webnovel

Stok Baru Tipe Eksotik

Sore hari setelah pulang dari kantor tuan Richard, Jay tak langsung melajukan mobil menuju apartemennya. Ia berniat pergi berbelanja keperluan untuk bekal besok perjalanannya menuju mansion nona Wilona di Yvelines.

Ia tahu jarak tempat tinggal nona Wilona sangat jauh sehingga membutuhkan stamina yang fit dan bekal camilan di perjalanan. Jay sangat suka memakan makanan ringan jika sedang berpergian jauh. Hal itu bisa mengurangi perasaan stresnya saat harus berurusan dengan klien yang dianggap sulit untuk bekerja sama.

Jalanan di kota Annecy tak begitu ramai sore itu. Hanya perlu sekitar delapan menit, mobil Jay sudah terparkir gagah di depan supermarket Le Rhone.

Jay memasuki supermarket tersebut dengan langkah gontai. Ia tidak sedang terburu-buru. Setidaknya ia ingin menikmati berbelanja sore ini dengan suasana tenang dan berharap ada satu wanita yang bisa ia ajak makan malam sebelum melakukan perjalanan bisnis esok hari. Beruntung jika si wanita mau melanjutkan naik ke atas tempat tidurnya setelah makan malam romantis. Meski Jay tahu, kemungkinan dirinya menemukan wanita yang bisa memuaskan dirinya itu nihil, setidaknya hal itu bisa ia jadikan ajang dirinya mengasah kemampuan dalam bercinta.

Seperti kebanyakan supermarket di belahan dunia lainnya. Supermarket Le Rhone memiliki beberapa lorong dengan berjejer rak-rak yang terisi oleh barang-barang yang dibutuhkan oleh konsumen. Jay memasuki lorong bagian Fruits and Legumes untuk mendapatkan beberapa buah dan sayur.

Jay mengambil buah apel kesukaannya dan beberapa bumbu dapur. Ia berniat mengajak wanita --jika beruntung bertemu-- untuk makan malam romantis di apartemennya. Jay merencanakan masak makan malam bersama. Satu hal baru yang belum ia lakukan dengan wanita manapun. Jay selalu mencari pengalaman baru dalam hal membangkitkan hasratnya sebelum bercinta. Tujuannya tak lain agar dirinya pun ikut terbangkitkan dan mencapai klimaks yang ia idamkan.

Selain mengambil bumbu-bumbu yang dibutuhkan untuk memasak steak, tentu saja Jay harus membeli bahan utama dari menu tersebut yaitu daging pilihan.

Jay memasuki lorong Boucherie. Lorong yang khusus menyediakan aneka daging segar dan olahan.

Di lorong tersebut berbaris mesin pembeku untuk menyimpan daging segar. Jay mendekati salah satu freezer yang berisi berbagai bagian dari sapi. Mata Jay terpaku pada bagian daging has dalam. Ia ingin membuat tenderloin steak.

Saat Jay hendak meraih daging has dalam --tenderloin-- tiba-tiba tangannya bersentuhan dengan seorang wanita. Seketika ia menoleh dan melihat masa depan tergambar di benaknya tentang wanita yang ia sentuh.

Seorang wanita dengan postur tubuh melebihi dirinya beberapa senti karena hak sepatu yang dipakainya --menurut pindaian mata Jay-- nampak terpaku pada netra biru milik Jay.

"I'm ... sorry!" ucapnya sedikit tergagap.

"Tidak apa-apa. Silakan anda mengambil daging itu lebih dulu," ujar Jay bersikap selayaknya pria sejati.

"Thank you," sahutnya.

Meski Jay bisa melihat masa depan dari orang yang ia sentuh. Jangkauan masa depan yang bisa Jay lihat hanya sebatas lima jam ke depan. Ia tidak bisa melihat masa depan lebih dari itu. Itulah kelemahan dari kekuatannya.

Jay memainkan peran dengan baik. Ia memundurkan langkahnya. Berbalik dan bergeser sambil melihat freezer berisi daging olahan. Ia hanya pura-pura memilih daging sambil berhitung dalam hati.

'Tiga ... dua ... satu ... !'

"Excuse me. May I have your phone number?" ujar wanita itu sambil menyodorkan ponsel miliknya ke arah Jay.

Bingo! Jay menyeringai menang.

Ia menoleh, lalu memasang senyum palsu andalannya. Senyum mematikan yang membuat wanita manapun terpikat olehnya.

Wanita itu tersenyum sedikit malu-malu saat meminta nomer ponsel Jay.

"Sure!"

Jay meraih ponsel tersebut dan mengetikkan nomor ponsel pada layar.

"Done, sweety ... " ucapnya sambil mengembalikan ponsel berwarna pink cerah pada pemiliknya.

"Merci" sahutnya sopan.

Detik selanjutnya tentu saja sudah bisa Jay tebak. Sang wanita sangat tertarik padanya. Ia melontarkan berbagai tema dalam obrolan Jay. Mulai dari pertanyaan ringan seputar belanjaan yang ada di keranjang Jay hingga humor-humor ringan agar suasana terasa santai.

Kegiatan di supermarket Le Rhone pun berakhir dengan sebuah kemenangan di hati Jay. Ia bisa mendapatkan satu lagi stok wanita yang bisa ia kencani malam ini --setidaknya ia bisa melihat hingga wanita itu mau ikut bersamanya ke dalam mobil.

Dari obrolan di dalam mobil, Jay tahu sedikit tentang identitas wanita tersebut.

Cleo, nama wanita itu. Seperti kebanyakan wanita yang tertarik pada Jay, mereka cantik dan sexy. Tapi satu hal yang mencolok dari Cleo adalah kulitnya yang berwarna brown sugar --layaknya gula aren.

'Exotic!' batin Jay.

Cleo bukan penduduk asli Annecy. Dia adalah seorang pebisnis hotel yang berasal dari Lyon. Datang ke daerah Annecy karena sedang melakukan perjalanan bisnis dengan rekan bisnis. Sama seperti Jay, setelah melakukan pekerjaan, ia ingin menikmati daerah Annecy yang terkenal menawan.

"Aku rasa, kamu bisa mengajariku memasak menu steak yang enak malam ini ... "

Jay tak terkejut saat tangan Cleo menyentuh lembut paha bagian atas Jay. Ia tahu sekilas dari penglihatannya. Namun, tentu saja Jay harus memainkan peran sebagai laki-laki normal yang terkejut.

"Ah, te-tentu saja. A-aku bisa mengajarimu," sahut Jay berpura-pura gugup. Alih-alih gugup, hal itu yang sangat ditunggu-tunggu Jay.

Cloe menggigit bibir bawahnya dan kembali memainkan tangannya yang belum beralih dari paha Jay. Ia lagi-lagi menggoda Jay yang tengah fokus menyetir dengan gerakan tangan yang centil. Mengukir garis secara abstrak di atas celana bahan yang Jay kenakan dengan telunjuknya.

"Ah ... sweety," desah Jay berpura-pura, membuat Cleo merasa tertantang untuk melakukan hal lebih.

Saat tangannya mulai nakal menjalar naik lebih atas lagi, Jay mencekal tangan itu.

"No, sweety! I have rules!"

Cleo terkejut. Ia sedikit tersinggung.

"Aku tahu apa yang kamu mau. Dan akupun memiliki keinginan yang sama. Tapi, aku punya aturan sebelum kita beralih ke atas ranjang," jelas Jay tegas.

Wajah Cleo yang kecewa, sedikit cerah. Ia menyungingkan senyum miring tanda menerima aturan yang diinginkan Jay.

Jay menepikan mobilnya ke bahu jalan.

"Aku punya dua aturan untukmu. Jika kamu memenuhinya, aku akan memberikan apa yang ada dalam pikiranmu itu," ujar Jay sambil mengacungkan kedua jarinya ke depan wajah Cleo.

"Apa itu? Uang? Sebutkan saja nominal yang kamu minta. Aku punya banyak uang," ujarnya angkuh.

Jay menyeringai, lalu menggeleng.

"Nope! Aku tidak menginginkan uangmu."

"Lalu?" Wajah Cleo bingung. Dalam hati membatin, 'siapa sebenarnya laki-laki ini hingga tak menginginkan uang yang ia tawarkan.'

"Pertama, kamu harus berjanji untuk tidak mendatangi apartemen tanpa ijin dariku meskipun kamu sangat menginginkan sentuhan dariku. Aku bukan orang yang suka dengan sebuah ikatan, entah itu pacar ataupun hubungan pernikahan. Just one night stand."

Cleo tertawa lepas. "Kamu terlalu percaya diri, Jay!"

"Terserah jika kamu meremehkanku saat ini, tapi itu aturan dariku. Take it or leave it, honey?"

Cleo menarik ujung bibirnya ke bawah. "Lalu, apa aturan yang kedua?"

"Aku akan memberitahumu setelah kamu menjawab aturanku yang satu ini."

Cleo mengedikkan bahu. "Oke, aku setuju. Tak ada yang rugi dalam aturanmu itu. Kita lihat saja, seberapa hebat aksimu di atas ranjang sampai aku harus mendobrak aturan yang kamu sebutkan tadi," tantang Cleo.

"Deal!"

Tak perlu banyak membuang waktu. Jay langsung membawa wanita berkulit eksotik itu ke apartemen miliknya. Seperti yang sudah sering ia lakukan pada para wanitanya, Jay selalu mengijinkan mereka untuk mengunjungi apartemen dengan sebuah kesepakatan.