1 Prolog

"ANDA!" Tunjuk Arvita dengan geram kearah Armand.

"Anda, adalah bos terkejam dan tidak memiliki perasaan yang pernah saya temui. Pak Armand!" Bentak Arvita cukup lantang.

Arvita terlalu berani pada saat mengatakannya, ia sudah tidak memikirkan mana lagi yang benar ataupun salah.

Emosi sudah mulai menguasai dirinya, tatapan matanya sudah menatap tajam pada pria berumur dua puluh sembilan tahun yang ada di hadapannya.

Armand masih terdiam, dan sepertinya ia sama sekali tidak terganggu dengan suara nyaring dari wanita yang terus saja berteriak tak jelas kearahnya.

Tatapan Armand masih saja angkuh, melihat seorang wanita berusia dua puluh enam tahun tersebut. Sedangkan Arvita pun merasa tak gentar, ia masih berdiri tegak dengan wajah siap menantang.

Arvita menggenggam surat pengunduran dirinya, terlalu erat hingga membuat pinggiran surat tersebut rusak dan tidak rapi. Tangannya bergetar saat ia meletakkan surat pengundurannya di atas meja kerja bosnya.

Armand menyilangkan kedua tangannya, sedikit mengangkat dagunya. Dan mulutnya masih saja tertutup rapat.

Arvita yang masih terus menahan emosinya, bahkan bisa mendengar suara nafasnya sendiri.

Sesekali ia mencoba menghirup oksigen yang ada disekitarnya. Berharap kepalanya bisa lebih dingin, ketimbang tangannya yang sudah gatal dan ingin sekali memberikan tinju pada pria yang ada dihadapannya.

"Jadi anda akan mengundurkan diri Nona Arvita?" Tanya Armand dengan sikapnya yang dingin.

"YA! Cukup lama saya menjadi sekretaris anda. Saya sadar, bahwa saya masih banyak memiliki kekurangan untuk mengerti jalan pikiran anda." Jawab Vita, dan langsung membalikkan tubuhnya.

Baru saja Arvita berjalan tiga langkah, ia terhenti dan kembali menatap Armand.

"Satu lagi ... Armand." Ucap Arvita dengan berani mengucapkan nama atasannya tanpa ada embelan "PAK".

"Hhh..! Ternyata anda bukanlah orang yang seperti saya kira selama ini. Saya menyesal sudah mengenal anda, bahkan untuk menjadi seorang teman." Arvita berjalan pada sudut pintu, ada sesuatu yang ia letakkan pada saat ia masuk paksa keruang atasannya.

"Dan ini!" Ucap Arvita mengambil sebuah tongkat kasti yang ia dapatkan usai perkelahian serunya dengan beberapa preman, lalu kembali ia menatap Armand.

"Saya rasa, anda tidak perlu memerlukan ini bukan?!" Ucap Arvita lebih geram.

"Mainan kecil ini hanya berguna, untuk menakut- nakuti orang yang lebih lemah dari anda." Ucap Arvita geram, setelahnya dengan sengaja ia mematahkan tongkat tersebut. Dengan cara menghantamkan keras pada paha kanannya.

Armand semakin mengangkat dagunya, dan masih menunjukkan tatapan yang angkuh. Melihat Arvita yang melempar kesal patahan tongkat ke arahnya. Lalu sekretaris gilanya, pergi meninggalkan ruang kerjanya begitu saja.

********************

tambahan dari Author.

halo semua, ini novel yang genrenya Indonesia banget.. romasan komedi.. yang bikin kalian ketawa deh.. hehehe..

jangan lupa abis baca prolog, langsung masukin pustaka ya.. jadi kalau author update, langsung ketahuan deh.

dan...

Terimakasih untuk yg sdh menyempatkan bc novel ini. Maafkan ya jika ada kekurangan dalam penulisan, apalagi kalau ada typo. ;)

Dukung Auhtor ya, mudah kok

1. Berikan Power Stone

2. Berikan Review setiap kali selesai baca, jadi Auhtor tahu kira2 reader suka gak dengan jalan ceritanya

3. Rate bab yang sudah dibc, yang gambar bintang itu :)

4. Gift, Kalau Reader's ada lebih koin banyak, bagi2 tips ya ke auhtor. Hehehe..

Happy Reading.

Terimakasih untuk semua saran dan kritikan yang membangun.

avataravatar
Next chapter