webnovel

it's my life

Bola basket yang mengelinding mengenai kaki-nya yang lagi duduk santai dibawah pohon rindang, earphone yang terpasang serta novel yang dibaca merupakan definisi ketenangan yang dicari Sambil melapas earphone dan mengambil bola, ada sepasang sepatu dihadapannya serta uluran tangan tau siapa pemilik sepatu itu “Main sama yok dek dari pada duduk sendiri” ajaknya Sambil mengangkat pandangan lantas tersenyum”Yok” Meninggalkan barang-barangnya serta tulisan origami yang terselip dibuku novel, yang suatu saat akan dibaca oleh meraka yang bersangkutan. Ini ceritaku dimasa aku duduk di SMA bukan orang yang special, banyak kekurangan, seperti anak ayam yang baru menetas belum tahu akan dunia luar seperti itu lah aku, katakan lah aku ketinggalan zaman memang pada kenyataanya seperti itu

Sfrenttry_26 · Teen
Not enough ratings
22 Chs

[ It’s my life 14 ]

````

"Karna kan kami sering main sama dia bahkan dekat sama dia enak diajak jalan gak nunda karna larangan" balas nopi

Jujur siapa sih yang gak sakit hati disaat ingin kumpul dengan sahabat tapi dilarang orang tua dengan seribu alasan biar sang anak gak keluar apalagi punya bokap yang galak minta ampun, pasti sang anak gak terima dia hanya ingin mengukir kenangan selama masih hidup tapi ya ini yang terjadi

"Yang lain apa lagi tanggapan nya" lanjut nani

"Orang pendapat mereka sama kok, emang apasih yang dipermasalahkan disini tinggal masuk aja apa susah, kalau gak setuju keluar aja deh kalian berdua" geram nopi

"NOP" bentak mereka semua.nani Sama firda juga udah emosi tapi biarkan kata-kata yang keluar dari mulut mereka lah yang Akan jadi pelampiasan nya

Disaat ingin mengeluarkan unek nya terhenti oleh tince"dek…"

Tapi nani yang terlanjur emosi gak tahan lagi " kau mau tau nop" mata mereka bertemu sebelum dialihkan dengan sekitar " dari dulu sejak kelas satu smp aku udah gak suka sama sikap mu yang kayak cabe-cabean" hening diama nani mengeluarkan semua unek-uneknya

"Tapi saat kita dipersatukan dan aku tau kayak mana kau didalam nya aku mencoba berdamai dengan masalalu, memahami sikap mu sama kayak yang lain tapi kau egois nop kau gak paham kayak mana kondisi ku, kalau disuruh milih antara kalian atau keluarga kau pasti tau jawabannya nop."

"Kau mau tau-kan alasan aku ga setuju. Aku gak terlalu suka sama dia dan siapa sih yang ngusulin deca dibentuk? Kau kan ri, kalian ingat gak masa-masa pembentukan deca mulai dari nama yang harus ada unsur anak ipa atau ada inisial nama kitu, trus pembentukan anggota dan strukturnya terus saat kita mau buat hoddie Cuma kau yang nolak nop dengan alasan warna kulit mu gelap gak cocok dengan warna soft sedangkan riama yang kulit nya sama kayak kau setuju aja, kau punya seribu alasan untuk menolak tapi bukan itu yang hati mu ingin kan sebab kau punya model sendiri, Cuma kau lah yang punya pendapat beda dari yang lain kau egois" cercah nani menggingatkan mereka akan masa itu

"Dan ingat gak kata-kata ku atau tince udah ya segini aja anggota nya gak usah tambah-tambah dan kita harus pertahin ini oke! ingat gak kalian ha" delik nani

"Dek udah lah ya dek" lerai tince

"Nik udah ga usah disambung" jujur riama, udah pusing tugas kimia tambah lagi masalah ini

"Diam dulu kalian biar masalah ini selesai gak ada lagi dendam, dan kau bilang tadi suruh aku sama firda keluar? Nyadar nop emang yang lain setuju kau siapa disini kita sama-sama anggota dan kau gak bisa ambil keputusan sendiri, kalau kau emang gak suka kau bisa keluar, gak ada yang larang kau mau buat grup lagi atau temanan sama yang lain tapi ingat penambahan anggota gak akan terjadi dan jaga sikap mu paham?" sergah riama

Selama menenangkan diri

"Jadi intinya kita gak ada penambahan anggota seperti janji kita dulu oke" diangguki mereka

Ada lagi masalah lain yang terjadi diantara mereka rahasia yang hanya di ketahuin orang lain buka deca, tapi jiwa kepo gak bisa diam, mereka stalking diam-diam

Kita boleh berteman dengan siapa aja atau buat grup dengan yang lain, tapi grup deca itu hanya satu gak bisa di ganggu gugat.

Kalian juga pasti merasakan punya teman atau sahabat yang sangat susah diajak keluar sehingga dapat julukan anak rumaha, bukan itu bukan kemauan dia tapi atas paksaan orang tua nya, yang terlalu pengekang kurang percaya dengan anak nya yang padahal bisa jaga diri, kalua misalnya alasan orang tua takut anak nya kecelakaan ya itu berarti udah takdir, mau dijaga atau disimpan sebaik apapun pasti akan mati juga.

Tolong ya buat orang tua yang kayak gitu kurangi deh sikapnya yang ada sang anak makin muak dengan sikap kalian

Dan buat sahabatnya tolong dipahami dan dikondisikan sikapnya kalian gak akan tau apa yang terjadi setelah kalian pergi dari rumahnya

Setelah hening beberapa saat yang mereka bergulat dengan ego, dan perang batin

Riama barucap" eh, nanti kalua misalnya kita dah kerja kumpuli duit yok buat beli motor tiga roda, gimana?" usulnya semagat dengan gigi kelincinya

Kami berfikir sejenak sebelum" boleh juga ,tapi buat apa?"anggukan kepala kami serentak

"jadi gini, kalua missal kita mau jalan trus gak ada yang bawa motor banya, kan gak mungkin kita tartig kayak cabe-cabean, jadi naik itu motor aja biar muat"terang riama

"Ooohh…."paham kami

"boleh juga tuh, tapi tunggu beberapa tahun lagi lah"lanjut senni yang habis bersihkan kuku putihnya

"iya"jawab novi

"aku ada usul"ajak tince pada kami agar focus padanya

"bagaiman setiap minggu atau bulan kita kumpulin duit trus kita beli nasi bungkus, dah tuh kita bagi-bagikan sama pengemis atau pengamen biar dapat berkat kita, gimana mau ngak"tawaran mulia tince gak pernah terlintas difikiran kami sebelumnya

"boleh juga tapi tunggu kita dah kerja trus gajinya disisihkan"tangapan nani setuju

"selain itu ada usulan lain gak biar deca makin kompak?"tanya vero, yang lain hanya mendengar

"kayak mana setiap minggu kita main di masing-masing rumah deca, kalua buat makananya kita patungan, disitu kita bebas mau gosipin behel sama bentuk bibir guru itu atau main game sama belajar, bebas yang penting kita kumpul aja dulu gimana?" usulan yang bagus dari kepala suku deca siapa lagi kalua bukan tince

"boleh lah"setuju marito

"tapi kalua yang gak bisa gak papa kan?"ragu nani

Mereka yang paham tersenyum mencoba menenangkan nani"gak masalah dek kami tau sifat ortu mu, tapi kalau kami main kerumah mu gak papa kan?" tanya balik seni

"gak papa malahan aku senang ada teman yang main kerumah jadi aku gak suntuk kalau libur" senang nani

Punya sahabat yang bisa diajak kompromi itu enak, tapi sekali lagi hanya satu penghalangnya sifar ortu itu pasti dalam benak sang anak akan berisi

Tunggu ajalah kalau aku dah lulus sekolah trus kerja ceri rumah sendiri jadi gak perlu nurut sama mereka lagi

Atau

Cepat lah libur sekolah biar bisa kerumah nenek trus bebas jalan-jalan sama teman

Kira-kira seperti itu ungkapan hati sang anak yang gak tahan akan sikap itu, kita gak tau kedepannya sang anak akan selalu nurut atau berubah jadi lebih liar dari dirinya yang biasa.