1 Prolog : Haru

Nise no Tamashi

Prolog

Aku mengulurkan tanganku pada seorang gadis yang selama ini selalu menemani ku. Gadis itu menerima uluran tanganku dan berdiri seraya tersenyum, percaya tidak percaya, gadis ini adalah AI yang diciptakan oleh ayahku untuk menjadi pelayanku. Hari demi hari..

Aku semakin mencintai nya. "Ini adalah kisah asmara pertama antara Manusia dan AI."

"Karena itu, Master, kita mulai semuanya dari titik ini."

**Nise No Tamashi**

Tanaka Akiyama adalah nama ku, aku terlahir di Shibuya yang sangat maju ini, tepatnya pada tanggal 2 September 2070. Sejak kecil aku sangat menginginkan berbagai mainan yang mana mainan itu bisa kuajak berbicara, tepat sekali, di tahun 2088 ini, AI mulai berkembang. Meskipun disaat aku masih kecil, AI sudah ada namun mereka ridak sesempurna AI yang sekarang. Dulu AI hanyalah mesin asisten yang memiliki kecerdasan, tubuh mereka tak ada bedanya dengan kaleng besar. Namun seiring berjalan nya waktu, AI semakin berkembang bahkan hampir tak bisa dibedakan dadi Manusia.

Mereka memiliki perasaan, mereka memiliki nafsu makan, mereka membutuhkan toilet dan mereka membutuhkan kasih sayang.

Oh, selain itu, aku adalah anggota veteran dari Pasukan Pelindung serta Pemberantas AI. Pelindung adalah untuk melindungi AI yang terancam, dan pemberantas adalah memberantas AI yang sudah disalah gunakan dan tak bisa dikembalikan. Aku sering mendapat julukan Solo Sniper, biasanya anggota lain memiliki 1 atau 2 rekan tim yang mana mereka adalah AI. Namun aku menolak dan memilih untuk menjadi Sniper Solo saja karena menurutku AI tidak cocok dalam pertarungan.

Seperti yang ku katakan tadi, mereka membutuhkan kasih sayang, namun pemikiran ku berakhir ketika ayahku menciptakan AI perempuan yang akan dijadikan pelayan ku. Rambut biru muda AI itu terihat indah, dia terlihat masih kebingungan. Hanya menatap kesana kemari tanpa pakaian sehingga aku segera memberikan nya sebuah jaket yang sebelumnya ku pakai.

"Pakailah." Ujarku, aku adalah anggota Pelindung AI, karena itulah aku harus melakukan ini supaya tidak ada yang melecehkan nya, karena saking sempurna nya AI, dia memiliki rahim buatan yang memungkinkan akan tumbuh janin jika pembuahan dilakukan, manusia zaman sekarang gak ada otaknya.

Sepertinya dia ingin mengatakan terimakasih, namun dia tak tau apa yang harus diucapkan, karena itu aku menuntun nya untuk mengatakan terimakasih. "Akiyama, waktunya pengujian, keluarlah dari sana."

"Baik ayah."

Dia masih belum memiliki nama, untuk sekarang nama nya adalah Model 22661. "Baik, selamat pagi, kamu tau siapa dirimu?" Tanya ayahku padanya. "Yang ku ketahui hanyalah bahwa diriku adalah Kecerdasan buatan yang diciptakan untuk melayani manusia, tepatnya Tuan Akiyama."

"Tepat, selain itu, kamu adalah AI pertama yang memiliki program untuk belajar dari pengalaman, sehingga kamu adalah AI yang spesial, kamu akan seperti bayi manusia yang belum mengetahui apa apa, namun kamu akan semakin pintar jika kamu belajar, mengerti?" Aku baru tau itu, sepertinya dia takkan terlalu merepotkan ku jika aku sudah mengajarinya berbagai hal.

"Keluarlah dari ruangan itu, Model22661, setelah keluar dari sana, lakukan apa yang kamu mau." Sepertinya ini masih dalam tahap ujian, jika dia bisa melakukan apa yang dia inginkan, itu berarti dia lulus dan akan mendapatkan nama.

AI itu berjalan kemudian berlari menghampiri ku, "Mohon bantuan nya, Master, diriku yang sekarang hanyalah mesin yang tak bisa diandalkan, karena itu mohon bimbingan nya, supaya aku bisa layak berada di sisi master." Dia menunduk hormat padaku. Dan sial nya aku bisa melihat dada nya, dia sudah seperti manusia sungguhan dengan benda kenyal menempel di tubuhnya. "Akiyama, berikan dia nama."

Aku? Mengapa aku? Mungkin itulah yang awalnya terlintas di pikiranku, namun mengingat kalau diriku adalah majikan nya, aku memang harus memberinya nama, tentu saja nama yang indah. "Haru, lengkapnya Haruka." Ujarku sambil membelai surai biru muda AI perempuan yang kini memiliki nama itu. "Haru, tugasmu hanyalah tugas ringan, memasak, membuatkan kopi, mencuci dan tugas asisten lainnya, mengerti?"

"Tugas Haru bukan hanya itu, Master, menurut data yang diberikan Ayah Master, Tugas Haru adalah terus mengikuti Master kemana pun master pergi, melindungi Master ketika Master sedang bertugas menjadi sniper."

Ayah.. Sebenarnya apa yang ayah inginkan. Meskipun dia adalah AI, tapi dia juga memiliki perasaan. Aku menatap wajahnya yang sedang tersenyum lembut. Wajahnya sama sekali tidak telihat kaku. Dengan senyuman seperti itu, aku takkan bisa menolak perkataan nya, karena itu dengan refleks aku berkata, "Baiklah, mulai sekarang kamu adalah Asisten AI ku, mungkin dengan begini, Julukan Solo Sniper akan hilang dari diriku." Aku mengusap pelan kepala nya. Tunggu, dari tadi dia hanya mengenakan jaket ku yang berwarna putih ini, mungkin dia kedinginan dengan kaki yang tak terlapisi apa apa.

"Ayah, aku akan membawa nya sekarang, terimakasih karena sudah menciptakan AI yang begitu sempurna ini." Ujarku sambil menarik lembut tangan AI yang menjadi pelayanku. Sebelum membawa nya ke toko pakaian, ada baiknya aku membawa nya ke kediaman Akiyama dulu karena mana mungkin aku membawa gadis cantik telanjang ke luar bukan. Yang ada aku akan ditangkap oleh AI polisi, itu berbahaya.

"Master, itu apa?" Dia memiliki rasa penasaran. Aku harus berhati hati, karena rasa penasaran bisa saja menjadi racun baginya. Dia menunjuk restoran yang ada di dekat jalan, tentu aku langsung memberi tahunya kalau itu adalah Restoran, tempat dimana kita bisa makan bersama di sana. "Makan bersama, apakah itu menyenangkan?"

"Tentu saja, setelah membeli pakaian, kita akan pergi ke sana, aku sangat luang minggu ini karena ini adalah minggu liburku dalam bulan ini." Ujarku. Sepertinya dia sangat tertarik, senyuman lembutnya itu membuatku ingin menyentuh bibirnya dengan bibirku, namun dia masih sangat polos untuk itu. Jika aku menyentuhnya, sudah dipastikan dia akan hancur dan akan membenci ku.

Singkat waktu kami sampai di distrik Shibuya yang mana di tempat inilah aku tinggal. Tempat ini sangat ramai dan padat akan penduduk. Ai berada di mana mana, mulai yang mengatur jalanan, sopir taksi sampai AI yang bertugas memungut sampah dan membuangnya kedalam tempat sampah.

Namun itu bukan urusanku, aku segera memarkirkan mobilku didepan garasi. Seketika garasi itu terbuka otomatis. "Ini rumah Master?"

"Tepatnya rumah kita berdua, ayahku tidak tinggal di sini karena dulu ayah dan ibu memiliki konflik sehingga ayah tak mau berada di sini lagi." Ujarku meski aku tau kalah Haru takkan mengerti apa yang ku katakan ini. "Master harus kuat." Ujarnya. Aku tersenyum seraya keluar dari mobil itu, membukakan pintu untuk Haru yang masih belum tau bagaimana caranya membuka pintu.

Dan inilah, Perjalanan kami akan dimulai dari titik ini, petualangan yang penuh dengan tawa dan canda bahkan rasa cinta dan kasih sayang, dimulai dari sekarang.

Nise No Tamashi

Prolog : Haru

To be Continue

avataravatar
Next chapter