webnovel

Seorang Obgyn

"Saya terpaksa akan meminta pengacara untuk mengajukan banding tentang hak asuh key "

Seorang wanita cantik berkulit putih, dengan rambut yang terurai di bawah bahunya duduk berhadapan memandangi dokter edwin.

Dia adalah sherlin, wanita yang pernah menjadi bagian dari masa lalu dokter edwin dua tahun yang lalu.

Wanita cantik bermata indah yang selalu memakai softlen itu adalah mantan istrinya. Dia seorang dokter yang sedang melanjutkan pendidikan residen obgyn.

Mereka bercerai dua tahun yang lalu karena ego masing-masing yang sama besar, hingga akhirnya hanya perceraian jalan terbaik untuk mereka berdua.

Pengadilan memenangkan hak asuh pada dokter edwin karena latar belakang istrinya yang masih menempuh pendidikan residen menjadi alasan utama akan terlantarnya pengawasan pada anak semata wayang mereka key yang duduk di kelas satu menengah pertama.

"Kamu juga sibuk, dan key tidak ada sosok ibu yang mengawasinya " dokter sherlin kembali berucap.

"Tapi aku tidak pernah menelantarkan key " jawab dokter edwin.

"Apa kamu pikir dia akan baik-baik dengan laki-laki baru yang akan menjadi suami baru ibunya? " sambungnya lagi dengan senyum sinis.

Dokter sherlin menyembunyikan rasa ketidaksukaannya karena sindiran dari mantan suaminya itu.

"Kamu mau menikah, menikah saja. Jangan ungkit tentang hak asuh key "

"Tapi semua berkas sudah masuk pengadilan, hak asuh tetap akan aku ajukan " ucap dokter seraya beranjak dari duduknya.

"Tetapi ada syarat yang bisa kamu lakukan supaya key tetap bersama kamu "

"Memberikan key sosok seorang ibu, atau aku akan membawanya pergi denganku! "

Itu seperti sebuah ultimatum terakhir yang mantan istrinya ucapkan padanya.

Dia adalah seorang dokter obgyn hebat dan terkenal di instansi rumah sakit yang selalu bisa menyelamatkan pasien-pasiennya tetapi ternyata tidak bisa menyelamatkan kehidupan rumah tangganya sendiri.

Dokter edwin masih kebingungan memikirkan cara yang paling mudah untuk meyakinkan sherlin bahwa tanpa sosok seorang ibu pun mereka masih dapat hidup seperti keluarga yang baik seperti yang lainnya.

'Dan sekarang pikiranku buntu! ' dia putus asa memikirkan semuanya.

Dia harus jujur mengatakan apapun pada key. Tapi seketika itu juga dia menggelengkan kepalanya. Karena dia tahu tidak akan pernah bisa berpisah dengan putra semata wayangnya itu.

'Memikirkan hal seperti ini saja membuat waktuku terbuang percuma! ' cetusnya.

Dia lalu beranjak dari duduknya.

Tubuhnya berdiri tegap dan segera melangkahkan kakinya ke luar ruang prakteknya.

Dalam langkahnya dia masih kebingungan memikirkan cara untuk mencari seorang wanita yang mau berbaik hati berpura-pura menjadi pasangannya di depan putranya nanti.

'Kalau tuhan mengirimkan seorang wanita di hadapanku hari ini, aku pasti akan memintanya untuk mau menjadi pendampingku! ' celetuknya dalam hati ketika dokter edwin telah bersiap untuk menyalakan mesin mobilnya dan segera pergi ke tempat yang bisa menenangkannya sekarang ini.

Mencari sesosok pasangan hidup baginya sangat begitu rumit dari sebuah tindakan operasi yang selalu dia lakukan setiap harinya.

Kehidupannya yang selama ini dia utamakan orang lain yang menjadi pasiennya membuat dia lupa bahwa dia belum memiliki seorang pasangan.

Key yang dia pikirkan selama ini baik-baik saja ternyata menyembunyikan kesepian dalam hidupnya karena tidak dapat memiliki keluarga yang utuh seperti teman-temannya.

'Siapa yang menelponku di waktu seperti ini! ' gerutu dokter edwin ketika dia sedang fokus pada semua lamunan-lamunannya.

Ponselnya terus saja berdering membuat dia harus menepi untuk menerima telpon.

"Selamat sore dokter " suara seorang wanita di ujung telponnya terdengar olehnya.

"Ini dengan bidan magha " 

"Ada apa? " tanya dokter edwin.

Dokter edwin seketika tahu bahwa seseorang yang menghubunginya kali ini adalah petugas jaga di tempatnya bekerja.

"Mau melaporkan pasien dokter " jawabnya, "nyonya celine primigravida, usia kehamilan empat puluh satu minggu mengeluh kontraksinya semakin kuat. Dilakukan pemeriksaan dalam pembukaan empat centi, ketuban negatif sejak tiga jam yang lalu dengan mekonium "

"Berapa bunyi jantung bayinya? " lalu dokter edwin kembali bertanya.

"Seratus lima puluh enam dokter " jawabnya.

"Kamu resusitasi dengan miring kiri dan pemberian oksigen setelah dilakukan pemeriksaan cardio toco graph "

"Kirimkan hasil non stres test nya setelah selesai " sambungnya.

"Baik dokter, saya ulangi lakukan resusitasi dan pemasangan cardio toco graph "

"Ya "

"Terima kasih dokter "

Dokter edwin yang baru saja menutup telponnya tiba-tiba merasakan ada sesuatu yang menghantam bagian belakang mobilnya dengan cukup keras.

Dia membulatkan kedua matanya dan dengan cepat melepas sabuk pengamannya lalu keluar dari dalam mobil.

Dia bergegas berjalan ke arah belakang mobil miliknya, dan dia melihat seseorang yang tengah membelakanginya dan melihat mobil miliknya itu.

"Kamu kan tahu mobil saya sedang berhenti, kenapa di tabrak juga! " suara dokter edwin yang bernada kesal itu mengejutkannya.

Seseorang yang memakai helm di kepalanya itu lalu berbalik ke arahnya dengan memperlihatkan wajahnya yang ketakutan.

Dokter edwin mengerutkan dahinya melihat sosok wanita yang masih memakai helmnya itu.

"Rem motor saya rusak, saya mencoba menghindari penyebrang jalan... " ucapnya, "tapi malah nabrak mobil ini "

Kali ini pandangan dokter edwin beralih ke arah motor matic yang tergeletak di belakang mobilnya setelah menabrak mobilnya.

Lagi-lagi dia memastikan pemilik motor itu dan menyipitkan kedua matanya.

"Sebaiknya kamu buka helm nya " dia memberikan perintah pada wanita yang menabrak mobilnya itu.

Dengan kedua tangan yang tersimpan di kedua pinggangnya karena kesal, dia memperhatikan sosok di hadapannya itu membuka helm berwarna putih.

"Saya janji pasti akan ganti rugi " ucapnya sambil menatap ke arah dokter edwin.

Satu jari telunjuknya menunjuk ke arah dokter edwin setelah dia membuka helm dan bicara secara langsung.

"Dokter edwin? " dia bertanya untuk memastikan bahwa orang ada di hadapannya itu adalah seseorang yang dikenalnya.

Perlahan kedua tangan dokter edwin yang bertolak pinggang itu turun ketika wanita itu memanggil namanya.

Dia pun sudah mengenal wanita yang menabrak mobilnya dan berdiri di depannya sekarang ini.

Dan sekarang ini dia sedang mencoba mengingat kembali nama wanita itu. Seperti ada sebuah pelangi yang tiba-tiba muncul dari belakang sosok wanita tersebut di mata dokter edwin, yang menyurutkan kekesalannya karena kerusakan pada mobilnya.

"Kenapa harus dia tuhan " keluh dokter dokter mengetahui wanita yang datang secara tidak terduga padanya saat ini.

Wanita yang sangat jauh sekali dari berpuluh-puluh jajaran kriterianya untuk menjadi wanita yang akan dia angkat sebagai ibu sambung putranya nanti.

Dia masih terdiam memandangi secara bergantian mobilnya yang mengalami kerusakan dan wanita yang juga melihat seberapa berat kerusakan yang dialami oleh mobil dokter edwin dengan wajah polos tanpa ekspresi merasa bersalah dan ketakutan sedikit pun.

"Wanita aneh! "

Itulah penilaian dokter edwin pada wanita yang merupakan jawaban dari kebaikan tuhan yang saat itu juga mengabulkan doanya.