1 JALAN AWAL

Sebuah cerita alam pertamaku, yg membuat diri ini seolah-olah ingin terus berada disini. Tetapi tak mungkin aku disini terus karena dari sini aku sudah memutuskan untuk singgah ke lain tempat dimana aku harus membuat cerita. Hari itu, bertepatan hari jum'at yg kebanyakan orang itu mengeluh dengan sinar mataharinya yg sangat menyengat. Padahal, sinar matahari disetiap hari itu sama-sama saja tidak ada yg dikurangin dan tidak ada ditambahin. Tetapi kok bisa berfikir seperti itu ya? Aku juga bingung dengan orang-orang, apa ini cuma asumsi mereka-mereka aja yang membuat perasaan menjadi panas. Mungkin itu, aku juga kurang yakin. Kalau menurutku sih, ya biasa-biasa saja kayak hari yang lain. Toh, nanti yang akan merubah pastinya cuaca dan waktu.

Rencana mau tadabbur alam ini sudah wacana dari 2 minggu sebelumnya, yang dalam proses terbentuknya wacana tersebut itu ada sedikit perdebatan-perdebatan tentang pilihan mana yg tepat untuk kita kunjungi. berawal aku yg usul ingin ke gunung Lawu, tetapi tidak jadi karena banyak pertimbangan. karena persiapan yang kurang mulai dari peralatan hingga mental kita untuk datang kesana kurang semua, toh kita juga baru pertama kali mau mendaki gunung semua hehehe. Oh ya, aku sampai lupa memperkenalkan diriku. Salam kenal, namaku Misbachul munir tapi lebih dikenal panggilan Mbangel, aku berangkat mendaki ini bersama 13 temenku dan ketambahan 1 orang yg mesterius yg memakai jaket merah bersarung dan berpeci, nanti akan aku jelaskan siapa orang itu.

yuk kita mulai cerita ini, eh, udah mulai dari atas ya. lupa aku hehehe

memulai cerita ini itusangatlah sulit bagiku karena erita udah lama sebenarnya tepatnya oada bulan juni 2018 yang lalu tetapi baru aku tulis baru-baru ini. tak apa lah yang namanya keinginan itu bisa datang kapan aja tanpa ada batasan waktu. yang mendasari dari aku ingin menulis dicerita ini, itu dari kata si pengelana hebat Ibnu Bathutah "Travelling—it leaves you speechless, then turns you into a storyteller." (perjalanan itu akan membuatmu tidak bisa berkata-kata, kemudian akan mengubahmu menjadi pendongeng).  dari situ aku berkeinginan atas pengalaman-pengalamanku untuk aku ceritakan disini. mungkin bahasa, intonasinya sedikit ngaco hehehe.

cerita ini ketika aku mendaki digunung Argopuro yang ada di Lasem Rembang bukan Argopuro yang di Probolingo itu. ketinggiannya 851 MDPL, meski masih dibawah 100 MDPL gunung cukup membuat aku dan temen-temenku kelelahan dan hampir mau putus asa karena dengan jalurnya yang sangat terjal, curam dan panjang seperti kita itu berjalan mendakinya sampai 5 kilo meter lo... jauh kan!? gunung ini memang belum resmi untuk umum tetapi sudah banyak para pendaki yang berkunjung disini, buktinya ketika aku da temen-temen datang kesini pun tidak sendirian. ada banyak para pendaki-pendaki yang menemani kita disini. digunung ini juga belum ada pos perizinannya jadi kita datang cuma parkir doang, parkirnya pun kita nitip dihalaman warga sekitar yang berada dilereng gunung ini, jadi ya lebih hemat tidak mengeluarkan biaya hehehe...

selasai kita parkir, kita periksa lagi barang-barang yang kan kita bawa naik ke atas tujuannya barang kali ada yg kurang. sembari itu yang tidak ikut memeriksa barang bawaan yang lainnya ada yang beli jajanan ada juga bersih-bersih badan. kemudian kita berangkat naik pukul 15.40 dan estimasi kita sampai ke puncak itu 3 jam tetapi itu hanya fana karena kita masih pemula semua jadi jalannya lambat disebabkan banyak yang kelelahan sampai-sampai ada yang mau pinsan yaitu temennku  yang bernama Safitri. dia dari perjalan bari 15 menit sudah ngeluh kecapekan dan tak selang berapa lama dia ngeluh kalau matanya gelap. terus kemudian aku tanya " kenapa fit?"( sambil aku pegang tangannya). "mataku gelap ngel" (dia sambil beranjak duduk). aku mengira kalau dia itu mau kesurupan gitu, kemudian aku memanggil temen-temen yang lain." hai.. temen-temen ini saftri matanya gelap" dengan gugup aku memanggil mereka. mas Makruf sebagai leader rombongan menghampiri safitri " ooh.. ini cuma kecapekan, istirahat dulu fit, minum air dulu biar capekmu hilang". selang beberapa menit safitri mulai pulih.'' alhamdulillah, ku kira mau kesurupan tadi" ucapku syukur. soal ini berada dihutan karena yang ku tahu hutan itu dihuni tidak ada hanya makhluk kasar seperti hewan dan tumbuhan makhluk halus pun juga tinggal disini. setelah safitri pulih kita pun berangkal lagi meneruskan perjalan yang baru 1/8 dari tujuan kita untuk ke puncak.

hari semakin larut, ketika sudah sampai setengah perjalanan matahari pun mulai menampakkan cahanya coklat kemerah-merahnya tandanya hari sudah mulai gelap. kita pun berhenti sejenak untuk mengeleuarkan senter dari tas kita masing-masing sembari itu kita istirahat dan minum untuk bekal perjalanan kita selanjutnya. baru berjalan 5 menit setelah kita istirahat tadi, kita dihadang dengan medan yang curam yaitu jurang yang dalam disebelah kanan kita. mau tidak kita berjalan agak lambat sambil berpegangan tnagn satu sama yang lain agar tidak terpeleset ke jurang. sambil berpegangan, aku bertepatan berpegangan sama firoh yang anaknya itu penakut banget. dia aku pegang itu sambil merengek "ngel.. aku takut jatuh ke jurang, jalannya gelap lagi". disitulah jiwa lelakiku keluar untuk menenangkannya "tenang fir... kita berpegang dari depan kok, nanti apabila kamu jatuh pasti aku pegangin dan aku dipegang sma depanku. nantikan akan saling melanting dan menguatkan". padahal dalam hati aku juga takut... takut ketinggian pula..

kita terus berjalan dan berjalan hingga kurang 20 menit dari puncak kita dihampas oleh angin kencang dan itu membawa hawa yang sangat dingin dan akibatnya kita harus berhenti lagi menunggu angin itu berhenti masih sambil saling berpegangan tangan satu sama lain. setelah anginnya berhenti kita beranjak lanjut meneruskan perjalanan. kurang dari 10 meter dari pumcak kita suguhkan dengan tanjakan yang kemiringannya hampir 75 derajat yang membuat kita harus naik satu persatu, yang naik pertama yaitu mas makruf kemudian melanting Nada dan kemudian dilanjutkan yang lain. setelah kita mampu naik semua kita mencium baau-bau puncak sudah dekat dengan ditandai suara pendaki lain sudah sampai puncak teriak-teriak "woi.. puncak sudah dekat". kemudian kak makrup memberi semangat buat kita "ayo puncak sebentar lagi, semangat!". terus kita berjalan lagi dan akhirnya apa yang kita nanti-nantikan sampai juga, dengan sambutan yang meriah dari pendaki lain dan angin alam yang dingin "selamat mbak, mas sampai puncak" sambutan dari pendaki lain dengan menjabat tangan kami satu persatu. "kaki ini akhirnya bisa istirahat juga" fikirku, tapi naas kaki ini tak bisa berhenti musti harus cepet-cepet mendirikan tenda agar tubuh kami tak dihempas angin yang membawa hawa dingin tapi tak sedingin dia yang selalu diam tanpa kepastian eaaaak hehehe. sembari yang kami (laki) mendirikan tenda, kami membagi tugas yang perempuan masak makanan dan minuman hangat. cukup sulit juga mendirikan tenda dengan dibantu angin, dihempas sana dihempas sini tidak konsisten angin ini seperti janjinya yang diblenjani hehehe....

akhirnya selesai juga mendirikannya bertepatan makanan dan minumannya juga sudah selesai. kemudian kita tata semua barang-barang yang kita bawa didalam tenda setelah itu kita keluar untuk membuat api unggun untuk menghangatkan tubuh ini yang kedinginan sembari ngobrol sana sini tentang cinta dan mati, tanpa dirasa jam pukul 00.30 ini saatnya kita harus undur diri dari penggibahan digelapnya malam ini. ucapan selamat tidur terdengar dari pojokan tenda yang ditempati safitri "selamat tidur temen-temen semoga mimpi indah..".

dipagi yang cerah dengan cakrawalah menghadap barat denga rona kejingga-jingga an membangunkan kami yang masih menikmati mimpi indah tapi masih kalah indah dengan pesona mentari terbit dari timur yang buat kami semua terbangun. selamat pagi semesta raya... keindahanmu memang tak tertandingi seperti yang menciptakanmu yang Maha indah.

kami semua bangun bukannya cuci muka dulu, tetapi langsung mencari spot foto terbaik saat mentari baru muncul sebiji jagung. heleh ya gini para pendaki alay...eksistensi yang diutamakan hehehe

mungkin cukup itu, cerita pertamaku untuk blog ini. ini aku masih belajar dan akan terus belajar. jadi, jangan lupa Comment saran dan kritiknya dan jangan lupa like, sharenya. oke.

sekian dari saya.

saya ucapkan terima kasih

salam lestari, salam aksara, salam pendaki amatir, Misbachul munir.

avataravatar