webnovel

MEMBIMBINGNYA

Sesudah kejadian itu, aku tak lagi berharap istriku hamil karena semua itu hanya Allah yang kuasa. Seperti biasa paginya aktivitas istriku memasak untuk sarapan dan bersiap untuk pergi kerja mengajar.

“Ayah, Bunda pergi dulu ya ke sekolah. Itu sudah aku masak buat makan ayah,” katanya.

“Ayah lagi puasa bunda, tadi ayah jam 4 bangun terus niat puasa,” kataku.

“Loh ayah tidak sahur donk?” tanyanya.

“Tidak papa bunda, tadi minum teh saja dan kopi,” kataku. “ memang kenapa bunda?aku dah biasa seperti itu kalau puasa,” kataku lagi.

“Iya harusnya kan Ayah sahur dulu, kenapa tidak bangunin aku ayah?” tanyanya.

“Iya tadi kan kamu sebelum subuh sudah bangun?hehehehehe,”kataku lagi

“Iya kan kalau ayah bilang tadi malam mau puasa kan jam 3 aku bangun buatkan sahur ayah,” katanya merengek.

“Tidak sudah sayang, ayah tidak papa kok, biasa kan ayah seperti ini, kalau puasa kalau tidak ada makanan ya cuma minum teh dan minum kopi saja,”Kataku.

“Ya sudah ini aku masukin saja di kulkas, nanti sore kalau bunda dah datang akan bunda angetin buat buka puasa ayah ya,” katanya.

“Iya sayang, kamu hati-hati ya di jalan, jangan kencang-kencang bawa motornya, takut licin jalanan nya,”kataku memberi saran kepada dia.

“Iya ayah sayang, bunda pergi dulu ya..ayuk Ani siap-siap, itu salam dulu sama ayahmu,” kata istriku.

“Aku berangkat dulu ayah,” kata Ani sambil cium tanganku.

“Ya hati-hati ya di jalan, sekolahnya yang rajin ya,” kataku.

“Ya ayah,” kata Ani.

“Pegangan yang kuat Ani,” kataku.

“Ya ayah,” katanya.

Setelah istriku dan Ani berangkat ke sekolah, aku melanjutkan kerjaan di rumah menyapu dan mengepel lantai, terus melanjutkan novelku di laptop. Jam 11 saya mengantuk dan tertidur.

Sekitar jam 1 siang setelah sholat dzuhur aku melanjutkan buat kotak lebah dan akhirnya selesai. Setelah itu saya ambil kotak lebah yang ada koloninya saya pisah menjadi dua kaloni. Karena memecah koloni lebah, aku harus memakai pakaian terlindungi dari gigitan lebah trigona, walaupun tidak ada sengatannya hanya menggigit tetap sakit kalau digigit. Karena lebah trigona itu menggigit sampai dia mati.

Kotak lebah yang kubuka dari satu buah koloni dari dua kotak akhirnya kupisah dan kutambahkan masing-masing satu kotak lagi dengan maksud kalau pecah koloni ini berhasil akan menjadi dua koloni. Ratu akan trbentuk setelah beberapa lama di kotak yang tidak ada ratu nya.

Sore setelah Ashar istriku datang dari sekolah dan dia mengucapkan salam,

“Assalamualaikum Ayah,” katanya mengucap salam.

“Waalaikumsalam sayang, bagaimana hari ini? Lelah sayang?” kataku sambil memeluk istriku dengan erat agar dia merasa aman dan nyaman. Anipun bersalaman dan mencium tanganku.

“Nanti aku cerita ya yah, mau sekalian minta pendapat ayah saja,” katanya.

“Ya sayang, sana masuk dulu, abis itu bersih-bersih dulu ya, dan sholat Ashar Bunda,” kataku

“Ya ayah,” katanya.

Setelah selesai semua dikerjakan istriku, aku keluar rumah untuk menyiram tanaman bunga dan pohon di halaman depan. Pohon Bunga Xantos Temon yang baru kami tanam sudah mulai tumbuh dan rantingnya bertambah banyak. Pohon kelengkengpun sudah mulai tumbuh daun-daun baru disela-sela batang yang mulai banyak.

“Ayah aku mau masak angetin masakan buat ayah buka puasa ya. Ini aku juga bawa ayam goreng tadi beli di jalan, kali saja ayah mau nambah,” katanya.

“Iya sayang dihangatkan saja semuanya dulu, soalnya ayah mau nyiram dan masih sejam lagi bunda, jadi masih bisa urus lebah dulu,” kataku.

Setelah azan Maghrib berkumandang, aku berbuka puasa dengan istriku tercinta. Istriku yang sudah menyiapkan nya, dan langsung minum dan makan yang dia sajikan.

“Hm enak bunda masakannya, kamu emang cheff terkenal di rumah ini, apapun yang kamu masak pasti enak,” kataku. Pujian selalu kusampaikan kepada istriku agar dia sebagai Ratu di rumah ini akan selalu menjaga kesetiaanya.

“Ah ayah muji terus nih, biasa aja ah, kan Cuma telor dan tempe saja, emang enak beneran yah?” tanyanya.

“Iya masa aku bohong sih, semua bumbunya pas, tidak percaya bunda?” kataku.

“Hm ayah kalau dah selesai makan langsung sholat Maghrib ya?” tanyanya.

“Iya sayang ini sebentar lagi, aku lagi makan masakan istriku yang tercinta,” kataku. Saling memuji selalu kami lakukan karena cinta tak akan hilang dengan cara seperti itu, kamipun berua ikhlas untuk semuanya.

“Yuk aku dah wudhu,” katanya.

“Ya sayang aku wudhu dulu ya,” kataku.

Setelah melakukan sholat Maghrib, kami keluar rumah di teras duduk-duduk sambil ku menikmati kopi buatan istriku ini.

“Ayah, tadi ada mahasiswa telpon aku, dia minta bantuan aku untuk membuatkan Skripsinya. Bayarannya lumayan ayah, 3 juta, tapi aku belum jawab apa-apa ayah, soalna aku kan belum bicata sama ayah dulu,” katanya.

“Aku mau nanya dulu sama kamu. Menurut kamu ini duitnya halal atau haram?” kataku.

“Halal dong ayah, kana da yang dilakukan olehku dan dibayar oleh mahasiswa itu,’ katanya.

“Terus ada hak dan kewajiban yang teraniaya tidak disini?” tanyaku.

“Maksudnya teraniaya bagaimana yah?” katanya bingung.

“Sekarang begini, dia kuliah dibiayai oleh orangtuanya, atau misal dia bayar sendirilah. Terus dia menyuruh kamu buatkan skripsinya, dan skripsinya jadi, terus diuji,” kataku.

“Iya, terus?” tanyanya.

“Hasil skripsinya bukan dari pikiran nya dan buatannya sendiri, tapi dari kamu. Berarti yang diuji itu ya otakmu bukan otaknya dia hasil belajar di kampus itu dong?Buat apa dia kuliah, kuliah itu sama dengan belajar, dan belajar itu untuk dia pintar dalam bekerja. Berarti missal dibiayai oleh orangtuanya berarti dia telah membohongi orangtuanya dan membodohi orangtuanya juga. Apa ini benar menurut mu?” tanyaku.

“Iyaaaa…tidak sih,” katanya.

“Terus dia harusnya membuat skripsi sebagai tanggung jawabnya sebagai mahasiswa, apakah mereka yang membuat sendiri akan kesal dengan mereka yang skripsi nya minta dibuatkan orang?” tanyaku.

“Ya kesel dong soalnya bukan hasil karya nya sendiri tapi hasil karya orang lain,” katanya.

“Nah itu tau…jadi apakah kamu masih mau menerima pekerjaan itu?” tanyaku lagi sambil melihat mukanya yang terlihat lelah sekali.

“Tidak ayah, berarti aku tidak menghargai dirinya sendiri dan tidak menghargai kampusnya juga ya?” katanya.

“Nah itu kamu paham, jangan lihat dari pekerjaan nya, tapi hasil dari pekerjaan itu benar atau tidak? Allah tak mau melihat kamu membantu kesulitan yang dibuat juga oleh Allah, bukan nya dia hidup harus dengan menerima ketentuan Allah? Jadi kalau skripsi saja minta bantuan sama orang lain, berarti nanti hidupnya akan dia jual juga ke orang lain, kapan pinter nya dia menghadap hidup?” kataku.

“Ya ayah, tapi 3 juta loh, kan gede bisa buat beli macam-macam,” katanya.

“Tidak bunda, tolak saja, kalau kamu nanti minta anterkan dan ikut membimbing dia tapi skripsi dia yang buat sendiri, ya itu malah bagus, tapi jangan lantas berharap diberi uang sama dia, tapi kamu juga harus ikhlas membimbingnya, itu kan juga ujian dari Allah buat mu,” kataku.

+++++++++

Jangan lupa Teman-temanku Para Pembaca, Klik LIKE dan KOMEN ya di ceritaku ini, Komen yang kalian berikan memberikan semangatku untuk lebih baik lagi...