webnovel

Episode 3

30 menit kejar -kejaran Fira sangat kelelahan sedangkan Maulana terlihat santai, gadis itu duduk selonjor di lantai dengan tatapan mata penuh dendam pada sang Suami sedangkan Maulana justru menatap gadis itu kasihan karena kelelahan mengejar dirinya.

"Sayank, sudalah jangan marah lagi. Aku melakukan ini karena aku cinta kamu," kata Maulana sambil melangkah mendekati sang Istri.

"Kau sudah membuat ku dan Pacar ku putus, kau meminta ku buat nggak marah. Apakah kau sinting?! Aku dan dia sudah 2 tahun pacaran, aku dan dia mau menikah. Tapi Ayah dan Ibu mu malah terkena guna-guna mu!" Raung Fira meluapkan emosi.

Maulana mendudukkan diri di samping sang Istri, memiringkan wajah menatap gadis itu dari samping.

"Sayank, agamamu apa?"

Fira mengerutkan kening."Islam," jawabnya masih kesal.

"Lalu kenapa pacaran sebelum menikah?" Balas Maulana.

Fira memalingkan muka dengan cepat menatap sang Suami kesal."Memangnya kenapa kalau aku pacaran sebelum menikah? Apa urusanmu?!"

"Aku bertanya, Sayank. Kenapa kau malah tanya balik?" Maulana tersenyum manis.

Fira menanggapi ucapan sang Suami dengan mata mendelik galak.

Maulana membalas tatapan galak sang Istri dengan senyum manis."Sayank, dalam Islam pacaran itu ada yang boleh ada yang tidak boleh."

Ke dua alis Fira menukik mendengarnya.

"Pacaran yang tidak boleh adalah pacaran sebelum menikah, sedangkan pacaran yang diperbolehkan adalah pacaran setelah menikah," jelas Maulana.

Fira memalingkan wajah malas mendengar ceramah sang Suami."Baru ini aku dengar pacaran dibagi menjadi dua, mau pacaran ya pacaran saja. Selama bukan Suami atau kekasih orang juga sah sah saja."

"Siapa bilang?" Balas Maulana.

Fira kembali memalingkan muka dan menatap pria itu jengkel."Aku! Apakah karena miskin jadi otakmu kurang asupan? Hingga amnesia dadakan."

"Khehe ..." Maulana terkekeh kecil mendengar omelan sang Istri.

"Sayank, sesungguhnya dalam Islam pacaran merupakan perkara yang tidak diperbolehkan, kenapa? Karena pria dan wanita yang tidak memiliki hubungan darah atau pernikahan berduaan itu dilarang. Apalagi kalau sampai mendekati zina, misalnya zina mata..." Maulana menghentikan sejenak penjelasannya ketika melihat mulut sang Istri komat kamit seperti sedang membaca mantra.

"Sayank, apakah kau sedang memantrai Suami mu ini? Sayank, kau tidak perlu melakukannya karena tanpa mantra cinta itu juga aku tetap cinta sama kamu."

"Dih jijik aku! Siapa yang memantrai pria tua miskin seperti mu?!" Balas Fira sewot.

"Ya ... Tapi tadi kamu komat-kamit saat aku sedang menjelaskan perkara penting, aku pikir kau sedang membaca mantra pelet," balas Maulana pura -pura tidak tahu.

"Nggak ada! Buat apa juga aku harus membuatmu jatuh cinta." Fira bangkit dari tempat duduknya menatap sang Suami yang mendongak memandang dirinya.

" Orang secantik aku ini, hanya pantas bersama orang seperti Gong Ouh. Atau Bei Ming Ye."

Maulana mengerutkan kening mendengar kedua nama itu, entah kenapa dia merasa tidak pernah mendengar nama -nama itu di dunia bisnis atau juga di dunia hiburan.

"Siapa mereka, Istriku?" Tanyanya penasaran.

"Seorang CEO tajir meski sombong, selain itu mereka juga ganteng, hanya saja ..." Fira menghentikan ucapannya dengan ekspresi menyayangkan.

"Hanya saja apa?" Tanya Maulana semakin penasaran.

"Hanya saja mereka hanya ada dalam komik mandarin," lanjut Fira.

Maulana sweet drop mendengarnya, ternyata sedari tadi Istrinya sedang membicarakan tokoh utama pria dalam dunia komik.

Pria itu bangkit dari tempat duduknya lalu tersenyum geli melihat ekspresi sang Istri."Istriku, buat apa kamu mencari CEO sombong? Suami mu ini seorang CEO juga pemilik perusahaan."

Fira mencebik tidak percaya."Mana ada pria miskin seperti mu bisa jadi CEO. Iya CEO tapi bukan Chief Eksekutif Officer melainkan cocot elu oon," balasnya sambil melenggang pergi meninggalkan sang Suami sendiri.

Maulana menghela nafas."Padahal aku sudah jujur, tapi kamu tidak percaya. Jadi nanti jangan bilang kalau aku berbohong padamu," katanya sambil memandang punggung sang Istri yang menghilang di balik dinding ruang makan.