Prolog

Hari ini adalah hari ulang tahun Agus. Orlin sangat bahagia sekali karena hari ini sang kekasih berulang tahun. Orlin sudah menjalin hubungan dengan agus selama 3 tahun. Saat mengingat bagaimana pertemuan mereka pertama kali membuat Orlin tak bisa menahan senyum di wajahnya.

Orlin berencana malam ini akan memberikan sang kekasih kejutan. Ia sudah menyusun rencana sedemikian rupa, agar hari ini menjadi kenangan yang tidak bisa di lupakan Agus. Waktu sudah menunjukkan pukul 23:30, Orlin bergegas mengendarai mobilnya dan menuju apartemen Agus.

Perjalanan dari apartemen Orlin menuju apartemen Agus hanya membutuhkan waktu 25 menit. Sesampainya di depan pintu kamar Agus, Orlin menyalakan lilin yang ia bawa. Tanpa berpikir panjang Orlin langsung menekan password apartemen Agus.

Dengan hati-hati Orlin membuka pintu itu agar tidak mengeluarkan suara. Orlin berjalan pelan melewati ruang tamu, sampai ia sampai di salah satu kamar yang ia tau itu adalah kamar sang kekasih.

Namun saat ingin membuka pintu kamar tersebut Orlin mendengar suara erangan yang sangat asing baginya.

"Apakah di sini ada setan?" tanyanya dalam hati.

Orlin tidak jadi membuka pintu itu, namun ia malah mendekatkan telinganya dan memastikan dari mana suara itu.

"Ah...ahh.. lebih cepat lagi sayang" terdengar suara seorang wanita.

"Apakah setan juga bisa mendesah?" tanya Orlin dalam hati. Ia semakin menajamkan indra pendengarannya. Ia sungguh sangat penasaran dengan suara itu.

"Iya di sana sayang....aahhh" suara wanita itu terdengar begitu nyaring.

"Aku mau keluar sayang....akkkhh" teriak wanita itu.

"Aku juga mau keluar sayang" terdengar suara laki-laki yang tidak asing bagi Orlin.

"Oke ini bukan setan tetapi dua manusia setan" kata Orlin kepada dirinya sendiri.

Tanpa pikir panjang Orlin langsung membuka pintu itu sambil berteriak.

"Kejutan" teriak Orlin dengan lantang.

Kedua orang berbeda jenis kelamin itu sangat kaget. Orlin hanya menatap mereka dengan tampang yang sangat datar. Dalam keadaan minim cahaya, cahaya lilin yang ia bawa membuatnya terlihat menyeramkan belum lagi aura kegelapan yang ia keluarkan membuat dua pasangan itu terdiam kaku.

Orlin berjalan mendekati mereka dengan santai, ia menyerahkan kue itu kepada Agus yang masih bertelanjang bulan dan masih berada di atas tubuh wanita itu.

"Selamat ulang tahun" kata Orlin dengan datar dan ekspresi yang tidak dapat dibaca.

"Ayo tiup lilinnya" perintah Orlin kepada Agus. Agus hanya bisa mengikuti apa yang dikatakan Orlin. Mereka masih terdiam kaku dengan situasi yang mereka hadapi. Orlin menaruh kue tersebut di atas meja yang berada dekat tempat tidur.

Orlin melangkah menjauh dari mereka dan menyalakan lampu.

"Wow" kata Orlin pura-pura terkejut.

"Plok...plok...plok" Orlin bertepung tangan sambil mendekati mereka. Mereka sibuk memunguti pakaian yang berada di mana-mana.

Orlin melihat Agus dan sang sahabat yaitu Tari dengan datar. Orlin mendekati mereka dengan pandangan yang sangat tajam sambil tersenyum tipis.

"Maaf mengganggu waktu bahagia kalian" kata Orlin dengan santai.

"Oke karena aku tidak mau berlama-lama di tempat menjijikkan ini" kata Orlin sambil melihat tempat itu yang sangat kacau, sperma berada di mana-mana.

"Hubungan kita sampai di sini" kata Orlin sambil menatap Agus dengan tajam.

"Dan untuk kamu" tunjuk Orlin kepada Tari. "Kamu memang luar biasa dan silakan nikmati laki-laki ini sepuasnya. Kalian manusia sampah memang pantas bersama" kata Orlin sambil meninggalkan mereka yang terdiam seperti patung.