webnovel

Istri Sang Juragan

Novel ini 50% terinspirasi dari kisah nyata beberapa orang yang saya kenal Selamat membaca. Salam MS Assalamualaikum...semangat pagi...mohon maaf kepada para pembaca novel "Istri Sang Juragan" untuk sementara penulisan novel ini dihentikan, di karenakan novel ini telah di bajak di aplikasi lain. anda jangan kaget kalau saya melakukan perubahan sub judul di novel ini, perubahan caver dan sebagian isi . terima kasih banyak kepada mereka lebih yang lebih memilih webnovel. saya mencintai reader semua...saya terharu atas kesetiaan anda di novel ini. salam hangat! MS.

Meri_Sajja · Realistic
Not enough ratings
599 Chs

Lamaran kedua

Murni mengurung dirinya di kamar lantai 2. Sejak tadi malam ia naik ke atas dengan mata sembab. Hingga tengah hari ia tidak turun ke lantai bawah meski mbo Minah, bu Mega, Raudah mencoba membujuknya. Telepon dan SMS tidak diangkat dan di balasnya.

Mbo Minah meminta Richman membujuknya. Makanan dan minuman di atas meja depan kamar tidak disentuhnya sedikitpun.

Murni tidak pernah bertingkah begini. Bahkan Mbo Minah yang baru mengenalnya 3 bulan ini belum faham watak aslinya. Hanya saja mbo Minah bisa mrmahami kondisi psikologis yang pasti terguncang dan tersinggung dengan keputusan sepihak Richman yang tidak melibatkannya. Mbo Minah bisa merasakan perasaan Murni. Dia saja pinsan saat mendengarnya. Naik haji meski impian terbesarnya tapi disampaikan mendadak begitu membuatnya terkejut setengah mati. Demikian juga bu Mega, seperti mendapat durian runtuh. Beda halnya dengan H Rahman dia sudah mengetahui akan di hajikan Richman jauh-jauh hari. Tetapi ketika mengetahui mereka akan berangkat bersama dengan rombongan besar ia juga terkejut luar biasa.

H Rahman akhirnya mengetahui bahwa Richman mendapatkan proyek besar setelah membelikan rumah mbo Minah dan membangunkan rumah untuk mbo Yam pengasuhnya waktu kecil. Subhanallah. Apa yang didapatkan Richman bukan datang begitu saja, hal ini di dapatnya setelah ia berbuat baik yang tak ternilai juga.

Di samping itu Richman juga membangunkan madrasah di samping mesjid yang sudah tidak layak lagi digunakan belajar. Richman meminta kepada H Rahman agar hal ini tidak diberitakannya ke warga.

Sejak tadi malam berita yang disampaikan Richman sudah tersiar dengan cepat. Tidak perlu koran, radio atau televisi, tersebar laksana api membakar hutan. Kabar berita ini meledak di pagi hari, di pinggir sungai, pasar, teras rumah, di jalanan, orang-orang menyebarkan berita ini dengan semangat dan sukarela. Top Press. pedagang ikan, penjual sayur, dan penjual jamu keliling, adalah wartawan paling up to date terdepan dan terpercaya.

Kondisi berbeda yang terjadi dengan Richman dan Murni justru berada pada kondisi yang mencemaskan.

Richman duduk meringkuk di depan kamar Murni yang diam tanpa suara. Dia kehabisan kata membujuk Murni. Richman diselimuti penyesalan dan rasa bersalah terhadap Murni. Hatinya terasa sakit bila membayangkan rasa sakit di hati Murni. Selain itu ia mencemaskan kesehatan Murni yang belum makan sesuap pun.

Sudah satu jam dia mengetuk pintu kamar tapi tidak ada suara yang terdengar dari dalam. Richman frustasi.

"Mei...!" Richman memanggil Murni dengan sebutan sayangnya di telpon. " Bila kamu nda keluar kamar, aku juga g mau pulang sampai kapanpun. Bila kamu tidak mau makan...aku juga tidak mau makan juga....biarlah kita kelaparan disini...", Richman berkata dengan suara putus asa. "Mei...aku takut terjadi sesuatu padamu....aku bisa mati...mei...maaf ..kalau aku harus membongkar pintu ini....". Richman sudah bersiap mendobrak pintu.Klik. pintu terbuka. Murni berdiri pucat oleng di pintu kamar. Richman menangkap tubuh kurus Murni, membimbingnya duduk di sofa dekat pintu teras atas. Richman membawa sup hangat dan bubur ayam diatas nampan meletakannya di meja lalu mengambil teh manis yang masih hangat. "Minumlah", bujuknya. Murni enggan membuka mulutnya. " Hmm. bila kamu tidak mau minum....aku akan menciummu', ancamnya. Murni ketakutan. Matanya menatap mengancam. Richman bergerak hendak membuktikan ancamannya. Murni merampas gelas teh dan meminumnya sendiri. Richman tertawa manis. Memamerkan kedua lesung pipinya. Murni terpesona dia tidak pernah Richman tertawa. Richman menyuapi bubur ke mulut Murni. Murni menelannya pelan. Setelah 3 suapan, mengambil sendok dari tangan Richman dan balas menyuapinya. Richman juga lapar. Perutnya berbunyi nyaring. Seketika mereka tertawa. Selanjutnya berjalan manis.

4 pasang mata memperhatikan mereka dari balik tirai, mbo Minah dan bu Mega. Dua orang terharu menyaksikan kebersamaan mereka. Cinta mereka manis dan sederhana. Kekhawatiran mereka sirna. Dengan melihat ketulusan cinta dan cara mereka menyampaikan kasih sayang, mendamaikan hati 2 wanita ini.

"Hubungan cinta memang rumit. Tetapi cinta yang kuat akan menguraikan jalan yang rumit".

***

Richman menatap Murni dengan lembut. Dia sangat menikmati cara Murni menghirup sup hangat burung walet buatan Richman. Sup penuh energi ini membuat wajah Murni yang pucat dan sembab karena kurang tidur dan banyak menangis perlahan lahan memerah lagi dan berkeringat segar.

Murni memandang Richnan, dengan mata dan bibir tanpa suara memberi perintah agar Richman makan bubur ayam di depan mereka. Richman tertawa pelan, senyumnya yang menawan sudah cukup bagi para wanita menyukainya. Dan Murni bukan jenis wanita yang menyukai Richman dengan penampilannya yang sekarang, jauh sebelumnya ketika Richman masih kumal dan jelek.

Murni menyukai Richman karena kebaikan hatinya seperti diceritakan Mbo Minah dan adanya kesamaan cerita hidup mereka.

Murni menatap Richman, dia seperti berfikir tentang sesuatu, Richman menyadari hal itu."Kamu masih marah denganku?" tanya Richman pelan." Ya.Sedikit", Murni menundukkan kepalanya memandang ujung taplakk meja. Ada banyak hal yang ingin disampaikannya dan sudah difikirkannya semalam suntuk.

"Maafkan", Richman berkata pelan. Karena sifat spontanitasnya membuat dia bertindak tanpa berfikir panjang. Dia merasa pasti Murni tersinggung dengan tindakannya tadi malam.

Murni menatap Richman. Dengan Senyumnya yang lembut bisa diduga Murni sudah memaafkannya.

"aku ada permintaan", Murni melipat tangannya. Richman mengangkat wajahnya menatap Murni penuh kasih. Ia membuka tangan kanannya mempersilahkan Murni melanjutkan bicara. " Aku minta.....pertama, kamu membuat jangan lagi membuat kejutan-kejutan yang bisa membuat orang bisa pinsan atau mati mendadak seperti tadi malam atau waktu sebelumnya", suara Murni lembut dan tegas. Richman menganggukkan wajah, ia juga menyadari kesalahannya.

Seharusnya ia tidak bertindak sepihak dalam mengambil keputusan apalagi menyangkut mereka berdua.

"Kedua.....ijinkan aku terus belajar...aku ingin belajar banyak tentang berbagai hal, saya ingin sekolah", Murni berkata sambil menatap keluar pintu, matanya menatap jauh. Keinginannya belajar jauh dari perkiraan orang lain tentang dirinya. Richman nengikuti arah pandangan Murni keluar. "Kita belajar bersama", sahut Richman seperti membaca fikiran Murni. Dia menyadari kedepannya dia harus lebih banyak belajar. Usahanya sekarang memerlukan kemampuan melebihinya sekarang. Atas saran H Rahman yang menganjurkannya punya CV sendiri agar bisa membuka usahanya sekarang. H Rahman juga mengajari proposal pengajuan mitra usaha perusahaan penyedia bahan. bakar solar. Kedepannya tentu dia akan mengalami kendala banyak hal. Karena itulah mau belajar seperti Murni. "Aku akan belajar Bersamamu", Richman mengusap rambut hitam Murni yang seperti warna tinta hitam.

"Murni....maukah kamu hidup denganku, mendapingiku, menemaniku....sampai tua....sampai ujung usiaku", Richman bicara tersendat. Murni mengambil tangan Richman menciumnya, air matanya mengalir membasahi tangan Richman. Richman mengambil kepala Murni dengan tangan kiri dan membawanya kedadanya. Richman menyeka matanya yang basah. Dengan Murni disisinya hatinya terasa genap. Dengan cinta Murni dia merasa sempurna.