1 Terlahir Kembali ke Pertengahan Tahun 1980-an

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Cuaca di bulan Juni dapat berubah dengan cepat. Dahan-dahan dari pohon besar yang berjarak dua meter dari jendela sedang melambai-lambai tanpa henti. Langit pun mulai gelap, sepertinya akan turun hujan deras. 

Di dalam ruangan terasa sangat pengap dan panas, tetapi para prajurit masih bersemangat menyerukan yel-yel mereka. Sementara itu, tatapan mata Zhu Haimei tertuju pada para pemuda yang tampak berkeringat. Ia menatap para pemuda itu dengan kedua tangan berada di atas dada. 

Mata Zhu Haimei terasa perih saat sedang berusaha mencari tahu keberadaan Shen Dongyuan, suami tercinta dari sang pemilik tubuh asli. Ia kesulitan menemukan sosok Shen Dongyuan karena para pemuda itu mengenakan seragam dengan warna senada. 

Beberapa saat yang lalu, ia merasa sangat yakin bahwa dirinya terlahir kembali pada pertengahan tahun 1980-an dan hidup di dalam tubuh orang lain. Meskipun ia hidup di dalam tubuh orang lain, tetapi ia masih bisa mengingat kenangan dari sang pemilik tubuh yang asli. Pemilik tubuh yang asli memiliki nama yang sama dengannya, mungkin karena itulah jiwanya bisa berada di dalam raga ini. Meskipun pelafalan nama mereka sama, tetapi penulisan karakter mandarinnya berbeda. 

Mereka tinggal di sebuah perumahan yang berada di wilayah militer. Area perumahannya sangat besar, bangunannya bertingkat seperti rumah susun dan memiliki sebuah halaman kecil yang terpisah dari bangunan rumah. Jika ingin memasuki halaman kecil itu, mereka harus melalui pintu yang berbeda. Selain itu, hanya ada satu dinding pembatas di antara wilayah militer dan area perumahan. Pada dinding itu ada sebuah pintu kecil untuk memudahkan keluar-masuknya tentara atau prajurit yang tinggal di sini. 

Meskipun Zhu Haimei sedang berada di kamarnya yang ada di lantai empat, tetapi suara yel-yel prajurit masih terdengar jelas di telinganya. Ini adalah sebuah dunia yang benar-benar baru baginya, sesuatu yang belum pernah ia temui sebelumnya. 

Ia ingin menganggap kehidupannya yang sebelumnya seperti sebuah mimpi. Wajah-wajah munafik yang ia temui di kehidupannya yang dulu membuatnya merasa jijik. Orang-orang yang ada di kehidupannya yang dulu seperti ular dingin yang licik. 

Pandangannya perlahan-lahan menerawang jauh. Tampaknya, perubahan identitas dan lingkungan merupakan hal baik baginya. Karena Tuhan telah memperlakukannya dengan sangat baik dan membuatnya dapat meminjam tubuh orang lain untuk hidup, maka ia bertekad akan menjalani kehidupannya yang sekarang dengan baik. Di sini, ia bisa memulai semuanya dari awal lagi. 

Hanya saja lingkungan ini…

Pada dinding kamarnya terdapat beberapa slogan penyemangat dan sebuah gambar artis yang tidak terlalu ia kenal. Jendela kamar ini juga masih berupa jendela kaca dengan bingkai dari kayu. Di bawah jendela ada sebuah meja yang penuh dengan barang-barang seperti cangkir teh yang warnanya sudah memudar, mangkuk dan sumpit yang belum dicuci, serta kosmetik berkualitas rendah. Selain itu masih ada sebuah tas militer berwarna hijau.

Zhu Haimei lalu melihat sekelilingnya dan menemukan tumpukkan pakaian kotor di sudut ruangan. Tumpukan pakaian kotor itu menyebabkan ruangan ini memiliki aroma yang tidak sedap. Hal ini membuatnya bertanya-tanya, mengapa pakaian itu tidak dicuci padahal mentari sedang bersinar terik? Mengapa penghuni kamar ini begitu malas? 

Ia kemudian mengambil sebuah cermin yang ada di atas meja dan melihat pantulan dirinya yang ada pada cermin tersebut. Ia lalu berteriak ketakutan hingga cermin itu jatuh ke lantai dan pecah. Zhu Haimei bahkan jatuh pingsan di samping tempat tidur. Ia tidak sadarkan diri untuk waktu yang lama. 

Ia pingsan saat melihat penampilannya sendiri. Rambutnya seperti sarang ayam yang dipenuhi ketombe dengan dua titik kotoran di matanya. Pipinya membengkak hingga matanya hampir tidak terlihat dan dagunya juga berlipat-lipat. 

Apakah ini benar-benar dirinya yang sekarang? Sangat menjijikkan. Ketika ia siuman, ia baru sadar bahwa dirinya yang sekarang begitu gemuk. Ia sebenarnya tidak keberatan menjadi gemuk, tetapi tidak se-gemuk ini. Sang pemilik tubuh ini benar-benar tidak merawat diri.

Meskipun di kehidupannya yang dulu ia tidak terlalu cantik, tetapi setidaknya ia bertubuh ramping dan menarik. Penampilannya yang sekarang benar-benar berbeda dengan yang dulu dan ia tidak bisa menerimanya.

Ia lalu memandangi dirinya dari atas ke bawah. Ia terlihat begitu berantakan dengan kemeja militer berwarna hijau dan celana abu-abu yang kebesaran. Jika dilihat dari penampilannya, ia pasti akan mengira pemilik tubuh ini berusia empat puluh tahun dan bukan dua puluh tahun. Ia tersenyum pahit setelah perlahan-lahan dapat mencerna pemikiran sang pemilik tubuh asli. Ya Tuhan, dosa apa yang telah Zhu Haimei lakukan sampai Engkau melahirkannya kembali ke dalam tubuh orang seperti ini? 

Setelah merenung cukup lama, ia mulai memahami pemilik tubuh ini. Pemilik tubuh yang asli adalah orang yang malas, gemuk, buta huruf dan kurang ambisi. Tubuhnya yang gemuk ini menunjukkan bahwa ia bukanlah sosok pekerja keras. Selama dua bulan tinggal bersama suaminya, ia hampir membuat kesal seluruh wanita (para istri tentara/prajurit) yang ada di perumahan ini. Ia datang ke rumah mereka untuk makan dan minum. Ia juga berbicara tidak sopan dan membuat kegaduhan, serta mengambil sayuran di ladang mereka tanpa merasa sungkan. Bahkan yang paling parah, ia merebut barang-barang dari tangan anak-anak mereka.

Ia langsung menutupi wajahnya saat mengetahui hal tersebut. Ya Tuhan, bagaimana mungkin ia masih bisa keluar rumah setelah kejadian itu? 

Tiba-tiba ia teringat bahwa keinginan terbesar sang pemilik tubuh asli adalah memenangkan hati suaminya. Ia lalu kembali memandangi dirinya sendiri dari atas ke bawah. Dengan ukuran tubuhnya yang sekarang, ia bisa menempati setengah dari ranjang sendirian. Bagaimana bisa dia berbagi tempat tidur dengan suaminya?

Zhu Haimei pun menghela nafas. Bagaimanapun juga, ia adalah gadis muda yang sangat baik di abad ke-21 dan ia yakin bahwa dirinya bisa mengubah keadaannya yang sekarang! 

Bukankah ia sekarang memiliki tubuh yang gemuk?

Tidak masalah, ia bisa diet.

Bukankah pemilik tubuh yang sedang ia tinggali sekarang adalah seorang pemalas?

Tidak masalah, dirinya yang sebenarnya adalah orang yang sangat pekerja keras.

Bukankah pemilik tubuh ini adalah orang yang tidak berpendidikan tinggi? 

Tidak masalah, dulu ia adalah orang yang berpendidikan tinggi. 

Bukankah ia bukan siapa-siapa di dunia ini?

Tidak masalah. Bahkan jika seluruh orang yang ada dunia tidak mencintainya, ia akan tetap mencintai dirinya sendiri dengan baik.

Bukankah pemilik tubuh ini ingin tinggal bersama dengan suaminya?

Zhu Haimei kemudian menundukkan kepalanya dan memandangi dirinya sendiri. Berat badannya sekarang mungkin mencapai kisaran delapan puluh kilogram. Hmm, sepertinya agak sulit untuk melakukan diet.

Saat sedang memikirkan hal ini, perutnya bahkan sudah berbunyi dua kali karena kelaparan. Ia lalu mengumpulkan keberanian untuk keluar dari kamar ini. Sekarang, mari kita mulai kehidupan Zhu Haimei.

Ketika ia berjalan menuju ruang tamu, indera penciumannya mencium aroma tak sedap yang berasal dari piring kotor yang belum dicuci. Ya Tuhan, apakah ini tempat yang ditinggali oleh manusia? Di bagian tengah ruang tamu itu ada sebuah meja dan beberapa kursi lipat, sementara di ujung ruangan ada dua lemari yang isinya tampak berantakan. Bahkan ruang tamu ini memiliki lantai yang berwarna hitam dan terlihat menjijikkan. Di seberang ruang tamu ada dua buah pintu, yang satu adalah pintu dapur dan yang lainnya adalah pintu kamar mandi. 

Untungnya, dapur dan kamar mandinya terpisah. Zhu Haimei benar-benar takut kalau keadaan di sini akan seperti suasana pada pertengahan tahun 1980-an yang pernah ia lihat di acara TV. Bangunan pada masa itu berbentuk seperti gedung asrama dengan koridor yang panjang, dan harus menggunakan toilet umum bersama-sama, bahkan hanya ada satu dapur di setiap lantai. 

Zhu Haimei memberanikan diri untuk pergi ke dapur untuk mengambil tas rajut yang ada di sudut ruangan. Ia mengambil tas itu dan mulai membersihkannya. Tiba-tiba ada suara petir yang membuatnya kaget setengah mati karena di luar sedang turun hujan deras. Ia kemudian dengan cepat membuka setiap jendela yang ada di dalam rumah agar aroma tidak sedap dalam ruangan itu pergi. 

Namun saat mengetahui bahwa pintu kamar yang ada di sebelah kamarnya terkunci rapat, tiba-tiba hatinya merasa sedih. Huh, perasaan seperti ini seharusnya menjadi perasaan pemilik tubuh yang asli, lalu mengapa ia masih bisa merasa seperti ini? 

avataravatar
Next chapter