webnovel

Rahasia

'Terimakasih hatiku... kau sudah begitu sabar menemaniku dalam harapan yang tak pernah berubah. Selamat... sekarang kau sedikit demi sedikit mulai menemukan pelangi untuk mu sendiri.' Batin Yumna sambil melangkah ringan ke kamar.

Melewati segala aktifitas seharian ini. Untuk pertama kalinya setelah 2 minggu liburan di rumah. Yumna begitu mendambakan tidur sesegera mungkin. Dengan senyum yang melekat sempurna di wajah gadis 16 tahun itu. Ia berjalan cepat ke kamar mandi untuk sikat gigi dan sebagainya.

Yumna mematikan lampu, Sebelum akhirnya menghempaskan diri ke kasur empuk miliknya. Rasa nyaman perlahan menarik ulur kesadaran Yumna. Ia sendiri masih ingin menikmati kebahagiaan dari kejadian di ruang makan tadi. Namun matanya enggan meladeni perasaan gadis itu. Kelopak mata terasa kian berat saja. "Hoaammm..." Yumna menutupi mulut dengan punggung tangan saat menguap. "kayaknya aku harus tidur sekarang... hmm...." lirihnya menyerah. Seraya bergerak memiringkan badan. Tak butuh waktu lama, Yumna langsung terseret ke dalam mimpi.

Zaky menguap selebar lebarnya. "Hooam... " Matanya menyipit mengamati cahaya lampu kamar Yumna yang padam. Tumben sih gak keluar?. Ia menghela nafas panjang lalu mengendikan bahu.

"Dah lah...mungkin dia lelah... akupun juga lelah...." Monolog Zaky sambil berjalan gontai meninggalkan balkon. Lagi lagi mulutnya terbuka lebar menunjukan betapa ngantuknya cowok itu sekarang.

***

Yumna meringis pasrah membiarkan mobil Citra berlalu pergi dari hadapannya. Inilah resiko mempunyai orang tua yang over disiplin. 'Oke.. coba kita lihat ada siapa di sekolah sepagi ini?.' Yumna mengigit bibir sambil mengedarkan pandang.

"Pagi mba..." sapa penjaga sekolah dengan ramah pada Yumna.

Sementara itu... pada detik yang sama..

"Pagi mba.." Sapa Zaky masih bertengger di atas sepeda motornya. Desi berhenti menyapu sebentar.

"Pagi juga mas.. Pasti nyari mba Yumna ya...". Desi kembali melamjutkan aktifitasnya.

"Iya dong... Udah keren nih...Kalau Yumna udah siap, kan tinggal cabut..."

"Hah cabut?.." Desi memasang tampang lugunya kebingungan. Zaky memutar bola mata malas. Ia mendesah kesal.

"Jadi...Yumnanya dah siap belum?."

"eeee... Udah berangkat... mas..."

"Hah...kenapa gak bilang dari tadi..." Zaky menggeurutu sebal seraya tergesa gesa mengenakan helm. Dan dalam sekian detik motornya sudah menyala.

"Selamat belajar mas....hehe.." Seru Desi meski terabaikan. Cowok itu sudah mengebutkan motornya di jalan yang lengang.

Ahh padahal pagi ini Zaky sengaja menjemput lebih pagi biar gak terburu buru kayak kemarin. Dan yang paling ia mau adalah bisa berlama lama boncengan bareng Yumna. Bukannya pulang kemarin cewek itu juga tak menolak sama sekali untuk ikut naik motor dengannya.

Eh tapi.. Diva juga sudah berangkat. Ahh pasti kakaknya yang membawa gebetannya pergi. 'Huh... kenapa dia selalu gagalin rencana?! dodol banget sih jadi orang..'. Hati Zaky mulai ramai dengan kata kata sumpah serapah untuk Diva. Terlepas dari status kakak-adik, Zaky benar benar susah mentolerir kelakuan Diva. Selalu saja tak sejalan.

***

Masih jam 6.15. Yumna memilih menelusuri lorong panjang yang masih lengang. Ada segelintir siswa yang tampak mulai datang. paling baru 1-2 siswa. Namun Yumna segan untuk sekedar menyapa. Ia pura pura sibuk dengan buku yang ia bawa. Ah sengaja. Buat ngehindarin perbincangan yang selalu ia takuti.

Oh iya... bagaimana perpustakaannya ya.? Untuk sekolah sebesar ini. Yumna langsung menangkap papan berbentuk panah dengan tulisan 'library' yang menunjuk arah kanan.

Mudah bagi Yumna untuk menemukannya. Dalam waktu kurang dari 2 menit. Ia sudah stand by di depan ruang penuh buku itu. Hmm.. Tapi kenapa tertutup?. Ia mendongak mengamati kertas diatas pintu dengan pepetah umum soal membaca. "Buku adalah jendela dunia." lalu matanya turun dan terdiam memandang gagang pintu.

Hatinya tergugah untuk mencoba mendorong gagang pintu bercat coklat itu. 'Mungkin kan gak dikunci...mungkin juga udah ada orang di dalam... Apa salahnya nyoba kan..' Yumna bermungkin mungkin ria dalam otak.

Ceklek!. 'Wow...gak dikunci.' pekiknya dalam hati. Ia segera menutupnya lagi. Entah kenapa ia merasa harus melakukan itu.

Sebenarnya Yumna bukan mencari buku. Namun, hanya mencari tempat yang pas untuk membaca buku yang ia bawa kemana mana ini. Perfect!. Siapapun tak Kan menganggu aktifitasnya.

Sambil berjalan, Yumna menyeret jarinya merasakan sepanjang permukaan meja. Matanya berkeliling. Takjub melihat penataan ruang perpustakaan yang menurutnya sangat rapi dan nyaman untuk membaca.

Apa lagi disini.. Ia beringsut duduk tepat di dekat jendela. Menghirup udara dalam dalam. lalu membuka halaman yang ujungnya terlipat. Sekilas ia menoleh ke jendela. Cahaya mentari sukses membuatnya menghela nafas perlahan. Rasanya tenang. Relax...

Deritan kaki kursi mengundang perhatian Yumna. Ia tertegun saat seorang pria tiba tiba duduk di depannya. Dia Naga!. Dan sepertinya dia tak menyadari keberadaan Yumna.

'Apa mending aku pergi?!. ahh engga... apa salahku?. Aku gak ganggu dia kan?. justru dia yang ngehancurin konsentrasi aku huh!. aissh kaan .. jadi gak fokus!. Lagian juga, kalau aku gerak dikit, takutnya nanti dia jadi sadar aku disini. Hmm dia baca apa sih sampai gak sadar sama sekitar?!..' Yumna mencuri pandang pada buku yang di baca Naga. Huh siapa sangka, cowok model Naga juga bisa hobi baca novel romansa macam itu. Yumna terhenyak. Siapapun tolong katakan kalau penglihatan Yumna salah!.

Dahi Naga berkerut. Lantas tersenyum tipis. Dunianya teralihkan dengan rangkaian kata kata pada buku itu. Tanpa sadar ia telah menularkan senyum pada gadis di hadapannya.

Yumna bertopang dagu mengikuti nalurinya. Terpaku pada pesona seorang pria adalah hal pertama baginya. Mungkin ini yang di namakan puber. Memang sudah waktunya bukan?. Mengingat usianya sudah menginjak angka 16. dan dalam jangka kurang lebih 4 bulan lagi. Ia akan merayakan ulang tahun yang ke tujuh belas.

Coba tebak darimana virus cinta berasal?!. Jangan katakan karena usia atau karena kehadiran seorang lelaki tampan. Apalagi hormon. Huh rasanya yang ini lebih kuat melebihi beberapa faktor itu. Hmm... Yang ini apa?. tentu saja kisah cinta. Ya! Novel. Karena keadaanya akan berbeda saat novel sudah meracunimu otakmu pelan pelan. Bahkan anak kecil pun tau pangeran dan ingin menikah karena sebuah buku dongeng. Jika di absen semua tokoh putri dalam dongeng, nyaris tak ada satupun yang dikisahkan tanpa pangeran.

Memangnya sebab apa Yumna yang pendiam bisa lepas kendali seperti ini. Berlama lama memandangi seorang cowok tanpa berkedip. Masih ingat dengan definisi terkait Naga yang Yumna pikirkan?. Selain karena ketampanan... Ia menyebut Naga berwatak Bijak, Dewasa, pintar dan sebagainya. Ya! Tentu saja itu bukan Naga yang sesungguhnya. Hanya saja itu adalah penggambaran seorang tokoh utama cowok dari novel yang ia baca. Fisik Naga terlampau mirip dengan yang digambarkan penulis.

Rasanya tiap Yumna melihat Naga, mendadak dunia seolah berubah menjadi seperti dunia novel. Ingatan nya ditambah dengan memory si tokoh perempuan. Ahh imajinasinya memang selalu berkerja diluar batas normal. Apapun itu, Yumna merasa sudah kenal lama dengan Naga, dan... ia merasa memiliki chemistry lebih dengan pria itu.

Oke terbukti kan?! Novel bisa menularkan virus cinta yang luar biasa ampuh.

Diluar kehendak, Tangan Yumna lambat laun tak kuasa menahan berat kepalanya. Gubrak!. dagu gadis itu menubruk meja lebih dulu. Aissh.. Yumna mendesis ngilu.

"L...l.lo ngapain disini.?!..." ucap Naga tergagap dengan mata terbelalak . Eh! mana mungkin sosok Yumna membuatnya takut. Tapi apalagi alasannya?. Ia bahkan sampai tersentak kebelakang. Hampir jatuh.

Wajah Yumna seolah di guyur cat putih. Pucat pasi. Ia benar benar tertangkap basah. Otot mukanya kaku dalam sekejap. Denyutan ngilu yang menyiksa dagu tak penting lagi sekarang.

"Lo ngikutin gue?. ya kan?! ngaku gak?!." desak Naga. Pria itu berupaya menyembunyikan novel yang sebelumnya ia baca.

Yumna menghembuskan nafas malas. Serendah itukah dirinya?. mengekori Naga?! Oh astaga. katakan apa untungnya?!. Yumna menggeleng tegas. Sikap pria itu sedikit mengikis kekagumannya.

"Jangan ngelak deh lo...!.." Sergah Naga. Bruk! Naga hanya melirik sebentar bukunya yang jatuh. Fokusnya kini hany pada Yumna. Sumpah demi seluruh buku di tempat ini, Naga Ingin sekali mengurung gadis itu saja. atau menyumpal mulut Yumna untuk selamanya. Tapi dengan apa?. ahh iya menyuapnya dengan uang misalkan..Aissh gak mungkinlah. Dari penampilan gadis itu, tak sedikitpun ada tampang mata duitan. Lihat saja dengan sepatu bermerek mahal yang di kenakannya. Naga mendesah frustasi. Apa hari ini rahasianya akan terbongkar?.

Naga membayangkan papan mading yang akan ramai dengan berita "HOT NEWS!! Munafik! Naga ternyata hobi baca novel percintaan." Warna pink langsung mengisi seleuruh otaknya. Ya ia yakin pasti akan ada beberapa bentuk hati yang akan menghiasi fotony di mading. Issh menjijikan. Mimpi buruk macam apa ini!. Ia mendengus kesal. Dimana dia akan menyembunyikan wajahnya?. Ia selalu menolak perempuan manapun dengan alasan tak kenal cinta. lalu bagaimana jika semua orang tau dengan hobinya satu ini.

Yumna mengendikan bahu abai. Ia lebih baik pergi. Hmm.. Entah kenapa Ia jadi lebih berani dengan pria itu. Haha tentu saja karena naga sedang melamun panjang setelah mencercanya dengan tuduhan tak etis tadi. Kesempatan bagus untuknya kabur.

"Hei...mau kemana lo!." Naga berseru berang. Ia sudah memutuskan. Seenggaknya ia harus membuat kesepakatan yang menguntungkan dengan Yumna. Sebelum semuanya terjadi seperti mimpi buruknya.

Yumna mengigit bibir takut takut dengan langkah dipercepat. Agaknya pria itu akan mengejarnya. Ahh apa maunya? Yumna sudah mengalah. Rela pergi dari Zona nyamannya.

Hentakan langkah Naga sukses membangkitkan kepanikan dalam diri gadis itu. Mencoba tenang tapi gagal. Yumna merutuki kemalangannya. langkah Naga tentu lebih panjang dari kakinya yang kecil. Sebentar lagi ia pasti tertangkap.

Tap! Tangan Naga tiba tiba memalang jalan. Menumpukan telapak di rak buku. Otomatis dahi gadis itu menghantam lengan Naga memperjelas tingginya yang hanya sebahu pria itu. Ahh Yumna menyesal berjalan di dekat rak seperti ini.

Yumna tak hilang akal, ia segera berbalik mengambil jalan pintas satu satunya. Tap!. Yumna melebarkan mata saat tangan pria itu kembali melintang menghalangi jalannya. Dia benar benar tak mengizinkan Yumna pergi. Huh Sial!. Ia sudah jelas terkurung.

Naga menurunkan lengannya ketika Yumna ingin menerobos lewat bawah. Ia tersenyum menyeringai. Yumna tak punya pilihan. Selain menghadapi pria aneh ini. Gadis itu mengerjap berkali kali. Cewek manapun pasti akan bertingkah sama sepertinya jika diposisi ini. Dikungkung pria tampan dengan paksa. Huh ini Gila!.

Yumna bingung harus senang atau marah. Yang pasti degupan jantungnya sudah berdisko ria didalam sana. Sangat keras.

"Lo udah liat semuanya kan... " Naga menatap menyelidik. Membuat Yumna makin geligapan saja. Seolah ia adalah seorang gadis pelaku kejahatan berat.

"lo harus jaga rahasia gue... siapapun gak tau kalo gue suka baca novel begituan... So, pura pura gak tau aja..."

Yumna memilih mengangguk meski kaku. ia menelan saliva susah payah.

"Gue serius..." Naga mengangkat dagu Yumna. Menatap serius pada manik mata gadis itu. Yumna tak bisa berbuat banyak selain membalas tatapan itu. Tanpa sadar pandangan Yumna mulai menjelajah kesetiap inci wajah Naga. Dari alis yang tebal, hidung mancung dan bibir.... ' Astaga! apa yang ku pikirkan?' batin Yumna yang sontak memejamkan mata kuat kuat. Degupan jantung makin menyiksanya tanpa ampun. Untungnya, saat membuka mata, Naga sudah tak memenjarakannya lagi. Gadis itu menghela nafas lega.

"Lo boleh minta apa aja...asal jaga rahasia ini.." Naga masih memasang tampang seriusnya.

Ah yang benar saja. Yumna dipertemukan dengan pria yang menjunjung tinggi image angkuh seperti Naga. Apa salahnya menunjukan sisi lembutnya barang secuil. Benar benar aneh. Apa yang ia dapat dari sifat jelek itu huh.

"Jawab.... jangan diem aja..." desak Naga sambil mendekati Yumna. lagi!. Yumna cepat cepat mengangguk. Agar urusannya cepat selesai.

"Jawab pakai mulut..." Naga mencibir. Namun terdengar menyakitkan di telinga Yumna. 'Aku gak bisa..' keluh Yumna dalam hati.

"Siapa sih lo..." tiba tiba Zaky muncul dan langsung mendorong Naga kasar. "oh... lo lagi?... di perpus lagi.. heran dah gua.. lo hantu perpus apa gimana?.. munculnya diperpus mulu..." sudut bibir Zaky terangkat. Tersenyum remeh pada pria yang terhempas ke deretan rak. 'Cih! gue aja belum berani gituin Yumna.' Zaky mencibir dalam hati. Dia pikir Naga akan melakukan lebih dari sekedar mendekati gadis itu. Ciuman. Ya bisa saja kan.

Naga mendengus geram. Sudah mendorong, cowok itu juga menyebutnya hantu perpus. Sialan!. Seketika Naga langsung ingat. Pria itulah yang sudah memberi tahunya bahwa Yumna adalah gadis bisu.

"Oh...gue inget...Lo kan yang bilang kalau cewek ini....."

"Sedang apa kalian disini?.." suara seseorang kontan menarik perhatian mereka seketika.

Hello readers Sekilas info!

Alhamdulillah bab selanjutnya akan menjadi bab terkunci

loh? baru juga bab 30-an. kenapa di kunci?.

soalnya aku punya niat buat namatin cerita ini di bab kisaran 100 lebih dikit. Malah mungkin juga dibawah seratus.

so,

Buat kalian yang penasaran dengan kelanjutannya.. bisa gunakan koin kalian ya. itung itung juga buat bantu author. hehe

biar aku semangat

kalau mau pakai jalur gratis..juga bisa pakai kupon pembuka kunci...

see you bye bye :)

Twinlight_99creators' thoughts
Next chapter