webnovel

jiela Margarita

seorang yang cuek,jutek,dan sangat sulit di tebak,memiliki banyak trauma. 'ctakkkkk' Kiana yang melihat ponselnya di banting kencang oleh Lala spontan menatap Lala dengan tatap kesal. Lala menangkup dagu kiana. "Kenapa?hm??mau marah?" .... "Jangan sekali kali nonton yang kaya gitu-!"bentak Lala Kiana terkejut,lalu menundukkan kepalanya lagi. Lala menghempaskan dagu kiana,lalu. "Beresin kamar kamu,teteh mau ke kamar,jangan lupa perkataan teteh tadi,siapin peralatan belajarmu,nanti kita belajar,mandi dan jangan lupa shalat,kalo sampe teteh balik ,kamar ini belum bersih ,teteh buat kamar ini lebih kotor,paham?" Kiana mengangguk takut. "PAHAM ATAU GA?!"bentak Lala. "P-paham teh"ucap kiana dengan penuh kegugupan. "Good" Lala keluar dari kamar kiana. Kiana mengucapkan syukur karna tetehnya tidak menamparnya,pernah satu kali ia mendapatkan tamparan,karna ia berani membantah omongan mamah,dan itu sangat menyakitkan,kiana tidak ingin lagi mendapatkan tamparan dari tetehnya,cukup sekali ia merasakan,cukup sekali.

noonamuchi_123 · Urban
Not enough ratings
18 Chs

009

Lala sampai di tempat yang ia tuju,taman.sangat tentram saat malam hari,hanya beberapa orang yang berada di taman ini,hanya sepasang kekasih dan keluarga kecil yang sepertinya berkemah,atau lebih tepatnya bermain kemah kemahan haha.Lala duduk di kursi taman,udara malam hari membuat ia benar benar terbawa suasana,desiran angin yang begitu damai,membuat hatinya perlahan menyejuk,ia lantunkan shalawat dalam hatinya,agar melupakan emosi yang ia tanamkan di hatinya.Lala memejamkan matanya,merasakan begitu damai.

"Sangat damai"-ucap Lala bermonolog sendiri.

" andai rumah gua di kasih fasilitas taman,gua bener bener seneng,dan bakal buat tenda buat gua bermalam,setidaknya gua bisa menghirup udara yang bener bener bersih"monolog Lala.

***

"'Hiks hiks" kiana melipat kakinya ,lalu ia lipat tangannya di atas kakinya yang di lipat,ia jadikan lengannya sebagai tumpuan ia menangis.

*toktoktok'bunyi pintu yang di ketuk dari luar

Kiana mendondak dan mengatakan

"M-masuk aja" ucap kiana terbata bata Karna menahan tangisnya

Kiana menghapus air matanya,mencoba untuk tidak terlihat sedih.

Pintu terbuka dan nampaklah mamah kiana.

Kiana mengucap syukur,Karna yang mengetuk pintunya ternyata mamahnya bukan ayah atau yang lainnya.mamah masuk ke kamar kiana,lalu duduk di bibir ranjangnya.

"Ada apa?" tanya mamah dengan nada lembutnya

"G-ga ada apa apa mah" jawab kiana yang berusaha menahan isak tangisnya

Nyatanya kiana memang tak pernah berani melawan tetehnya,ia terlalu menyayangi tetehnya,sial nya Karna emosinya yang juga memuncak, ia harus kehilangan tetehnya.

"Tadi teteh telefon mamah"

Mata kiana spontan melotot,ia terkejut dengan perkataan mamahnya barusan.

"T-terus?" tanya kiana

"Kamu pacaran?"

Kiana di buat terkejut lagi oleh ucapan mamahnya,apa benar tetehnya tega mengadukan hal ini kepada mamah?,keluarga kiana memang tidak mengekang,tapi menolak anaknya untuk berpacaran,Karna dampaknya cepat atau lambat pasti akan mengrogoti sifat baiknya.

"E-engga mah" jawab kiana gugup

"Jangan bohong sayang" ucap mamah kiana sambil mengelus kepala kiana.

Kiana tak mungkin memberitahukan semuanya,tak mungkin.

"I-iya" jawab kiana jujur

"Kan udah di peringatin sama mamah dan ayah"

"I-iya kiana s-salah"

"Liat kan akibat kamu ngelawan?cepat atau lambat pasti akan ketauan sayang,mamah sama ayah memang ga pintar dalam hal selidik,tapi tetehmu?kamu masih belum paham dengan kemampuan tetehmu?"

Lala adalah seorang penyelidik handal,bukan detektif tapi bukan juga orang biasa,lebih tetapnya di berikan sedikit anugrah oleh Tuhan dengan berupa otak yang cerdas dalam hal penyelidikan,tapi saat di sekolah itu,sepertinya sebuah kebetulan,dan Lala langsung paham apa yang terjadi.

"I-iya mah kiana salah"

"Liat apa yang terjadi sekarang?"

"Kiana salah mah"

"Putusin dia sayang"

"E-engga mah,kiana gamau"

"Putusin dia sekarang,atau teteh mu yang turun tangan" "lebih baik mamah yang suruh,dari pada tetehmu yang nyuruh"

Pasalnya,saat Lala sudah memerintah,tak ada bantahan dari pihak yang di perintahkan. Tak boleh ada penolakan sedikit pun,Lala akan melakukan segala cara agar pihak yang di perintahkan menurut kepada Lala.

"T-tapi mah"

"Putusin sayang"

"Kiana udah sayang b-banget sama dia"

"Tetep putusin dia sayang"

'Bener ternyata kata Caca di chat selepas pulang sekolah tadi,dugaan Caca bener,aku kira teteh ga akan Semarah ini,tapi nyatanya'-batin kiana

"Y-yaudah k-kiana putusin"

"Ayo putusin,mana sini mamah liat"

Kiana mengambil ponselnya yang berada di atas nakas,ia mengetikan sebuah kata dalam room chat pacarnya.

Kiana

Jio maaf,hubungan kita sampai sini,maaf,dan makasih,aku harap kita akan tetap berteman,tapi tidak dengan berpacaran,anggap aku sebagai teman mu,bukan pacarmu.

Send.

Kia mematikan ponselnya,lalu meletakkan di nakas.

"Pinter" "nanti mamah akan hubungin teteh" "jangan pacaran lagi kalau gamau teteh mu berbuat sesuatu lagi"

Kiana mengangguk,lalu mamahnya kiana keluar dari kamar kiana.

"'Hiks hiks"buliran kristal itu jatuh lagi dari mata indah kiana.

Saat kiana ingin beranjak dari kasurnya,ponsel yang berada di nakas berbunyi,menandakan bahwa ada nomor yang menelponnya.kiana mengambil teleponnya dan kembali duduk di bibir ranjang.

" aku ga terima kita putus kaya gini"ucap orang itu di ujung telefon

"T-tapi hiks aku ga boleh pacaran,maaf"ucap kiana yang menahan Isak tangis nya.

"kenapa?"

"g-ga di bolehin t-teteh ku"

"Sialan,berani beraninya dia merintah kamu buat mutusin aku"

"u-udahlah jio 'Hiks"

"Gausah nangis,jangan cengeng,aku bakal bales semua perbuatannya"

"J-jangann ji—"

*Tut

Bunyi sambungan telepon yang terputus,kekasihnya kiana memutuskan telepon dengan sepihak.

"'Hiks jio ga mungkin main main,tapi teteh juga bukan orang yang lemah 'Hiks,g-gimana ini 'Hiks" kiana menumpahkan air matanya lagi.ia sangat bimbang,2 orang yang mereka cintai saling adu jotos,bagaimana ini?ia tidak bisa membayangkan jika ada salah satu atau keduanya masuk rumah sakit,itu sangat menyeramkan.

***

Ponsel Lala berdering,ia membuka matanya,meraih ponselnya,dan melihat siapa yang menghubunginya.mamah.nama yang tertera di ponselnya.

"Paling di suruh pulang" monolog Lala

Lala mereject telfon dari mamahnya,ia terlalu lelah untuk hari ini.biarlah,esok ia akan pulang.bukan hari ini.Lala masih ingin sendiri.

Lala melihat ponselnya lagi,sudah pukul 20.00,Lala bergegas menaiki motornya,lalu mencari tempat ibadah untuk ia menjalankannya shalat isya.

Setelah shalat isya,ia menaiki motor ninja nya, dan kembali ke rumah pohonnya.

Masih ramai,Karna banyak warga yang poskamling.sangat menyenangkan,ada beberapa pemuda yang sedang berjaga menyapa Lala dengan senyum manis.lala juga membalasnya dengan senyuman manis Lala.sangat menyenangkan di sapa seseorang, seperti ada rasa bahwa kehadiran dirinya di anggap.

Lala memarkirkan motor ninja nya di belakang pohon, lalu Lala menaiki tangga rumah pohonnya.

"Huft akhirnya rebahan juga" ucap Lala yang sudah merebahkan diri di atas karpet tidurnya

Ia sudah menutup akses masuk ke rumah pohonnya,menutup jendela,dan membuat harum rumah pohonnya,kebetulan ia membawa pewangi ruangan Hahaha.

Saat nya kini Lala memejamkan matanya,dan menjelajahi dunia mimpinya.

***

"Ga di angkat sayang" ucap mamah kiana kepada kiana sambil mengelus puncak kepala kiana.

Selepas di telfon oleh jio,kiana khawatir dengan keadaan tetehnya,jadilah ia meminta tlong mamahnya untuk menlfom tetehnya.

"T-teteh dimana mah" ucap kiana terbata bata

"Teteh pasti bisa jaga diri"

"Tapi mah"

"Udah ya sayang,sekarang udah malem,balik ke kamar mu oke?"

"Iya mah"

Kiana mengecup pipi mamahnya sebelum ia keluar dari kamar orangtuanya,ayahnya sudah terlelap duluan,dan ayahnya tidak akan terbangun sedikit pun Karna suara kiana dan mamahnya.kiana kembali ke kamarnya dengan hati yang cemas,kiana cemas karna tetehnya juga tipe lemah dalam fisik,tetehnya memang jago bela diri,tapi saat penyakitnya kambuh,ia menjadi seorang yang benar benar lemah.kiana khawatir jika tetehnya sakit,tidak ada yang menjaganya saat ada yang ingin berbuat buruk.

Kiana menggeleng kan kepalanya,mencoba mengusir fikiran buruknya tentang tetehnya.

"Teteh pasti kuat,teteh pasti bisa jaga diri dia sendiri" monolog kiana.

Kiana merebahkan tubuhnya di ranjang nya,memejamkan mata,dan mencoba menjelajahi dunia mimpinya.