webnovel

Jangan Ambil Anakku

Venus, seorang gadis sederhana yang terjebak dalam permainan cinta pria dengan hati sedingin es. Perasaan yang tidak dapat dikendalikannya, membawanya ke dalam kehidupan yang rumit dan menyakitkan Merasa hancur dan putus asa akan perjalanan hidup yang dia jalani tanpa bisa dia kendalikan sehingga membuatnya terpuruk sedalam-dalamnya. (21+)

mel_az · Urban
Not enough ratings
32 Chs

Who am i

" Ingat kata-kataku, Baby!" kata Viola, lalu mencium Calleb dan Calleb membalasnya. Mereka bermain di bibir lalu di lidah sampai bibir Calleb bengkak karena gigitan Viola. Viola yang sudah merasa panas, dengan cepat membuka baju Calleb dan merangsang Calleb, mulai leher, dada, perut sampai akhirnya dia membuka celana panjang Calleb. Lalu dia melahap milik Calleb yang tegang.

" Seduce me, baby!" pinta Viola. Calleb membawa Viola ke ranjang dan menciumi leher, memainkan dada Viola dengan cepat yang mengakibatkan pelepasan Viola yang pertama. Lalu Calleb lanjut menciumi perutnya dan turun ke milik Viola. Calleb memainkan dengan cepat jarinya ke milik Viola. Viola mengerang merasakan nikmat. Dan dia mendapat pelepasannya yang ketiga.

" Come on, Baby! Do it!" pinta Viola tidak sabar. Tiba- tiba Ponsel Viola berbunyi. Calleb menghentikan kegiatannya.

" No! Don't answer it!" kata Viola. Calleb ragu, ganti ponselnya yang berbunyi.

" Noooo! Fuck! Siapa yang berani-beraninya telpon..."

" Mama lo!" potong Calleb. Lalu dia memakai celana dalamnya dan menjawab telpon itu.

" Hello! Ya, Ma! Maaf, kami sedang dijalan tadi. Ada apa, ma?...Ada! Tunggu, ma!" jawab Calleb.

" Mama, mau ngomong sama lo, penting katanya,, dia akan telpon di ponsel lo," kata Calleb. Tidak lama kemudian Calleb mengambil ponsel Viola dan menyerahkan ponsel itu pada Viola yang sedang berbaring telanjang.

" Gue keluar!' kata Calleb sambil memakai celananya.

" No! Stay!'perintah Viola, tapi Calleb tidak memperdulikan perintah Viola. Dia mengambil kaosnya dan pergi keluar, Villa sangat marah, tapi dia tidak bisa mengejar karena sedang telanjang.

" Ya, ma?" jawab Viola pada mamanya yang telpon. Calleb keluar menuju teras belakang. Dia membuka WAnya...dia membuka nama Venus, sedang OL. Jam segini dia masih belum tidur, batin Calleb. Dia membuka status Venus, ada gambar sticker hati yang retak, kata-kata 'Who am i?' Sorry, Vee! batin Calleb. Setelah beberapa jam, Calleb masuk kamar, ternyata Viola telah tertidur sambil menelpon. Kemudian Calleb tidur disamping Viola. Keesokan harinya Calleb pulang ke rumah pagi-pagi, agar bisa masuk kantor. Viola yang melihat Calleb tidak ada, marah-marah.

" Kakek yang menyuruh dia berangkat pagi-pagi, biar dia bisa masuk kantor," kata kakek pada Viola yang sedang marah dikamarnya.

" Harusnya kakek suruh dia bangunin Ola!" jawab Viola.

" Sudah! Ayo, 2 jam lagi kita berangkat! Dan jangan ganggu Calleb, kamu pikir kakek tidak tahu kenapa wajah Calleb biru begitu?!" ucap Kakek.

" Dia terbentur, kek!" jawab Viola.

" Terbentur tangan kamu?" ucap kakek. Viola terdiam.

" Cepet siap-siap!" perintah kakek. Dengan perasaan marah Viola masuk ke kamar mandi.

Seperti biasa, Venus sampai di kantor jam 7 lewat. Dia memulai aktivitasnya seperti biasa. Beberapa menit kemudian, dia seperti mendengar suara di dalam ruangan Gerry. Pak Gerry kayaknya belum datang, batin Venus. Venus tidak memperdulikan suara itu, tapi makin lama suara itu makin keras. Dengan perlahan dia berdiri, mengambil sapu dan membuka ruangan Gerry, kok, gak terkunci? Apa Pak Gerry lembur? batin Venus. Dia memberanikan diri membuka pintu.

" Pak Gerry?" panggil Venus perlahan. Tapi yang dipanggil tidak ada. Suara itu terdengar lagi, kali ini dati dalam ruangan Calleb. Nggak mungkin Calleb, diakan sedang cuti, batin Venus lagi. Dia tetap melangkah ke depan pintu sambil membawa sapu, dengan cepat dia menarik pintu ruangan Calleb, Venus terkejut, jantungnya bekerja lebih cepat dari biasanya. Tubuhnya bergetar, bibirnya terbuka.

" Cal?" ucap Venus pelan. Dia melihat Calleb sedang berdiri dikaki tangga lipat dengan membawa palu, menghadap ke pintu, menatap dirinya. Prrlahan Calleb turun dari tangga tersebut tepat didepan Venus, kaos putih yang dipakainya menampakkan bentuk tubuhnya yang bagus, aroma maskulin masuk kedalam hidung Venus.

" Ma'af!" ucap Calleb sambil memegang gagang pintu, sebagai ungkapan Venus agar minggir. Venuspun mundur, dengan perlahan Calleb menutup pintu. Brengsek! Dasar Bos brengsek, gak punya hati, batin Venus, kemudian Venus lari keluar menuju toilet dan menangis. Seharian ini konsentrasi bekerja Venus berantakan, Gerry sering menegurnya.

" Apa ada masalah?" tanya Gerry saat makan siang. Venus menggeleng.

" Lalu kenapa pekerjaan kamu salah terus?" tanya Gerry.

" Maaf, Pak! Saya sedang nggak enak badan," jawab Venus.

" Kalo gitu kamu boleh pulang!" ucap Gerry. Venus mengangguk, lalu dia membereskan mejanya dan pulang. Sampai di kos dia menangis sejadi-jadinya sampai tertidur. Dia terbangun saat ada telpon masuk. Pak Gerry? Mau apa dia? Tadi katanya boleh pulang, batin Venus. Lalu dia membaca WA.

* Meeting di Hotel Mercury lt. 5 room 5110 jam 3 gak usah dibalas

Apa, sih, maunya, nih orang? Sebel! batin Venus. Lalu dia masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya, lalu pesan ojek mobil.

Venus menyusuri lantai 5 dan mencari kamar 5110. Akhirnya, batin Venus. Dia mengetuk pintu kamar tersebut. Tok! Masih sekali ketok, pintu kamar itu terbuka karena tidak terkunci. Venus masuk ke dalam. Kok, sepi, batin Venus. Tiba-tiba pintu tertutup dan ada yang memeluknya dari belakang, Venus kaget dan akan berteriak, tapi ada yang membekapnya.

" Ini gue!" bisik orang tersebut. Seketika dunia Venus seakan runtuh, suara itu, suara yang telah membuat hidupnya porak poranda. Venus menutup matanya, tas yang dibawanya terlepas ke lantai.

" Ma'af!" ucapnya lagi. Lalu dia mbalik tubuh Venus perlahan dan mendorongnya hingga tersandar ke pintu. Venus membuka matanya, jantungnya berdetak kencang, tubuhnya bergetar.

" Cal!" ucap Venus. Lalu Calleb mencium kening Venus dan memeluknya. Venus sangat merindukan pelukan ini. Perlahan Calleb mencium mata, hidung, lalu bibir Venus. Ciuman mereka begitu lembut, meski saling kulum, saling bertukar saliva dan saling gigit. Kemudian Calleb memainkan telinga Venus, turun ke leher dan meninggalkan tanda kepemilikan disana, Venus merasa seperti tersengat listrik merasakan sentuhan bibir dan lidah Callen. Calleb menatap Venus yang sedang memejamkan mata. Perlahan Venus membuka matanya, karena dia merasa Calleb berhenti menyentuhnya. Calleb menyentuh kancing blouse Venus, tapi ditahan oleh Venus. Calleb menatap Venus seakan bertanya kenapa?