33 Temuan

"Master. Aku ingin belajar menulis lingkaran sihir. Ada beberapa ide yang ingin kucoba. Tenang saja, aku akan menggunakan referensi dari bukumu yang berjudul 'Sihir Sehari-hari" pinta Jack dengan mata memelas.

'Tumben kau memanggilku master,' batin Izack. "Baiklah, datanglah ke ruanganku besok. Aku akan mengajarimu membuat alat sihir sederhana." Katanya sambil bercanda.

"Sekarang istirahatlah Jack, besok aku akan mengantarmu ke perpustakaan dengan kereta kuda." Tarud di sebelahnya menambahi.

Mereka pun membicarakan hal-hal ringan lain selama beberapa menit sebelum pamit. Francis tidak lupa memberikan royati sebesar 10 koin emas kepada Jack sebelum mereka pergi. Dengan ini uang Jack sekarang ada 23 koin emas empat koin perak dan lima koin perunggu.

Langkah kaki kuda menemani perjalanan Jack pagi itu, bersama Tarud dan anaknya Linnda mereka berangkat ke Perpustakaan Alexandrium. Kereta kuda yang mereka tumpangi adalah milik workshop Dragon Hammer yang biasanya digunakan untuk membawa dan mengantar barang dagangan mereka.

"Apa tubuhmu sudah terasa lebih baik?" Tanya Tarud yang duduk di kursi kusir.

"Sangat baik!" Jawab Jack sambil tersenyum agar tidak membuatnya khawatir.

Mereka pun sampai di perpustakaan hanya dalam waktu sepuluh menit saja.

"Kami akan menjemputmu nanti sore." Kata Tarud seraya menarik kekang kuda cokelat yang menarik kereta tersebut.

Jack hanya menganggukkan kepalanya sambil melambaikan tangan. Setelah melihat kereta kuda yang mereka tumpangi menjauh, ia pun berbalik dan masuk ke dalam perpustakaan Alexandrium.

Di dalam ruang kerja Izack Newtown, Jack terlihat sedang berkonsentrasi keras membentuk tinta untuk membuat lingkaran sihir dengan mananya. Ia tidak menyangka untuk menulis lingkaran sihir di atas kertas dengan menggunakan metode ini sangatlah sulit. Bukan hanya membutuhkan ketelitian dan konsentrasi saja, tapi juga kemampuan untuk mengontrol mana sangat penting.

Setelah mengingat waktu yang dibutuhkan Pak tua Izack untuk menulis lingkaran sihir itu di lapisan bawah kulitnya, Jack hampir menyerah. Tapi ia tidak patah semangat, karena dengan menguasai teknik ini, ia dapat membuat senjata dengan kekuatan yang sesuai dengan imajinasinya.

Hufffffff!

Setelah menghela nafas panjang Jack mencoba melihat hasil karyanya selama tiga jam yang lalu. Dan hasilnya mengecewakan, ia bahkan tidak dapat membuat satu pun lingkaran sihir yang benar-benar lengkap. Merasa frustrasi ia pun mengacak-acak rambutnya dengan kesal.

Melihat tingkah laku Jack, Pak tua Izack yang baru masuk ke ruangan itu tertawa. "Tidak perlu terburu-buru, untuk dapat melakukannya dengan baik kau harus dapat mengontrol manamu dengan sempurna." Tutur Pak tua Izack.

"Latihlah manamu setiap hari, gerakkan sesuatu dengan manamu ketika kau sedang tidak melakukan apa-apa, seperti lencana atau bandul yang kau punya. Dengan begitu kau akan lebih cepat terbiasa menggunakannya seperti jari jemarimu sendiri." Tambahnya.

'Ide bagus pak tua, kenapa aku tidak terpikir tentang hal tersebut padahal aku pernah membacanya di sebuah novel.' Kata Jack dalam hati.

Jack pun beristirahat dan menenangkan dirinya sembari berbaring untuk menyegarkan pikirannya. Sambil minum jus buah yang ia pesan di lantai dua, Jack memain-mainkan batu permata yang ia bawa dari rumahnya.

Karena untuk membuat sebuah peralatan sihir perlu menggunakan batu permata, Jack membawa semua permata yang ia temukan dulu saat berada di Hutan Kegelapan. Jumlahnya ada lima belas batu dengan jenis yang berbeda. Dua emerald, empat ruby, dua zamrud, tiga safir, dua amethist dan dua citrine.

Kata Pak tua Izack setiap batu permata memiliki kecocokan tersendiri dengan lingkaran sihir tertentu. Misalnya batu ruby lebih cocok digunakan untuk membuat lingkaran sihir berkekuatan api, begitu juga lingkaran sihir berkekuatan angin akan memberikan kekuatan optimalnya jika diukir dalam batu zamrud. Itulah mengapa senjata sihir selalu memiliki batu permata yang menempel di permukaannya.

Tapi untuk mengukir lingkaran sihir di dalam batu tersebut memerlukan ketelitian yang lebih daripada menulisnya di tubuh manusia. Selain karena ukurannya yang lebih kecil, mana yang dibutuhkan juga lebih banyak karena harus menembus permukaan batu permata yang sangat keras dengan mana.

Karena batu permata yang ia miliki sekarang terbatas, Jack teringat tas berisi banyak batu mana, batu permata dan perhiasan yang ia sembunyikan di Hutan Kegelapan. Ia baru sadar kalau salah satu perhiasan tersebut mungkin ada alat sihir yang tersembunyi. Terlebih lagi ketika mengingat bahwa barang-barang tersebut sebenarnya adalah milik organisasi rahasia Shadowcifer, Jack merinding, Mungkin saja di antara batu permata tersebut ada impurity stone. Karenanya Jack membuat rencana untuk mengambil tas tersebut suatu saat nanti, apabila ia mendapat sebuah misi untuk pergi ke Hutan Kegelapan.

Setelah beristirahat selama setengah jam, Jack melanjutkan latihannya lagi. Hingga hari menjelang malam, ia terus berlatih dan merevisi lingkaran sihir yang ia tulis di atas kertas dengan mananya. Yang ia sayangkan hanya satu, ia tidak bisa meningkatkan level skillnya dengan experience seperti dalam sebuah game.

Tarud bersama putrinya datang menjemputnya saat matahari hendak tenggelam. Sambil diiringi mega merah yang bersinar dari ufuk barat, mereka pun kembali ke Jalan Hawthorn.

Sesampainya di rumah, Arquene terlihat sedang menunggunya di depan pintu gerbang sambil membawa sebuah keranjang kecil di tangannya. Setelah berterima kasih dan berpamitan dengan Tarud dan Linnda, mereka pun masuk ke rumah bersama-sama.

"Ini lima botol mana potion yang kuambil dari Departemen Pengembangan Obat dan dua puluh lainnya dari Francis untukmu. Ia berkata kalau kau lebih membutuhkannya sekarang." Kata Arquene sambil meletakkan kotak kayu berisi dua puluh lima mana potion.

"Terima kasih." Jawab Jack.

"Apa aku perlu datang ke sini besok pagi? Francis bilang aku bisa berlibur sementara dari pekerjaan administrasi jika kau masih membutuhkan bantuanku besok." Tanya Arquene.

Setelah memikirkannya selama beberapa saat Jack menjawab, "Tidak usah. Emm … bagaimana kalau kita ke perpustakaan besok. Di sana kau bisa belajar tentang lingkaran sihir bersamaku, aku yakin profesor Izack tidak keberatan jika kau ikut."

Arquene hanya sedikit menganggukkan kepalanya, senyuman manis yang muncul di wajahnya mencerminkan rasa terima kasihnya kepada Jack atas undangan tersebut.

Arquene tidak punya banyak teman di Adventurer Guild meski ia sudah lama bekerja di tempat itu. Selain guild master dan kedua teman satu rasnya, hanya Francis yang memperlakukannya sebagai teman. Selain karena ras mereka yang berbeda, para wanita yang bekerja di bagian administrasi guild selalu cemburu dengan kecantikan Arwuene meski mereka tidak pernah mengatakannya secara langsung.

Ia pun pamit dan berjalan menuju pintu keluar, saat hendak memutar gagang pintu Jack tiba-tiba memanggilnya. "Sampaikan terima kasihku pada Francis kalau kau bertemu dengannya."

Malam itu, meski hanya ditemani dengan cahaya lentera kuning yang agak redup, Jack berusaha keras untuk memecahkan inti sihir dari salah satu lingkaran sihir yang ia contek dari buku Pak tua Izack.

Saat tengah malam datang, Jack tiba-tiba berdiri. Matanya melebar, mulutnya menganga. Ia menemukan sesuatu yang sangat mencengangkan setelah berhasil mengartikan inti sihir yang ditulis menggunakan aksara Jawa itu.

import java.util.Scanner;

mana 01 {

'Ini?'

'Bahasa pemrograman Java!'

Setelah menyadari bahwa lingkaran sihir itu menggunakan Bahasa pemrograman Java, perasaan Jack campur aduk antara gembira dan sedih. Ia gembira karena akhirnya berhasil memecahkan aksara Jawa yang tertulis dalam inti sihir itu. Tapi ia juga merasa sedih karena tidak menguasai bahasa pemrograman Java dengan baik.

Jack hanya pernah mempelajarinya saat praktikum komputer semasa SMA dan ia hanya mengingat sedikit tentang Bahasa pemrograman itu.

Merasa pikirannya sangat lelah Jack memutuskan untuk menyudahi penelitiannya hari ini. Ia sadar seharusnya bersukur karena menemukan rahasia ini hanya dalam waktu beberapa hari saja. Dibandingkan dengan Pak tua Izack yang telah melakukan penelitian seumur hidupnya, hasil yang ia capai sekarang tidak kalah dengan pencapaiannya.

'Apa benar nenek moyang bangsa elf seorang transmigrator dari bumi sepertiku? Aku harus pergi ke Kerajaan Aruvindell untuk memastikannya. Ukh … Tapi mereka masih tertutup dari dunia luar. Apa yang harus aku lakukan? Meminta bantuan Arquene?'

'Tidak, dia sudah cukup menderita. Aku tidak boleh menambah penderitaannya karena keegoisanku.' Tukas Jack di dalam hati, karena kelelahan ia pun tertidur setelah merebahkan diri di atas tempat tidur.

Keesokan harinya Arquene bersama dengan Jack pergi ke ruang kerja Pak tua Izack bersama-sama. Ia tidak keberatan Arquene ikut belajar dengan Jack, apalagi setelah mendengar sisi lain dari lingkaran sihir darinya.

Mata Pak tua Izack terbuka, ia ingin pergi ke perpustakaan yang ada di Kerajaan Aruveindell saat itu juga. Tapi dia frustrasi saat ingat bahwa kerajaan itu tidak dibuka untuk umum.

Hari itu Jack mengalami kemajuan pesat dalam latihannya, dari enam puluh lingkaran sihir yang ia tulis, tiga puluh sudah dapat dinyatakan berhasil. Pak tua Izack pun manggut-manggut saat melihat hasil latihannya.

Arquene terlihat lebih ceria dari biasanya setelah ikut belajar dan berdiskusi tentang lingkaran sihir dengan mereka.

Tidak lama kemudian, Jack dengan gugup menceritkan temuannya semalam kepada Pak tua Izack. Karena ingin segera memecahkan misteri lingkaran sihir tersebut, Jack sedikit membeberkan formula yang tertulis di inti sihir saat diskusi itu pada string ke dua dimana jumlah mana yang lingkaran sihir itu butuhkan tertulis.

Jack mengatakan bahwa salah satu simbol pada inti sihir tersebut mungkin adalah sebuah angka, mereka pun berusaha menguji kebenaran teori tersebut. Setelah membandingkan beberapa inti sihir yang terdapat pada beberapa lingkaran sihir lain mereka menyimpulkan bahwa teori tersebut benar.

Mereka berhasil memecahkan arti angka nol sampai Sembilan setelah membandingkan inti sihir dari beberapa lingkaran sihir. Misalnya pada lingkaran sihir bola api yang tertulis di tangan Jack, pada string kedua tertulis angka lima bukan dua, seperti yang tertulis di buku 'Sihir Sehari-hari'.

import java.util.Scanner;

mana 05 {

Ini adalah penemuan yang fenomenal. Pak tua Izack sampai membatalkan presentasinya hari itu untuk menguji kebenaran teori tersebut. Tidak terasa malam pun telah datang, tapi mereka masih asik membicarakan penemuan mereka itu. Ditemani dengan sandwich dan kopi hangat dari kedai café di lantai dua mereka melanjutkan pembahasan tentang lingkaran sihir tanpa kenal waktu.

"Ini semua angka yang terdapat di lingkaran sihir terkuat yang kumiliki. Hmm … memang masih sulit untuk mengetahui arti sebenarnya dari semua simbol ini jika hanya mengandalkan angka saja. Kalian fokus ke bagian inputnya, aku akan meneliti bagian ouput. Karena aku cukup tahu tentang efek dari setiap lingkaran sihir, akan lebih mudah bagiku untuk menguraikannya." Usul Pak tua Izack.

Jack yang sebenarnya sudah memahami tentang bagian input sedikit kecewa. Ia sebenarnya ingin meneliti bagian proses untuk mengingat lagi pelajaran pemrograman Java yang ia terima semasa SMA. Tapi Ia tidak kehabisan akal, dengan dalih meneliti hubungan antara input dengan proses, ia pun sedikit banyak mulai belajar memahami pola-polanya.

avataravatar
Next chapter