webnovel

Jangan Ambil Anakku

Venus, seorang gadis sederhana yang terjebak dalam permainan cinta pria dengan hati sedingin es. Perasaan yang tidak dapat dikendalikannya, membawanya ke dalam kehidupan yang rumit dan menyakitkan Merasa hancur dan putus asa akan perjalanan hidup yang dia jalani tanpa bisa dia kendalikan sehingga membuatnya terpuruk sedalam-dalamnya. (21+)

mel_az · Urban
Not enough ratings
32 Chs

Cemburu

" Venus! Kamu cantik sekali!" sapa Mandy, salah seorang rekan bisnisnya.

" Thank! Kamu juga, Mandy!" jawab Venus dengan tersenyum kemudian mereka mencium pipi datu sama lain.

" O, ya, Ven! Kenalkan! Ini Tuan Gregory, dia salah satu pengusaha real estate terkenal di negaranya," puji Mandy.

" Greg! Ini Venus, dia seorang pengusaha advertising yang juga cukup sukses," kenal Mandy.

" Hello! Saya Gregory, panggil saja Greg!" ucap Greg memperkenalkan diri dan mengulurkan tangannya. Venus menyambut uluran tangan Greg.

" Saya Venus!" jawab Venus tersenyum simpul.

" Anda cantik sekali!" puji Greg tidak berkedip menatap Venus.

" Trima kasih! Anda juga tampan!" jawab Venus.

" Saya permisi dulu, mau menyapa teman disana," kata Mandy meninggalkan mereka berdua.

" Saya memang tampan! Keluarga Atmaja tidak ada yang jelek!" kata Greg bangga.

" Atmaja? Apa anda memiliki saudara di Indonesia?" tanya Venus penasaran saat Greg menyebut nama Atmaja.

" Banyak! Kenapa?" jawab Greg balik bertanya. Venus agak ragu dengan rasa penasarannya.

" Kenal Calleb Atmaja?" tanya Venus ragu.

" Tentu! Dia sepupu saya! Kenapa? Anda kenal?" jawab Greg dengan penasaran bertanya lagi.

" Tidak! Hanya mendengar gosip kalo dia terlibat cinta segitiga," jawab Venus ragu.

" Itu sudah lama! Sepertinya anda penasaran dengan dia?" selidik Greg.

" Kebetulan orang ketiga itu kenalan teman saya," jawab Venus sekenanya.

" Hmmm!" reaksi Greg mendengar jawaban Venus. Venus akan menanyakan lebih jauh saat seseorang memanggil Greg.

"Greg darling!" sapa seorang wanita. Venus menatap wanita itu, cantik, seksi tapi agak murahan. Wanita tersebut langsung mencium pipi Greg.

" Kamu kemana saja? I miss you, darling!" kata wanita itu manja.

" Jaga sikapmu Nancy! Banyak kolegaku disini!" kata Greg marah.

" Jangan marah, darling! Aku hanya menyapamu! Siapa wanita ini? Apa dia kekasihmu yang baru?" tanya Nancy cemburu melihat Venus yang cantik dan seksi tapi anggun.

" Sudahlah! Maaf Nona Venus! Nanti kita sambung lagi," kata Greg lalu menarik Nancy keluar ruangan. Venus hanya mengangguk. Kemudian dia mengambil segelas sampagne dan keluar menuju balkon, berdiri dipinggir pagar.

" Venus!" sapa seorang pria dari belakang. Venus terkejut! Suara itu! Apa benar dia? Venus membalikkan tubuhnya pandangannya ke pria itu

" Pak Gerry?" ucap Vemus pelan.

" Apa kabar?" tanya Gerry. Venus melihat kebelakang Gerry.

" Saya sendiri! Nggak sama dia!" kata Gerry melihat Venus melihat kebelakangnya.

' Gimana kabar anak kamu?" tanya Gerry.

" Baik!" jawab Venus.

" Kamu semakin cantik," puji Gerry mendekati Venus. Venus berbalik kebelakang, diminumnya sampagnenya. Dia bertambah cantik dan seksi, tapi kenapa silit diraih. Gerry memperhatikan bentuk tubuh Venus, punggungnya begitu putih dan bagian belakangnya sangat seksi. Tanpa terasa miliknya langsung menegang. Sialan! Gue harus cari lubang, nih! batin Gerry. Dia mengangkat tangannya ke rambut Venus, tapi belum sampai menyentuhnya, dia menarik tangannya. Dia berdiri disamping Venus dan bisa menghirup bau parfum Venus.

" Ingin tahu keadaan dia?" tanya Gerry. Venus hanya diam.

" Ternyata cinta memang buta! Meski kamu tahu dia membohongimu, tapi kamu masih saja mencintainya. Bahkan sampai sekarang!" tutur Gerry. Venus memandang Gerry.

" Jangan sok tahu!" kata Venus menyesap minumannya.

" Say tahu, karena selama 3 tahun ini...kamu tidak jadian sama Ben," kata Gerry. Venus tersentak mendengar ucapan Gerry.

" Kaget? Darimana saya tahu tentang kamu?" kata Gerry lagi.

"Kalo nggak ada hal penting lagi, saya mau masuk, Pak! Acara sudah dimulai," ucap Venus melangkah pergi meninggalkan Gerry yang diam disitu. Kamu begitu seksi, Ven! Pasti lo lama nggak dijamah laki-laki! batin Gerry. Qcqrq berjalan dengan lancar dan meriah. Venus melayangkan pandngannya keluar pintu ruangan, matanya menangkap sesosok bayangan yang sangat dikenalnya. Ben? Dia pasti mencariku, batin maya. Di melambaikan tangannya, tapi sepertinya Ben tidak melihatnya. Kemudian dia bersiri dari kursinya dan mencari Ben, tapi yang dicari tidak ada. Venus berdiri dipintu, seseorang memanggilnya.

" Nona Venus!" sapa Greg. Venus membalikkan tubuhnya.

" Mau minum kopi dengan saya di cafe hotel?" tawar Greg. Venus diam sesaat kemudian mengangguk. Mereka menuju ke cafe di lantai dasar.

" So! Ceritakan tentang anda!" kata Greg.

" Nggak ada yang istimewa!" jawab Venus.

" Maaf atas kejadian tadi," ucap Greg, dia khawatir Venus menganggapnya pria hidung belang, meski kenyataannya begitu. Dia ingin Venus menganggapnya teman atau lebih.

" It's, Ok! Itu masalah pribadi anda," jawab Venus santai.

" Tapi saya nggak mau kalo anda berpikiran aneh-aneh," ucap Greg lagi.

" Saya tidak berhak mencampuri urusan orang lain," jawab Venus. Tiba-tiba ponsel Greg berbunyi.

" Permisi sebentar!" ucap Greg.

"Hallo! Cecil? ...Ya! Aku belum selesai! ...Kira-kira 1 jaman! ...Gimana besok? ...Sudah selesai? Kok, kamu nggak bilang? ...Hasilnya gimana? ...Ok, besok saja aku kesana! Salam buat Al, Ok!"

Venus sangat perhatian dengan percakapan Greg, saat dia menyebut nama Cecil, terlebih nama Al. Dadanya berdebar aneh, sudah lama dia tidal merasakan hal ini.

" Siapa?" tanya Venus santai yang berusaha menutupi kegelisahan hatinya. Greg senang Venus mau berbicara dengannya, walaupun bukan tentang dia.

" Sepupuku! Adik Calleb!" jawab Venus. Jantung Venus berdetak tak laruan.

" Kenapa?" tanya Venus masih dengan santai.

" Harusnya Al dioperasi besok, tapi dimajukan karna dokternya akan seminar selama seminggu," jawab Greg.

" Apa kamu mau ikut melihat Al, besok?" tawar Greg yang otomatis membuat jantung Venus bekerja lebih keras.

" Saya tidak mengenal dia!" jawab Venus.

" Nggak papa! Saya senang kalo kamu mau ikut," ajak Greg. Venus sebenarnya sangat ingin mengetahui hasil operasi Calleb.

" Ok, tapi dengan syarat!" jawab Venus. Greg memgernyitkan dahinya.

" Jangan ada orang lain disana, hanya kita berdua saja," ucap Venus.

" Ok! Jam makan siang, kita kesana!" kata Greg senang. Kemudian Venus dan Ranti pulang dengan diikuti seseorang. Disini rupanya rumah kamu, batin orang tersebut. Venus membuka kamarnya dan berusaha menenangkan jantungnya yang sedari tadi berdetak sangat kencang. Keesokan harinya, Semalaman Venus nggak bisa tidur karena akan bertemu dengan Calleb nanti siang. Setelah mandi dia memilih-milih pakaian, dicobanya beberapa pakaian, kenapa juga aku milih-milih pakaian? Toh dia nggak bisa ngeliat, batin Venus.