesia dank u berharap dia berlibur cukup lama di Indonesia.

***

Hari kedatangannya pun tiba..

Aku dan Rere sengaja menjemput dia di bandara.. aku menyapa kedua orang tua nya dan betapa ku terkejut melihat wanita cantik yang seperti pernah ku lihat.

Setelah di ingat-ingat ternyata dia adalah wanita yang berpelukan di foto profil dalam facebook Aldo.

Cukup kecewa, bukan tepat nya sangat kecewa melihat nya.

Cewek itu sebenernya cukup ramah mungkin itu terlihat dari perkenalan aku dengannya. Dan wanita itu bernama Kate.

Tak jarang aku menyaksikan adegan romantis dari mereka berdua, dan jujur itu membuat aku iri yang mereka tampilkan selama kami bersama. Dari cara Aldo yang tak pernah lepas menggengam tangan Kate, menyuapi Kate, yang jelas seperti Kate selalu di manja oleh Aldo.

Sampai mobil yang kita tumpangi sampai di rumah Aldo, ternyata sumama wina dan papa Steven sudah berada di Jakarta kemarin.

"Eh , kok ada kalian?" kata mama Wina

"Ia, Aldo minta kita jemput dia ma," kata ku.

"Kamu ini Do kok nyusahin mereka," nasihat mama Wina

"Ga apa-apa lah ma, kan sekali-kali," kata Aldo yang meninggalkan kita berdua di ruang tamu.

Sambil menunggu Aldo yang di kamar, aku menyusul mama Wina yang sedang dapur daripada aku di di diemin Rere yang asik dengan game di ponselnya.

"Lagi apa ma?" tanya ku.

"Ini mama lagi buat makan siang buat kita," kata nya.

"Wah aku udah ga sabar nunggunya," balas ku.

Jujur aku merindukan masakan Mama Wina. Masakan Mama Wina itu gimana ya mungkin karena campuran lidah bule sama lidah sunda kali ya.. gimana ya jelasinnya, pokoknya enak lah intinya.

Sambil menunggu masakan yang katanya bentar lagi matang, aku mengelilingi rumah itu. Yang bentuk rumah nya hampir sama dengan ku karena memang kami satu perumahan cuman beda blok saja. Tak hanya itu juga seisi rumah masih sama seperti dahulu tak ada yang berubah bahkan setelah mereka tinggal di Belanda, rumah ini sangat terawatt dengan baik. Mungkin karena bibi yang dengan setia bekerja di rumah ini.

Aku masih mengingat sekali setiap sudut rumah itu, dimana aku dan mereka bermain lari-larian, petak umpet dan yang jelas di kursi ruang tamu ini aku,Rere serta Tania bermain layaknya anak perempuan seperti masak-masak, BP-BPan.

Tak hanya itu, disitu juga masih ada ayunan yang berdiri kokok, di ayunan itu aku pernaah di buat nangis oleh Aldo karena dia pern mengayunkan ayunan itu dengan sangat tinggi membuat aku takut.

Saat aku masih mengelilingi taman, mama Wina memanggil aku karena masakannya sudah matang. Memang sih dari tempat ku berdiri saja sudah tercium masakan yang dia masak.

Saat sudah ingin makan tiba-tiba ponsel ku berbunyi ternyata mama kuyang menelepon dan meminta aku membeli beberapa bahan untuk dia membuat brownies dan aku langsung mengiya kan.

Habis makan aku pamit untuk pulang karena selain suruhan mama ku tapi juga aku tidak nyaman dengan kedekatan Aldo dan Kate.

Kebetulan rumah Aldo, minimarket dan rumah ku tak terlalu jauh jadi aku dan Rere jalan kaki.

Tepung terigu, mentega, dan cokelat bubuk menjadi bahan yang harus ku beli.

***

"Lama amet Ra," kata Mama ku yang sambil mengambil belanjaannya.

"Iya, soalnya tadi main dulu di rumah Aldo, kan ga enak kalau mama Wina masak terus aku ga makan kan," kata ku yang member penjelasan.

"Emang Aldo ke sini, ciye yang ketemu cinta lama," ledeknya.

"Ish, mama ini," cemberut ku.

"Emang kamu beneran masih suka sama Aldo," kata Mama

Mendengar pembicaran aku dan Mama , Kak Ryan langsung ikut meledek ku " Ya iya lah Ma, namanya juga cinta pertama."

"Apaan sih, udah ah aku mau ke kamar," jawab ku.

Saat di kamar aku melihat foto perpisahan kami sewaktu Aldo akan berangkat ke Belanda, aku memegang bingkai foto dan seketika bayangan Aldo dengan Kate terbayang dalam ingatan ku. mengingat itu aku langsung menaruh bingkai foto itu dengan kesalnya, terasa sesak di dada saat terbayang kejadian itu. (Ya kalian bisa bayangin lah gimana sakitnya aku ).

"Udah ah daripada mikirin itu mendingan aku tidur aja."

Saat sudah terlelap, tiba-tiba aku kebangun karena mendengar suara tertawa 2 lelaki yang aku tau betul siapa pemilik suara itu, siapa lagi kalau bukan kakak ku sih Ryan dan kak Martin yang sedang main kerumah ku.

Niat ingin keluar kamar tapi tak jadi karena mengingat kejadian saat ospek dulu membuat ku malu dan ku urungkan niat ku.

Daripada tidak ada kerjaan karena pasti aku pun sudah tidak bisa tidur lagi mendingan aku nonton drama korea saja yang sedang hits.

Lagi asik-asik ngobrol tiba-tiba ada chat dari Rere.

Rere : Ra, gue ke rumah ya.

Aku : ke rumah tinggal ke rumah, lah tumben lu ngomong, biasa nya juga lu langsung nongol di rumah.

Rere : Lah emang, nih buktinya gue udah di depan kamar lu, buka dong pintunya.

Aku: Eh dimana-mana kalau mau bilang ke rumah orang itu, tamu nya belom dateng. Ini tamu nya udah di rumah baru ngomong, kayak mana lah.

Niat untuk mengerjai dia, setelah membalas aku sedikit lama membuka pintu nya.

"Woy Ra, buka kali pintunya," teriaknya

"Iya..iya," kata ku sambil membuka pintu nya.

"Lu ini lama banget buka pintu," marahnya.

"Emang."

"Eh Ra teman kakak lu itu kayak ga asing loh," kata Rere.

"Emang."

"Dia kan ketua HIMA kita," kata ku.

"Oia,ya.. Manis juga," kata nya.

Perbincangan kami terus berlangsung sampai aku akhirnya aku mendengar kalau Kak Martin pamit dengan mama ku untuk pulang. Mendengar itu aku langsung turun ke bawah karena dari tadi aku sudah menahan haus.

Saat melihat aku yang turun tangga, kakak ku langsung meledekku karena aku baru menampakkan kehadirannya sedangkan tadi pas ada Kak Martin tidak mau keluar kamar. Mendengar itu Mama ku menanyakan ada apa gerangannya.

Setelah mendengar penjelasan dari kak Ryan aku yang mendengar itu langsung malu, tak sangka dengan apa yang di ungkapkan mama ku ternyata dia juga merestui saja jika aku pacaran dengan Kak Martin daripada menunggu.

Karena sangking malu aku langsung berlari ke kamar ku

BERSAMBUNG ^^

***

avataravatar
Next chapter