webnovel

memborong isi supermarket

Meri menatap lurus pemandangan gedung pencakar langit dari balkon kamarnya. Tempat tinggalnya dahulu memang bukan perkampungan, tapi menatap pemandangan di kota omaha, ini seakan menciutkan gedung tinggi yang ada di bangka tempat ia tinggal.

Pemandangan ini sudah lazim baginya karena apartemen nya yang berada di Los Angeles juga menyajikan pemandangan yang tak jauh berbeda. Los Angeles memang bukan suatu negara sama halnya dengan omaha yang hanya sebuah nama kota dari negara Nebraska, tapi Los Angeles adalah kota terbesar di california.

Dia tak pernah membayangkan akan berada di Nebraska, dia hanya berpikir akan berada di belanda tempat maria atau Australia tempat keluarga jackob. Tak pernah terbayang di pikirannya akan berakhir di sini karena seorang pria.

Pria yang tak lama lagi akan menjadi suaminya, memikirkan hal itu membuat meri menyadari betapa beraninya dirinya menikah pada usia muda. Dia bahkan hanya bisa memasak beberapa makanan rumahan karena kebiasaannya membawakan jackob makanan saat di penjara. Tangannya bahkan tak pernah memegang sendok penggorengan sebelum itu.

Kelak, dia bahkan harus membiasakan diri dengan mencuci pakaian yang sebelumnya tidak pernah dia lakukan. Meri terbiasa dengan fasilitas yang disediakan ibunya yang begitu memanjakannya. Mencuci baju adalah hal tabu yang dia lakukan jika ketahuan ibunya. Tangan meri bahkan lebih lembut dari adonan roti karena tak pernah mengerjakan hal kasar.

Di rumah, dia hanya bisa membantu ibunya menata peralatan makan di meja makan atau sekedar mengangkat masakan yang siap di sajikan di meja makan. Dia bagaikan seorang tuan putri di sebuah istana megah.

Meri terkadang merasa kasihan kepada ibunya yang mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Sejak menikahi seorang pria sukses yang tak lain adalah ayah meri. Ibunya itu tak pernah membolehkan ayah meri menyewa pembantu untuk meringankan pekerjaannya. Bahkan dalam merawat anaknya, ibu meri melakukannya sendiri tanpa bantuan babysitter. Satu-satunya orang luar yang dipekerjakan di rumahnya adalah sopir keluarga mereka tomi, itu karena ibu meri tidak pandai menyetir. Jika dia bisa mengendarai mobil sendiri kemungkinan besar tak akan ada orang lain yang mengenal keluarganya dari dekat.

Meri menghabiskan susu murni yang belum habis saat sarapan karena andre terburu-buru dan meri tidak bisa makan dengan cepat jadi dia memutuskan berhenti dan mengantar andre sampai depan pintu.

Memikirkan hari ini akan berlalu tanpa kegiatan apapun membuat meri tak bersemangat. Dia terbiasa dengan kedisiplinan dan jadwal yang terencana dengan baik. Karena ini kota baru yang dia datangi dan dia masih merasa asing, jadi meri merasa enggan untuk keluar. Dia memikirkan untuk membeli bahan makanan untuk masak namun tak mengetahui supermarket yang menjual bahan makanan itu di sekitar apartemen andre. Terlebih lagi, dia tidak memiliki uang cash lagi.

Untuk berjaga-jaga, meri tidak pernah melakukan transaksi dengan kartu kredit karena ayahnyalah yang melakukan pembayaran bulanan untuknya. Menggunakan kartu debit sama berbahayanya mengingat ibunya menghubungkannya dengan internet banking.

Meri memutuskan menelfon andre untuk meminta uang cash jika saja dia punya.

📞"halo sayang"

📞"andre, aku bosan di rumah" keluh meri

📞"lalu kau mau kemana?"

📞"bisakah aku keluar ke supermarket. Aku mau membeli bahan masakan dan cemilan. Aku juga perlu berbelanja peralatan mandi, rasanya tidak nyaman menggunakan peralatan mandimu. Lagi pula aku akan ke cambridge nanti tidak mungkin aku membawa peralatan mandimu. Atau kau mau aku kembali ke hotel mengambil peralatan mandiku yang tertinggal?"

📞" tidak boleh" jawab andre

📞"tidak boleh apanya?"

📞"tidak boleh kembali ke hotelmu. Pergilah berbelanja jika kau mau. Ada supermarket tak jauh dari apartemen, kau bisa naik taksi dan meminta sopir mengantarmu ke sana" ujar andre

📞"aku tidak memiliki uang cash, jika aku menggunakan kartuku, ibuku akan tahu jika aku bukannya di Amsterdam tapi di sini" rengek meri.

📞"kau bisa menggunakan kartuku, aku menyimpannya di dalam laci yang ada di lemari pakaian. Gunakan yang berwarna gold. Ingat. Warna gold"

📞"baiklah, pin nya?" pinta meri

📞"tanggal lahir, bulan dan dua angka terakhir tahun lahirmu" jawab andre ambigu.

Meri tentu saja mengerti berapa pin yang dimaksud andre, dia hanya terkejut andre menjadikan hari kelahirannya sebagai pin nya. Setelah mengucapkan terimakasih dan akan berhati-hati meri menutup telfonnya dan mencari kartu yang dimaksud andre.

Meri menemukan beberapa kartu debit dan hanya terdapat dua kartu kredit, yang satu berwarna gold dan yang satunya berwarna hitam. Meri mengambil kartu kredit gold dan kartu debit berwarna serupa.

Meri melihat jam dan baru pukul 10 saat itu, dia memutuskan akan keluar saat mendekati waktu makan siang agar dia bisa sekaligus makan siang.

Untuk mengisi waktunya selama dua jam ke depan, meri membersihkan seluruh rumah dan mengubah beberapa letak benda yang menurutnya kurang pas, meri bahkan menarik kursi sofa dan memperbaiki posisinya. Setelah selesai merapikan semua benda dan peralatan, meri mengepel seluruh lantai. Dia hanya ingin bersikap normal sebagai calon istri. Meri menyadari suaminya itu bukanlah pria kaya raya saat ini, jadi dia tidak bisa selamanya menjadi tuan putri.

Meri menyelesaikan pekerjaannya sebelum jam 12, dia bergegas masuk ke kamar mandi dan bersiap untuk pergi berbelanja. Dia memakai celana panjang dan t-sirt polos dan jaket berbahan denim serta flatshoes. Itu agar dia kuat mengitari supermarket tanpa akan merasa lelah akibat menggunakan wedges atau sepatu ber tumit tinggi.

Meri menuju lantai dasar di mana terletak mesin ATM. Dia memerlukan uang cash untuk membayar taksi jadi memutuskan menggunakan kartu ATM milik andre yang di pinjamnya. Setelah mengecek saldo, meri di buat terkejut. Bagaimana bisa baru beberapa minggu bekerja di berkshire dan tabungan di ATM nya sudah menunjukkan akan puluhan ribu dolar. Jika itu mata uang indonesia maka meri akan terlihat biasa saja, tapi ini dolar amerika.

Meri hanya mengambil 100 dolar karena andre mengatakan supermarket itu dekat dari apartemennya. Lagi pula, untuk berbelanja dia hanya akan menggunakan kartu kredit yang juga milik andre.

Setelah memberhentikan taxi dan mengatakan tempat tujuan, meri segera masuk dan mengirim pesan kepada andre.

📩"aku sudah berada di taxi, plat mobil nya CD 12xx. Hanya untuk berjaga-jaga"

Melihat pesan itu andre hanya tersenyum dan membalasnya singkat.

📩"Oke"

Hanya butuh sepuluh menit dan meri sudah berada di depan supermarket yang cukup besar. Meri segera masuk dan menanyakan letak restoran atau caffe di supermarket itu kepada petugas keamanan. Meri segera menuju lantai tiga sesuai petunjuk dari petugas keamanan tadi.

Meri memilih menggunakan tangga eskalator untuk naik ke lantai tiga, agar dia bisa sekalian melihat letak gerai bahan makanan dan peralatan mandi. Setelah melihat gerai bahan makanan berada di lantai dua sebelah kiri dan alat mandi dan cemilan berada di sebelah kanan. Meri segera memesan makanan saat sudah berada di lantai tiga.

Meri merasa nyaman di tempat itu, selain suasana yang tidak terlalu ramai, meja yang ia pilih juga menyajikan pemandangan jalan raya di bagian samping supermarket. Itu karena dinding lantai tiga di desain dengan menggunakan kaca bening yang tentu saja transparan.

Setelah menyelesaikan makanannya, meri segera turun ke lantai dua dan membeli peralatan mandi dan beberapa cemilan sebagai teman saat nonton tv. Dia kemudian mendorong trollinya menuju ke tempat bahan makanan basah di pajang.

Awalnya meri hanya ingin membeli beberapa bahan makanan untuk beberapa masakan saja, namun mengingat dia akan tinggal di apartemen andre sekitar 1 minggu sebelum ke cambridge untuk mendaftarkan diri, meri akhirnya membeli beberapa bahan makanan yang dia sendiri belum tahu cara mengolahnya. Dia hanya berfikir akan belajar saat tiba di apartemen.

Berbelanja seperti saat ini adalah suatu kesibukan yang menyenangkan bagi meri. Saat akan menuju kasir, meri melihat rasyel di kejauhan. Dia segera berbalik badan dan menuju kasir yang lain. Tapi rasyel sudah lebih dulu melihat meri.

"meri" panggil rasyel

"oh shit. Why you" rutuk meri setengah berbisik kemudian berbalik menyapa rasyel yang semakin mendekat.

Rasyel adalah kekasih rafa yang merupakan warga asli nebraska, mereka bertemu saat rasyel menjadi perwakilan perusahaannya dalam sebuah konferensi yang tidak sengaja mempertemukannya dengan rafa.

Rafa kemudian memperkenalkan meri dengan rasyel sebagai satu-satunya adik perempuannya yang saat itu bersekolah di Los Angeles.

"how are you?" tanya rasyel.

"aku baik-baik saja" jawab meri tentu dalam bahasa inggris.

"what are you doing here?"

"aku hanya sedang liburan di sini" jawab meri. Dalam hati meri merutuki nasib sialnya hari ini. Dari berjuta-juta manusia, bagaimana bisa dia bertemu rasyel di sini.

Setelah selesai menyapa, meri akhirnya tahu jika rasyel sudah tidak memiliki hubungan apa-apa lagi dan mereka sudah loss contact sejak lama. Mengetahui hal itu membuat meri sedikit bisa bernagas lega.

Saat sedang asyik ngobrol, handphone meri berdering dan itu sudah pasti telfon dari andre, karena hanya dia yang mengetahui nomor barunya.

"excuse me" ucap meri memohon maaf karena harus mengangkat telfon dari andre.

Andre sudah pulang kerja karena itu memang sudah hampir jam 5 dan dia akan langsung menjemput meri di supermarket karena tak jauh dari tempatnya bekerja. Setelah menutup telfon, meri kembali menyapa rasyel dan memohon maaf karena harus pulang saat itu juga.

"oke, you can call me if you need something or you have any problem"

"ok sister, nice to meet you" jawab meri kemudian menuju kasir untuk membayar belanjaannya.

Karena terlalu banyak, meri mengalami kesulitan untuk membawanya keluar jadi dia memutuskan menunggu andre datang menjemputnya.

📞"aku sudah diluar"

📞"aku kesulitan membawa belanjaan. Bisakah kau masuk. Aku ada di lantai tiga dekat kasir" ujar meri dengan suara memohon.

📞"apa kau memborong isi supermarket?"