webnovel

JAWABAN

Setiap hari manusia punya pertanyaan dalam dirinya, ketika membuka maka di pagi hari ataupun ketika hendak memejamkan mata di malam hari.

Namaku Raniah, aku terlahir dari seorang single parent pekerja keras yang berjuang untuk menghidupi keempat anak nya. Ayahku seorang pejabat yang sudah entah kemana rimba nya setelah bercerai dengan ibuku. Aku anak ke 4 dari 4 bersaudara.

Kadang terbesit rasa sedihku melihat kawan-kawan yang datang dan pulang dijemput ayahnya. Tapi selalu kutepis rasa sedihku dengan berbagai jawaban. Jawaban dari setiap pertanyaan yang selalu hadir. Untuk apa aku bersedih kalau terkadang kehangatan 3 orang kakak ku dan ibuku cukup melengkapi, cukup membuat kita semua bisa tertawa riang bersama-sama di sela sela waktu makan atau bersantai.

Aku percaya bahwa kebahagiaan adalah kita yang menciptakan, bukan orang, bukan lingkungan, bukan uang ataupun keadaan.

Sampai suatu saat ketika aku beranjak remaja dan bertemu dengan seseorang yang mengajariku tentang rindu.

Rinduuu.. malu ketika bertemu namun seolah semakin panjang leher ini bak jerapah mencari ke kiri dan ke kanan jika menghilang dari pandangan.

Percaya atau tidak tapi nyata nya adalah setiap yang pernah hadir mengajarkan kita akan satu hal.

Seperti Emil, yah itu lah nama orang yang sudah mengajari ku tentang rindu. Kami banyak menghabiskan waktu bersama saat di sekolah, selebihnya kami jarang bertemu karena biasa di akhir pekan aku sibuk dengan ibu dan ketiga kakakku. Ibu yang sibuk berkerja dari senin hingga jumat selalu meluangkan waktu untuk sekedar makan di luar atau berjalan-jalan ke mall di hari sabtu atau minggu.

Tak terasa bulan depan aku sudah lulus SMP, ibu yang sudah tidak muda lagi mencoba beralih dari karyawan perusahaan swasta menjadi pebisnis kuliner. Ibu memutuskan untuk pindah kota, ibu bilang di tempat yang baru ibu akan lebih percaya diri berbisnis kuliner, padahal tidak perlu berpindah aku yakin usaha ibu akan maju karena memang masakan ibu tidak pernah gagal.

Akhirnya kami sekeluarga pindah ke kota yang baru, dengan suasana baru, teman-teman baru, rutinitas yang baru.

Emil sudah aku tinggalkan dengan sedikit kenangan. Kami saling berjanji untukmengejar cita-cita kami, fokus belajar dan tidak mengikat satu sama lain.

Hari pertama aku masuk di SMU, banyak hal baru yang aku rasakan, pergaulan yang berbeda, ruang cerita yang berbeda dan pastinya pelajaran sekolah yang semakin banyak.

Kenapa kita sebagai anak harus selalu mendengarkan nasehat orang tua? Yah, pertanyaan itu tidak akan terjawab saat itu juga. Ketika orang tua memberikan nasehat pada anak nya yang mreka sayangi pastinya karena orang tua sudah lebih dahulu melewati masa- masa seperti kita.

"Raniah.. berapa kali ibu bilang, jangan terlalu sering pulang telat! Apalagi diantar dengan teman laki-laki kamu"

Yang ada dalam benakku adalah kenapa ibu selalu menganggap semua temanku kurang baik, bawa pengaruh buruk padahal mereka adalah teman-teman yang baik.