webnovel

Kau Harus Menggantikan Aku

"Sisy, kami minta padamu, tolong kau gantikan posisi Sesy dipernikahan itu, dan eroeran sebagai Sesy untuk sementara waktu."

Bagaikan disambar petir pada siang bolong, Sisy terhenyak dengan pernyataan dari Johan. Lelaki yang setatus sebagai Ayah biologisnya.

Bagaimana bisa, ia menggantikan Sesy dipernikahan yang akan berlangsung esok pagi? Sedangkan dirinya saja tak tau siapa lelaki yang akan menikah dengan Sesy.

Meskipun ribuan undangan telah disebar luaskan, tetapi ini bukanlah kesalahan Sisy, sehingga ia yang harus menanggung semua resikonya.

Sedangkan Sesy? Justru ia masih mempertahankan pekerjaannya, sebagai seorang model, dan mengharuskan ia berangkat dari Indonesia menuju Amerika pada jam 3 pagi.

Sisi dan Sesy adalah saudara kembar yang lahir dari keluarga kaya raya, mereka lahir hanya berbeda hitungan jam, dan Sisy adalah anak kedua yang lahir itu. Namun kasih sayang yang dicurahkan oleh Johan pada kedua putrinya itu sungguh berbanding balik.

Johan sangat menyayangi Sesy, bahkan mau menuruti keinginan Sesy, meskipun itu diluar nalar.

Namun, Tidak bagi Sisy, sebuah takdir yang menakdirkan kalau Sintia, harus meninggal saat ia sudah melahirkan Sisy, Wanita yang waktu itu berumur 27 tahun, mengalami pendarahan yang ebqt saat ia berjuang melahirkan bayi keduanya, yaitu Sisy.

Hal itu, membuat Johan membenci Sisy, hingga ia menyebut kalau Sisy adalah anak yang tak pernah ia harapkan.

"Tapi Pa, aku gak mungkin menikah dengan calon kakak iparku sendiri! Aku bahkan gak kenal siapa dia." Disertai gelengan kepala, Sisy menolak permintaan Johan dan Sesy.

"Hey, apa kau kira, kau jauh lebih cantik dariku, dasar Upik abu, ini Hanya sandiwara, setelah ursanku selesai di Amerika, aku akan menggantikan peran sebagai istri dari Saka Asgala." Bentak Sesy, merasa kesal pada Sisy yang telah membantah.

Sisy semakin terhenyak dengan apa yang dikatakan oleh Sesy, bagaimana bisa ia menggantikan peran istri tanpa menikah? Tentu saja itu akan menjadi sebuah kubangan dosa jika memang benar terjadi.

Selama ini, Sisy adalah tipikal anak yang tak pernah membantah, bahkan ia jarang keluar rumah karena Johan selalu melarangnya untuk keluar kemanapun, tetapi kali ini. Sungguh di luar nalar, pernikahan bukanlah permainan, pernikahan adalah suatu yang sakral, dan harus benar-benar dihargai.

"Tapi apa kamu tau, Sesy? Kalau ini akan menjadi kubangan dosa untuk kita, pernikahan tidak boleh dimainkan." Sisy measih mencoba menyadarkan Sesy dn Johan, berharap kalau kedua oang itu akan berpikir lebih jernih lagi.

"Diam Sisy! Undangn sudah tersebar di manapun, dan pernikahan ini tidak bisa dibatalkan! Jangan membantah lagi! Kau harus menuruti semua keinginan Sesy, apapun itu, dan besok kau yang harus duduk di atas pelaminan!" Tegas Johan, menatap Sisy dengan marah.

Sisy terlonjak kaget, ini gila, sungguh gila. Ia akan menikah dengan lelaki yang sama sekali tak ia kenali? Dan meninggalkan lelaki itu ketika Sesy selesai mengerjakan tugasnya sebagai seorang model yang menerima job di Amerika dengan bayaran yang luar biasa.

Sesy berjalan mendekati adik kembarnya yang memiliki tahi lalat di samping mata sebelah kanan, ia mencengkram wajah Sisy dengan sangat kuat.

"Berjanjilah padaku, Sisy, kalau kau tidak akan melakukan hubungan apapun dengan Saka, jauhi dia jika menginginkan satu hal kecilpun darimu!"

Sisy mencoba menganggukan kepalanya sekuat mungkin, ia tak bisa melawan Sesy, jika saja ia berontak walah hanya secuil, maka Johan akan menghukumnya dengan cara menyakitkan.

Lalu setelah itu, Sesy menghempaskan wajah Sisy begitu saja, ia lalu mengajak Johan untuk segera pergi meninggalkan Sisy, karena menurut keduanya Sisy adalah sebuah boneka yang harus menuruti keinginan keduanya, apapun itu.

Mata gadis berusia 19 tahun itu, kini berkaca-kaca, namun sejak tadi ia menahannya mati-matian, ia tak akan membuat kaca itu pecah dan berubah menjadi hujan yang deras.

Sisy memilih untuk berlari ke kamarnya, ia menaiki anak tangga dengan cepat dan lalu membuka handle pintu yang tertutup rapat, setelahnya ia menghempaskan tubuhnya di atas kasur, tak lama dari itu, pundak gadis malang itu berguncang hebat.

Tak pernah ia bayangkan sebelumnya, kalau kehidupannya akan menjadi seerti ini, selama ini, apa yang telah mereka lakukan pada Sisy sudah cukup menyiksa batin Sisy, tetapi kali ini, justru lelaki yang menyandang status Ayah kandungnya sendiri, justru mengoyak hati putri kecil yang seharusnya ia lindungi.

Saka Asgala, adalah seorang pengusaha muda dari perusahaan properti yang saat ini sedang naik daun, nama Saka Asgala, sering masuk ke layar televisi bahkan kesehariannya sering sekali di sorot oleh kamera, Saka adalah seorang pria yang banyak digilai para kaum hawa, karena ketampanan, kegagahan serta hartanya yang melimpah.

Sisy sendiri, memang sering mendengar nama Saka, ia juga mengenal Saka dari layar televisi, tetapi ia sendiri tak pernah berjumpa dengan Saka walau hanya sekedip mata saja.

"Sayang, kamu kenapa?" Seoang wanita berpakaian sedikit kurang bahan, datang dengan penasaran, ia adalah Alena, istri dari Johan dan ibu tiri dari Sisy dan Sesy.

Namun, Alena sangat menyayangi Sisy, bahkan ia menganggap Sisy sebagai anaknya sendiri, mengurus Sisy sejak umur 5 tahun, membuat kasih sayangnya selalu tercurah untuk Sisy tak pernah berkurang.

Sisy menghentikan tangisnya, ia buru-buru mengusap air matanya dan setelah itu bergegas bangkit dari tidurnya.

"Kenapa kamu menangis?" Tanya Alena, seraya tangannya yang mengelus rambut Sisy.

"Besok aku akan menikah Ma." Bergetar bibir Sisy mengatakan hal itu.

Mata Alena seketika membola, perdebatannya dengan Johan ternyata tak berguna, lelaki keras kepala itu ternyata masih bersikeras agar Sisy menggantikan Sesy di pelaminan esok pagi.

Alena memeluk Sisy, gadis kecilnya itu selalu saja disakiti Hanya karena sebuah insiden sewaktu bayi, padahal meninggalnya Sintia bukanlah kesalahan Sisy, tapi Johan. Lelaki itu menjadikan Sisy sebagai orang yang paling bersalah.

"Kamu tenang saja sayang, Mama akan selalu ada di samping kamu." Alena mengecup kening Sisy.

Hari sudah berganti dengan begitu cepat, kini Sisy tengah duduk di meja rias, dengan para MUA yang kini mendandani dirinya.

Tatapan Sisy pokus ke wajahnya yang ada di pantulan cermin, wajah cantik dengan mata sembab karena semalaman menangis, dan beberapa jam lagi, Sisy akan melangsungkan akad nikah dengan seorang pria yang seharusnya menjadi kakak iparnya.

"Sudah selesai belum? Pengantin laki-laki sudah datang."

Johan datang, dan membuat semua orang terkejut bukan main, termasuk Sisy, matanya membulat sempurna dengan detak jantung yang berdebar keras.

"Sudah Pak, pengantin wanita sangat cantik, dan auranya begitu membuat sempurna." Puji seoang MUA, membuat Johan memutar bola mata malas.

Kini, Alena menggandeng Sisy untuk bisa turun dari anak tangga, sedangkan Johan sudah menunggu di ruangan bawah bersama pak Penghulu dan pihak pengantin laki-laki.

Jantung Sisy berdebar keras, seolah ini kali pertama ia merasakan grogi dan takut, kini ia sudah berdampingan dengan seorang pria tampan, dengan tatapan dingin, dan seolah membenci sosok Sesy, sebagai calon istrinya.

"Apakah kalian sudah siap?" Tanya pak Penghulu.