1 Awal Dari segalanya

"Menikahlah dengan suamiku!"

"kenapa syah? Ada apa? Ada masalah apa? Dan kenapa harus aku?deretatan pertanyaan ku lontarkan kepada Aisyah sahabatku.

kata yang begitu ambigu untuk biasa ku cerna, memang menikah muda adalah impianku sejak dulu, apalagi menikah dengan seorang hafidz qur'an dan seorang yang cukup banyak tau tentang agama, Tapi tidak dengan suami sahabatku sendiri . Yah, orang yang mengucapkan kalimat ambigu itu adalah sahabatku sendiri seorang wanita yang selama ini ku kagumi. Dialah Aisah Naziyah sahabat terdekatku, wanita soleha dan anggun serta tutur katanya yang sopan, selain itu dia orang yang cukup supel dan ceria, selama ini banyak pria yang mengejar cintanya termasuk suaminya saat ini dan setauku suaminya sangat mencintainya tapi mengapa kata-kata itu terucap dengan sangat lancar dari bibir ranumnya itu.

" Hanya kamu Zahra hanya kamu!" jawabnya dengan tersedu sedu

"iya tapi kenapa? Ada apa?" Tanyaku lagi kepada Aisyah

"ibu mertuaku Zahra, dia meminta Hafizh untuk menikah lagi" Dengan terbata-bata Aisyah berusaha menjawab ku

"Kenapa ibu mertuamu meminta suamimu untuk menikah lagi? Bukannya dia sangat menyayangimu melebihi Hafizh anaknya sendiri? " tanyaku yang bertambah bingung dengan semua perkataan Aisayah dan semua kejadian yang di alaminya

" aku tidak biasa mengandung Zahra!" satu pernyataan lagi yang Aisyah lontarkan yang membuatku bertambah bingung,sudah cukup pusing aku dibuat Aisyah dengan permintaan tak masuk akalnya tadi, ini malah di tambah dengan pernyataan yang membuat otakku sulit untuk mencernanya

"sungguh? Aisyah tolonglah jelaskan secara rinci kepadaku , sudah cukup pusih otakku kau buat pusing denganpernyataan tidak masuk akalmu tadi, dan ini malah kau tambah dengan pernyataan yang membuat otakku semakin pusing"

"sunguh Zahra apakah menurutmu aku bisa bercanda dalam hal ini? Kau tau kan Ra aku dari dulu sangat menyukai anak kecil Hafizh pun begitu, tapi aku tidak bisa memenuhinya Ra aku mandul Ra aku.." kalimat Aisyah terjeda karena tangisnya

"Ok tenang dulu, tarik nafas lalu hembuskan perlahan-lahan" instruksiku kepada Aisyah

"Ibu mertuaku sangat mengharapkan untuk mendapatkan cucu, lagi pula umurnya sudah cukup pantas untuk menimang cucu, atas dasar itupun aku dan Hafizh mendatangi dokter kandungan untuk merealisasikan keinginan Ibu mertuaku, tapi sesampainya di dokter kandungan malah kenyataan pahit yang ku dapatkan,kata dokter aku tidak bisa mengandung karna terdapat kelainan dalam rahimku,mendengar hal itu mertuaku cukup syok dan tiba-tiba meminta Hafidz untuk menikah lagi" setelah cukup tenang aisyah melanjutkan ceritanya walau dengan sedikit isakkan.

"apakah tidak ada cara lain agar kalian bisa mendapatkan anak?"

"tidak ada cara lain Zahra ibu mertuaku tidak menginginkan cucu yang bukan darah danging dari Hafizh makanya ia menyuruh Hafizh untuk menikah lagi"

"tapi kenapa harus aku?" ku ulangi pertanyaan yang sempat ku lontarkan tadi

"hanya kamu yang bisa aku percaya Zahra hanya kamu!, kamu sahabatku Zahra aku yakin kau tidak akan merebut seluruh cinta Hafidz padaku Ara, aku lebih rela kau yang menikahi suamiku dari pada orang lain, aku mennyayangimu lagipula aku akan sangat senang bila aku bisa berkumpul dengan orang-orang yang aku sayangi"

"ku mohon Zahra,ku mohon "mohon Aisyah dengan berlutut di kaki ku

"tidak Aisyah bukan begini caranya, bangunlah kau tidak perlu harus berlutut seperti ini"

"Zahra bantu aku"tangis Aisyah pecah seketika, kucoba untuk menenangkannya tapi ku rasa itu tidak bekerja

"baikalah" entah mendapatkan intruksi dari mana hingga aku berani mengambil langkah ini,mungkin karna aku merasa iba kepada Aisyah aktaukah memang aku masih menyimpan perasan terhada suaiminya.

Yah, memang dulu aku sempat menaruh rasa terhadap Hafizh suaminya ,tapi itu dulu sewaktu aku,Hafidzh,dan Aisyah masih menduduki bangku SMA.Dulu kami bertiga sewaktu SMA bersekolah di sekolah yang sema dan kebetulan dari kelas 1 sampai kelas 3 kita bertiga selalu sekelas dan itu membuat kemi menjadi sangat dekat dan besahabat hingga sekarang,tapi ketika kami bertiga menduduki bangku kelas 3 semua terasa berbeda, ada getaran lain di sudut hatiku ketika melihat senyuman Hafidz,apalagi ketika mendengar dia mengumandangkan khutbah jum'at di musholah sekolah. Rasa kagumku semakin bertambah ketika kita lulus dari bangku SMA pada saat itu yang ku ketahui Hafizh aktif dalam aktifis dakwah,dan itu membuat rasa kagumku berubah menjadi rasa yang di sebut cinta.Empat tahunun lamanya aku memendam rasa, tapi semuanya kandas setelah aku menerima gelar sarjanaku, tiba-tiba Aisyah dan Hafidz menghadiri acara kelulusanku sembari membawa undangan pernikahan mereka. Seketika luruh hatiku ketika menerima undangan tersebut,ingin rasanya ku teriak meluapkan seluruh kesedihanku tapi ku sadar mungkin Hafidz memang bukan jodoh yang disiapkan untukku. Sulit memang untuk melupakan Hafizh tapi Alhamdulillah aku berhasil melupakannya dengan segala kesibukkan yang ku miliki sekarang. Tapi kini semuanya berubah karena kejadian yang menimpa Aisyah sehingga dia memintaku untuk menjadi istri kedua dari suaminya itu.

avataravatar
Next chapter