webnovel

Izumi's Horror Stories

Diantara khayalan dan realita. Cukup memikirkannya dapat membuat jantung berdebar. Peringatan : Hati-hati dengan ucapan, siapapun dan apapun akan mengawasimu. Dan hati-hati dengan makhluk dibelakangmu—

izumikaori · Fantasy
Not enough ratings
7 Chs

Pulang Larut Malam

Izumi, nama perempuan yang sedang berjongkok di depan pos tempat biasa security berkumpul. Namun entah mengapa, untuk malam ini hanya ada satu orang saja yang berjaga, itupun sedang asik memainkan ponsel dihadapan televisi yang menyala.

Jadi mereka hanya berdua saja. Sangat tak biasa. Untuk malam-malam yang lain, pegawai cafe memang sering berkumpul dulu, untuk sekedar saling berbagi keluhan.

Tapi kini Izumi yang ditinggal sendiri. Entah kesialan atau apa, sang kakak yang biasa menjemput tak bisa datang cepat. Kini Izumi hanya bisa memainkan kunci motor miliknya, yang sengaja ia tinggal di parkiran perusahaan.

Jarak antara perusahaan dan cafe tempat ia bekerja memang agak jauh, butuh 10 sampai 15 menit dengan menaiki angkutan umum.

Tak terasa sudah pukul 11 malam lebih 5 menit. Izumi yang merasa haus lantas pergi ke toko 24 jam terdekat, setelah pamit pada si security so sibuk.

Toko 24 jam berada di sisi jalan utama, agaknya masih cukup ramai. Segera memasuki, dan mengambil minuman botol dalam showcase. Setelah membayarnya, Izumi lantas duduk menunggu di depan toko. Kini sudah jam 11.30 malam.

Terus mengecek ponsel, menunggu notifikasi pesan dari sang kakak. Tapi tak muncul satupun.

Tak diduga, sebuah klakson motor terdengar disamping. Ternyata Mari. Salah satu rekan kerja. Izumi kira dia sudah 'pulang'. Karena memang searah, Izumi segera menghampirinya, dan menaiki tempat duduk dibelakangnya sembari berceloteh bahwa kakaknya tak bisa menjemput, ada urusan dan blablabla. Tapi tak ada respon. Mungkin karena helm yang ia gunakan, pikir Izumi.

Perjalanan berlangsung, dan Izumi tak banyak bicara karena Mari sedang fokus mengendara. Namun di sebuah jembatan, banyak orang yg memakai helm berkumpul. Izumi hanya melihatnya sekilas, dan mendengar sayup-sayup bahwa korban tabrak lari. Dan bodohnya ia tidak melihat motor apa yang digunakan si korban.

Setelah hampir sampai di depan Perusahaan, Izumi segera memberitahu dirinya akan turun disini saja. Setelah motor yang membawanya berhenti, dirinya turun dan berterimakasih. Dan lagi, tak ada kata dari Mari.

Setelah Mari melaju meninggalkan Izumi, entah kenapa udara disekitarnya menjadi dingin. Tak ingin berpikir yang bukan-bukan, dirinya segera menghampiri security yang berjaga.

"Itu baju kamu kenapa?" Tanya security setelah melihat Izumi yang berlari-lari kecil menghampirinya. Izumi terbingung, memang ada apa dengan bajunya.

"Itu darah ya?"

"Hah?" Dibaju yang ia pakai ada bercak kotor. Izumi segera memegangnya, basah. Lalu menciumnya.

"Ini bukan darah, tadi aku makan sate, mungkin bumbunya tak sengaja menetes ke baju."

"Bukan ah. Bau amis ini dikira bumbu kacang!"

"Gak bau kok."

"Lagian kalo makan sate, masa bumbunya kaya ditumpahin semua. Itu kotor banget."

Izumi terdiam. Memang benar dia makan sate, tapi hanya dua tusuk. Itu pun hasil nyomot dari Hiroshi. Tiba-tiba pikiran negatif datang. Sebelum pikirannya membuatnya tambah parno, Izumi segera bergegas, mengeluarkan kunci motor dan segera melajukan motornya. Mengindahkan teriakan security.

Tiba-tiba udara menjadi sangat dingin. Izumi mengira mungkin sekarang tengah malam. Dan lagi bau amis semakin tercium. Lalu ia ingat dengan kecelakaan di jembatan tadi. Apakah ada hubungannya dengan darah di bajunya.

Udara disekitar terasa mencekiknya. Dingin dan membuat sesak.

Izumi tak tahan lagi. Ia melajukan motornya dengan cepat hingga kesadarannya menghilang.

Mari membuka mata, ini sudah jam 9 pagi. Si bos sudah mengiriminya pesan, menyuruhnya untuk berbelanja. Satu pesan yang ia terima dari Pak Mori, security yang berjaga saat malam hari membuatnya tersentak lalu menutup mulut. Berita duka, kecelakaan tabrak lari didekat jembatan memakan korban. Dan korbannya adalah temannya sendiri, Izumi.