1 Awal Mula

Jaya, Pria tua yang tidak se-jaya- namanya. Usianya sudah 55 tahun, seorang diri tanpa pasangan, hal itu karena Jaya fokus mengejar mimpinya. Dimasa mudanya Jaya adalah seorang penggemar novel, entah sudah berapa ratus judul buku yang dibacanya.

Genre favorit Jaya adalah transmigrasi, Reinkarnasi, oleh karena itu Jaya punya suatu harapan bahwa dia bisa seperti tokoh-tokoh novel yang dibacanya. Mulailah Jaya muda menghabiskan waktunya menelusuri reruntuhan kuno di Internet, mulai bergabung dengan grup-grup sejarah, menjadi pengunjung setia forum-forum sejarah.

Harapannya hanya satu. Menemukan cara agar dia bisa kembali ke masa lalu, masa yang masih menjadi misteri baru peradaban modern abad ini? semisal, siapa yang membangun peradaban Gunung Padang, atau siapa yang memahat batu-batu Lore Lindu di Sulawesi.

Karena impiannya itu Jaya kerap dicemooh orang. Saat ini Jaya hendak ke minimarket, sepanjang jalan tidak heran banyak yang mencemoohnya. Jaya tak ambil pusing, prinsip hidupnya "Kejarlah Impian, hingga kamu puas".

" Lihat, si kakek gila yang mencari-cari gerbang langit?"

"Sudahlah kek, daripada cari yang tidak jelas, lebih baik cari istri, biar ada kelonan saat malam?" "Wakakkakak" Jaya tak ambil pusing, dia segera mengambil bahan makanan yang diperlukan dan membayarnya di kasir. Waktu sangat penting, masih banyak riset yang perlu dilakukan demi impiannya.

Sesampainya di rumah kost-anya, Jaya menyalakan laptopnya dan membuka email, memeriksa jawaban akan pertanyaan yang dia kirimkan ke teman-temannya penggiat sejarah kuno.Sebenarnya Jaya sudah punya info mengenai Gerbang Langit yang dipercayainya bisa membawanya ke masa lalu.

Jaya bahkan sudah mempersiapkan batu-batu giok berukuran sekepalan tangan, jade, batu berenergi mistis, dan bahkan kristal kristal alami yang dia dapatkan dari penggiat sejarah kuno lainnya.

"Uh, kuharap petunjuk kali ini benar adanya," Ucapnya lirih. Dengan menggunakan metodologi khusus, Jaya mengoleksi peta-peta kuno, catatan kuno, dan membandingkannya dengan peta modern.

Sudah 5x Jaya melakukan perhitungan, tetapi lokasi yang ditujunya tidak membuahkan hasil. Kali ini Jaya melakukan perhitungan terakhir, didapatkan informasi bahwa ada salah satu catatan saudagar china kuno yang menyebutkan bahwa pada malam bulan purnama kapal yang di bawanya pernah mendarat di suatu pulau di Selat Sunda, yang tidak pernah masuk catatan.

Setelah saudagar itu memeriksa pulau mini tersebut didapati reruntuhan kuno ditengah pulaunya.

Karena waktunya mepet, saudagar itu segera menandai lokasi dan pulau itu, kemudian melanjutkan perdagangan agar barang yang dibawanya tetap bernilai.Karena dia sadar, bukan dia satu-satunya saudagar dari china yang berdagang ke Jawadwipa.

Herannya setelah barang dagangannya habis, dia mengarahkan kru kapalnya ke lokasi pulau mini tersebut, tetapi, disana tidak ada apa-apa? yang ada hanya lautan kosong, tak ada pulau, tak ada reruntuhan.

Tak berputus asa saudagar itu menunggu hingga seminggu, tetap saja pulau itu tidak muncul. Merasa bahwa dia masih ada keperluan lain, saudagar itu segera berlayar kembali ke Negeri asalnya.

Jaya sangat yakin, di pulau itulah, Gerbang Langit berada. Jaya juga sudah memperhitungkan dengan tepat kapan waktu yang telah tiba, dengan menghitung usia catatan kuno, Jaya mendapati bahwa di bulan saudagar it berlayar posisi Merkurius, Venus, Mars,berada satu garis lurus terhadap bumi, Dan tepat pula bahwa seminggu kemudian keadaan yang sama akan terwujud.

Segala persiapan dilakukan, boat pun sudah disewa, batu-batu yang diyakini sebagai sumber energi Gerbang Langit pun sudah dikemas. Jaya bertekad bahwa jnilah usahanya terakhir jika gagal juga dia akan mengabdi pada masyarakat dan menjadi guru di suku-suku pedalaman.

Pagi itu Jaya meninggalkan pulau Jawa dengan bot sewaaan, dengan ditemani jurumudi mereka melaju ke Selat Sunda. Setiba dilokasi Jaya Berkata, "Tinggalkan saya dengan perahu kecil ini, sesuai perjanjian ini biaya sewa dan perahunya" Ucapnya sembari menyerahkan amplop ke juru mudi.

"Tapi, pak!! apa Bapak yakin? ini tengah laut loh pak? seorang diri?" Tanya si Jurumudi sembari terheran-heran.

"Tenang saja, Pak, ini keputusan saya sendiri?".

" Baiklah, saya ijin diri pak, kembali, semoga apa yang bapak niatkan terjadi..Mari pak saya pulang dulu". Dalam hatinya asal duit sewa sudah dibayar apapun yang terjadi nanti toh sudah niat dia sendiri.

Mulailah Jaya menunggu dengan sabar, detik bergulir, menit pun berganti tak terasa sudan malam tiba.

Hati Jaya berdebar-debar, perasaanya tak karuan dengan risau diceknya jam tangannya.

Jam 19:00 Belum ada tanda-tanda.

Jam 20:00 sama saja

Jam 21:00 masih seperti itu

Jam 22:00 Hati Jaya makin tak karuan

Jam 23:00 Hanya gelombang laut yang kelihatan

Tengah malam pun tiba, Jaya mendongak kelangit, mencari-cari posisi Merkurius-Venus-Mars

"Itu dia, Wahahahaahha, akhirnya impianku akan segera terwujud" Gelak tawa Jaya ditengah laut. Tetapi makin ditunggu, Pulaunya tak kunjung muncul.

00:30 Hanya gelombang

01:00 Tetap kosong

02:00 Jaya gundah, "Oh, Dewata, Jangan kau permainkan aku" Pekiknya

03:00 Jaya mulai patah semangat dan mulai mengayuh perahunya pelan pelan. Tak berapa lama dia mengayuh, laut bergemuruh, gelombang besar menerjang, Jaya terombang ambing, Segera dia mengikatkan batu-batuan bekalnya di badannya.

Perahunya hancur, dengan susah payah Jaya berhasil mendapatkan sepotong papan. Tangannya menggenggam erat papan itu. Lautan terus berontak, seperti ada monster yang mengamuk dibawah sana.

gelombang semakin menjadi-jadi, Jaya terbawa gelombang menjauh dari titik pertamanya. Petir menyambar-nyambar, menambah seram suasana malam. "Oh, sialan, gelombang sialan."

" Gini ceritanya aku bakalan mati duluan"

Untungnya alam kasihan padanya, seketika itu juga pulau itu perlahan-lahan muncul ke permukaan,

"Hahahahhahahahahah"

"Usahaku tak sia-sia" Pekik Jaya dari kejauhan.

Dengan kaki tuanya Jaya mengayuh, tak sampai 7 meter sudan hanyut kembali, kayuh, lagi Hanyut lagi, Jaya tak putus asa, harapan sudah didepan mata. kayuh terus, kayuh lagi, kayuh-kayuh-kayuh-kayuh.

Memang usaha tidak mengkhianati hasil, walaupun napasnga ngos-ngosan, badannya gemetaran karena dingin, Jaya segera berlari ketika tiba di

pantai, dengan semangat menggebu-gebu Jaya mengingat-ingat lokasinya, matanya mencari-cari ditengah malam, hanya bantuan gemercap petirlah yang membuatnya bisa melihat.

Itu dia, dari jauh ditengah pulau kelihatan gerbang reruntuhan. Jaya segera berlari kesana. 15 menit kemudian sampailah dia, walaupun gemetaran tetapi hatinya sangat bahagia.

Mulailah Jaya memperhatikan reruntuhan itu, Lokasi Gerbang Langit pasti ada di ruangan utama. Dengan pikiran itu Jaya berjalan menelusuri reruntuhan. Kakinya berjalan pelan-pelan, Nafasnya ngos-ngosan, matanya jeli memandang kiri kanan.

Nasib memang tjdak bercanda, ditengah retuntuhan ada benda berbentuk lingkaran dengan ukiran-ukiran kuno dibadannya.

Jaya histeris, "Ini dia, Ini pasti Gerbang Langit" Perasaanya campur aduk antara sedih dan bahagia, mengingat semua yang dia alami selama ini. Mulailah Jaya melepas buntalan batu di badannya. dicoba memasukkan natu giok ke slot kosong di sisi kiri dan kanan gerbang.

"Hmm, tidak ada reaksi"

"Coba batu kecubung, hmm nihil"

satu persatu batu yang dibawanya di coba masukkan. akhirnya giliran kristal.

"Zzzzzttttttttttt"

Gerbang beresonansi dengan kristal.

Jaya segera memasukkan kristal lain ke sisi kiri.

"Bzzzt zzzzzttttttzzzttt""

Gerbang Langit nyala.

" Dunia disana Akuuuu Datang, Dunia lamaaa selamat tinggal"

Jeritnya , Jaya segera melompat kedalam gerbang.

"Bzzzzzzzttttttrttrrrzzxtttttbzzyzyzzzzzzzzzttttt"

Tak berapa lama gerbang itu hancur.

avataravatar