webnovel

INTERNAL

Seorang anak laki-laki yang tinggal di perkotaan tidak percaya dengan namanya cinta di masa hidupnya, Rei, Dan seorang orang putri kerajaan yang hidup di tengah aturan kerajaan yang ketat di suruh raja dan ratu agar menikahi seorang pangeran yang tidak dia kenal dan tidak dia sukai. Suatu hari mereka membuat permohonan dan membuat hidup mereka berubah seutuhnya. Jiwa mereka di pindahkan ke tempat yang mereka tidak ketahui, hal itu membuat mereka bingung ketika mereka bertemu di tempat yang berbeda dengan tempat mereka. Apakah kehidupan mereka akan kembali menjadi normal?

F_M_T · Fantasy
Not enough ratings
4 Chs

CHAPTER II : UNKNOWN KINGDOM

Rasa dingin menyelimuti badan ku.

Aku meraba tangan ku ke bawa mencari letak selimut.

Rasa dingin lantai serasa terbuat dari batu. Dan aku merasakan seakan aku sudah tidak tidur di tempat tidur lagi.

Aku membuka mataku dan melihat langit-langit yang sudah berbeda dengan langit kamarku. Aku memutuskan untuk duduk dan bangun. Apakah aku sedang bermimpi?.

Aku berada di sebuah kamar dengan tempat tidur bertirai warna ungu di sampingku. Aku berdiri dan mencoba melihat keadaan sekitar.

"di mana aku sekarang"

Aku melihat tempat tidur itu dan terlihat seorang perempuan sedang tertidur lelap di sana.

Aku panik dan mencoba keluar dari sana. Aku pergi ke arah pintu kamar tersebut dan membuka gagang pintu tersebut. Tetapi pintu tersebut terkunci dan aku tidak dapat membukanya.

"tuan putri, sudah waktunya untuk bangun"

Terdengar suara perempuan memanggil dari pintu tersebut.

Putri tersebut pun bangun dari tempat tidurnya.

"Woaaah.."

Dia menguap dan meregangkan tangan nya.

Dia melihat ke arah ku.

Mata kami saling bertemu satu dengan yang lain.

"Aaaa...!"

Dia berteriak dan aku jadi panik.

"pelayan pelayan, ada seorang pria di kamarku ini !"

Teriaknya ketika melihat ku.

Aku mencoba berlari dan menuju jendela yang di sana untuk melompat. Sayang nya tinggi jendela itu membuat ku tidak mungkin untuk melompat. Tingginya sekitar 200 meter ke bawah.

Dua orang pelayan itu membuka pintu kamar dan masuk kedalam.

"Putri apakah anda baik baik saja?"

Tanya pelayan itu ketika masuk ke dalam ruangan.

"Ada laki-laki yang masuk ke dalam kamar ku!"

"Dimana putri?"

"Di sana, di samping jendela"

Kedua pelayan itu saling melihat satu dengan yang lain.

"Ha ha ha, lelucon yang bagus tuan putri. Pangeran itu melompat dari jendela"

"apa yang kau maksud? Dia di sana!"

"iya iya tuanputri, kami mengerti"

Aku ketakutan dan tidak tau harus bagaimana.

"baiklah tuan putri, sekarang waktunya ganti baju. Silahkan buka baju tuan putri"

"Tidakk!"

Bahaya aku harus keluar dari sini.

Aku berlari keluar dari ruangan kamar itu. Aku keluar dari pintu dan terlihat sebuah tangga. Aku mencoba menuruni tangga itu.

Tetapi langkah ku berhenti dan tidak dapat maju lagi. Sekuat apapun aku mecoba untuk maju kakiku tidak dapat bergerak ke depan, seakan di tahan sesuatu dari belakang. Akhirnya aku memutuskan untuk duduk di depan kamar itu.

Setelah sekita 10 menit, perempuan itu keluar dari kamar dengan pelayan tadi. Dia memakai gaun yang sangat mewah bagaikan seorang putri.

Dia melihat ku dan menujuk jarinya ke arah ku.

"Lihat dia di sana!"

Ucapnya pada kedua pelayan itu.

"maaf tuan putri, tapi kami tidak melihat siapapun di sana. Hanya tangga dan diding istana"

Perempuan itu terdiam dan tak tau berkata apa. Sepertinya mereka tidak dapat melihatku.

Mereka pun berjalan melewatiku menuju tangga dan berjalan ke bawah.

Sekitar lebih 10 langkah mereka ke bawah, badan ku bergerak ke belakang menuju arah mereka.

"Aduh,Aduh,Aduh"

Bokong ku yang tertarik berjalan di tangga dan jatuh satu demi satu anak tangga. Aku terguling ke belakang.

Aku berguling dan akhirnya mengenai kaki perempuan tadi.

Dia pun terjatuh di atas wajah ku.

"tuan putri apakah anda baik-baik saja?"

Tanya pelayan nya kepadanya.

"apakah anda sedang dalam keadaan kurang sehat hari ini?"

Tanya seorang pelayan kepadanya.

Dia pun kembali berdiri dan tidak memperdulikan ku yang sudah tergeletak di lantai tangga.

Aku akhirnya memutuskan untuk mengikuti dia dari belakang. Kemungkinan ini ada hubungan nya dengan mereka.

Dia menghiraukan ku yang mengikuti nya dari belakang.

Setelah kami menuruni tangga, kami tiba di sebuah pintu besar dengan 2 orang penjaga berotot mengenakan tombak.

"TUAN PUTRI SUDAH TIBA!"

Ucap salah satu penjaga gerbang.

Mereka membuka pintu besar itu, lalu perempuan tadi berjalan masuk ke pintu itu.

Aku mengikutinya masuk ke dalam dari belakang, sepertinya kedua penjaga ini sama sekali tidak melihatku. Ketika kami masuk, deretan pasukan menyambut kami di kiri dan kanan.

Mereka semua tunduk dengan satu kaki di depan seorang orang tua yang duduk di singgah sana dengan sebuah kursi kosong di samping kanan nya.

"Ayahanda, aku sudah datang"

Aku bingung apakah aku harus ikut menunduk dengan satu kaki depan atau tidak. Jadi aku memutuskan untuk berlari ke samping ke arah para penjaga itu.

Ketika aku berlari dan melakukan langkah yang ke 15 aku jatuh dan tersungur di belakang para pasukan yang berdiri tadi.

"Tuan putri"

"Tuan putri"

"Tuan putri apakah anda baik-baik saja?"

Semua orang mengatakan tuan putri secara bersamaan. Aku mencoba berdiri setelah jatuh dengan cukup keras tadi. Lalu melihat ke belakang.

Perempuan tadi ikut terjatuh di belakang ku.

"Putriku, apakah kamu sedang tidak enak badan hari ini?"

Tanya orang tua yang duduk di singgah sana tadi padanya.

"sudah kamu duduk saja dulu, kesehatanmu lebih penting di banding ini semua"

Dia pun mempersilahkan perempuan itu duduk di sana. Aku memutuskan untuk tidak terlalu jauh darinya agar kami tidak jatuh lagi. Soalnya rasa sakit dari jatuh itu nyata.

Aku berfikir apakah ini nyata atau tidak. Aku mencoba mencubit pipiku dan rasa sakit menghampiriku.

"Aduh sakit"

Berarti ini semua nyata dan tidak di buat-buat.

Perempuah itu berbicara berdua dengan orang tua tadi kemudia menunjuk ke arahku. Orang tua itu juga melihat ke arah ku, tetapi matanya bergeser ke kiri dan kanan, seakan tidak melihat apapun. Sepertinya dia juga tidak dapat melihatku.

Dia mengatakan sesuatu kepada perempuan itu lalu perempuan itu pergi ke luar. Aku mengikutinya dari belakang untuk mencegah hak yang tidak di inginkan seperti tadi.

Aku mengikutinya ke luar dari tempat tadi, ke sebuah taman yang sangat indah dengan air mancur. Pemandangan deretan bungan yang berwarna-warni ada di depan mata ku.

Aku melihat ke belakang.

"Apakah itu kastil ? Sebenarnya aku berada di mana sekarang?"

Perempuan itu berhenti di tengah-tengah air mancur tadi dan berputar lalu melihatku.

Aku terdiam dan tak tau berkata apa.'

Dia berjalan ke arahku.

Dia mengayunkan telapak tangan kiri nya ke arah pipi kanan ku.

Tamparan keras pun sampai di pipi kanan ku.

"itu untuk jatuh kepadaku saat di tangga tadi"

Dia mengayunkan telapak tangan kanan nya ke arah pipi kiri ku.

Tamparan keras pun sampai lagi di pipi kiriku.

"Dan itu untuk membuatku jatuh di depan baginda raja"

Aku memegang kedua pipiku yang memerah terkena tamparan putri itu. Rasa sakit yang luarbiasa, juga terasa panas. Airmata ku keluar sedikit karena sakitnya.

"Kamu ini mahkluk apa sebenarnya?"

Aku melihat ke belakang, apakah dia berbicara kepada orang lain.

"Hei, kamu"

Aku menunjuk tangan ke arah ku.

"Aku?"

"Iya Kamu"

"Aku manusia"

"apakah kamu ilmu hitam yang dikirimkan kepadaku?"

"Ha? Ilmu hitam? Aku manusia bukan setan"

"ARGHH..., Oh Dewa, sebenarnya ujian apa yang kau berikan padaku kali ini"

Ucapnya dengan kesal dan meletakkan kedua tangan nya di wajahnya.

"Hei kamu, sekarang kamu ikuti aku. Kita akan ke tempat dukun kerajaan"

Perintahnya kepadaku.

Aku pun mengikutinya memutari istana tersebut. Castil itu mempunyai tembok besar mengelilingi nya. Hal aneh yang ku rasakan adalah, sebenarnya aku di mana dan mengapa aku ada di sini.

Kami pun sampai di sebuah rumah kecil dengan ketokan pintu seperti tengkorak di pintunya. Kami pun masuk ke dalam. Hawa yang ku rasakan pun berbeda, terasa seakan di awasi oleh banyak orang di dalam situ.

Di dalam ada seorang kakek tua yang sedang membaca buku yang ukurannya lumayan besar. Dia melihat kami ketika kami masuk dari pintu.

"mbah saya mau bertanya"

Ucap perempuan tadi.

"oh, tuan putri. Ada kepentingan apa sehingga tuan putri datang ke tempat kotor ini"

"anu mbah, ada sesuatu yang mengikuti saya. Apakah mbah bisa melihatnya?"

Apakah maksudnya aku?. Tanyaku pada diriku sendiri.

"Tuan putri, mata saya adalah mata yang dapat melihat segala hal yang ada di dunia ini. Baik dari mahluk halus, siluman, dan ilmu hitam. Tetapi ada satu hal yang tidak dapat saya lihat..."

Dia berhenti berbicara.

"apa itu mbah?"

"Sebuah kehendak dari dewa. Itulah hal yang tidak dapat saya liat"

"jadi mbah bisa melihat orang yang di sampingku sekarang?"

"maaf tuan putri, namun sayangnya saya tidak dapat melihatnya"

Aku dan perempuan itu pun saling melihat satu dengan yang lain.

Dia pun pamit dari situ dan keluar dari pintu.

"dasar dukun tidak berguna"

Ucapnya dengan kesal ketika keluar dari ruangan tersebut.

"Kamu ikuti aja dulu aku seharian ini, tapi jangan berbuat hal aneh. Malam ini kami ada pesta penting jadi usahakan jangan mempermalukan ku seperti tadi lagi"

Ucapnya dengan tegas padaku.

"hmm, baiklah"

Aku mengikutinya dalam mempersiapkan makanan, dekorasi, hingga hal lainnya. Pelayan di istana ini juga sepertinya sibuk mengurus hal seperti pesta untuk malam ini. Banyaknya laporan pelayan dan pertanyaan pelayan padanya, hal itu membuatnya tidak sempat memperhatikan ku atau menyadari keberadaan ku.

Malam pun tiba.

Semua hal sudah di siapkan. Dia juga sudah berganti baju memakai gaun yang mewah.

Sebuah perkenalan dari orang tua yang di sebut "Raja" tadi terhadap putrinya. Sepertinya banyak bangsawan yang mengikuti pesta ini.

Sang putri itu berdansa dengan seorang laki-laki dan menjadi pusat perhatian semua orang yang ada di sana. Tarian dansa yang sangat indah membuat orang lain pun terpukau. Makanan yang begitu banyak terlihat sangat lezat tersaji di meja.

Aku mencoba menyetuhnya,namun sayangnya tangan ku menembus makanan itu.

Perutku lapar, dan aku tidak dapat menyentuh makanan apapun seharian ini. Bahkan nasi putih juga ada di kerajaan ini.

Sang putri itu terlihat berbicara berdua dengan laki-laki pasangan dansa nya tadi. Mereka terlihat sudah akrab. Aku terlihat seperti nyamuk yang ada di samping mereka dan memperhatikan mereka berdua.

Perutku pun berbunyi karena kelaparan. Aku duduk di lantai karena tenaga sudah mulai habis. Setiap 3 menit perutku selalu berbunyi karena kelaparan. Tidak ada orang yang dapat mendengarnya, aku tidak tau putri tadi dapat mendengarnya atau tidak.

"maaf pangeran, aku ada urusan sebentar"

Ucapnya kepada laki-laki tadi. Sepertinya ini saatnya aku harus bergerak lagi.

Dia berjalan ke arahku dan menarik tangan ku. Aku di tarik ke balik tirai merah panjang.

"Perutmu kenapa bunyi dari tadi?!"

Ucapnya dengan pelan padaku.

"Aku belum makan seharian ini"

"Ya kalau gitu ambil saja makanan di meja sana, di sana banyak makanan tersedia"

"kalau aku bisa mengambilnya aku sudah mengambilnya dari tadi"

"Urghh.... Jangan bilang semua makanan nya tidak bisa kau sentuh"

Aku mengangukkan kepalaku.

Diapun pergi ke arah meja makan terdekat dan mengambil piring kecil beserta sendok di sana, lalu meletakkan nasi dan ayam di atasnya. Dia berjalan ke arahku yang ada di balik tirai.

"coba buka mulutmu, kira-kira apakah kau bisa makan dengan yang aku beri, nah A.."

Aku membuka mulutku dan dia memasukkan nasi dengan sendok ke mulutku. Benar saja, ternyata makanan yang dia berikan dapat ku makan.

Aku pun mengunyah nasi itu dengan cepat dan dia terus menyuapiku dengan cepat, hingga nasi dan ayam yang ada di piring itu habis. Lalu dia menegukkan segelas air kepadaku.

Sementara itu orang-orang di luar bertanya apa yang di lakukan putri di dalam sana, sehingga harus makan dengan sembunyi-sembunyi.

Setelah aku makan dan minum, dia keluar dari balik tirai itu dan meletakkan piringnya di meja. Dia kembali menuju arah pangeran itu dan aku kembali mengikutinya dari belakang. Mereka berbicara lagi.

"sudah selesai makannya putri?"

Ucap lelaki itu.

"hehe, iya"

Mereka pun berbincang-bincang hingga acara pesta itu selesai.

Selesai pesta itu, putri itu dan raja atau ayahnya mengucapkan terimakasih telah menghadiri acara merema. Mereka mengatakan bahwa acara itu di lakukan sebagai pesta atas perjodohan putri itu dan pangeran.

Putri itu pun pergi dari situ dan berjalan ke kamarnya. Aku mengikutinya dari belakang.

"hei, itu tadi tunangan mu ya?"

"hmm"

"apa karena politik kerajaan?"

"iya"

"ya aku mengerti perasaan mu, soalnya aku juga merasakan hal yang sama"

"kau juga di jodohkan karena politik?"

Dia berhenti dan berbalik ke arahku.

"sebenarnya kau orang dari kerajaan mana?"

Tanyanya padaku dengan wajah penasaran.

"kalau di sebut kerajaan sih, lebih ke negara"

Dia pun melihatku dan berpikir seakan mengerti apa yang ku ucapkan.

Dia kemudia berbalik dan berjalan menuju kamarnya.

Dia membuka pintu kamarnya dan masuk.

"kau di luar jangan masuk, aku mau ganti baju. Awas kalau kau mengintip"

Ancamnya kepadaku di depan pintu kamar.

Aku menunggu sekitar 20 menit di luar kamar.

"hei, masih belum selesai juga ganti bajunya?"

Ucapku di depan pintu kamar itu.

Dia tidak menjawabku sama sekali.

Aku memutuskan membuka pintu kamar itu karena sudah terlalu lama.

Aku melihat nya sudah berada di tempat tidur dengan nyenyak. Dia sudah tertidur.

Seketika aku merasa ada hal aneh dengan badanku.

Tangan dan kakiku seakan mulai menghilang. Syukurlah , sepertinya ini sudah selesai.

Pandanganku pun mulai menghilang begitu juga dengan badanku yang mulai menjadi transparan.

Akhirnya mimpi yang nyata ini sudah berakhir....