webnovel

Internal Zone

Kehidupan setelah perang dunia ke empat benar-benar meninggalkan kenangan buruk bagi seorang anak kecil yang menderita Amnesia Disosiatif bernama Yuri. Bersama Ibu angkatnya Lousiana Matthew, mereka mencoba membuka satu per satu tabir yang akhirnya bendera putih pun dikibarkan dan menanggalkan kenangan masa lalu untuk dikubur selamanya. Bersama ke empat saudara angkatnya, Yuri saat ini menikmati kehidupan barunya di tempat penampungan yang dikelola oleh Ibu angkatnya tersebut. Dengan penetapan zona yang dilakukan pemerintah dan mengakibatkan konflik yang sering terjadi dan menjadi pemicu potongan-potongan kecil ingatan yang mulai kembali. Yuri mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu.

Redi_Indra_Yudha · Sci-fi
Not enough ratings
50 Chs

Stranger

Selama kurang lebih dua jam aksi saling tembak menembak berlangsung dan belum menemukan tanda-tanda segera berakhir. Masing-masing pihak telah banyak kehilangan stamina, amunisi, maupun nyawa dalam memperebutkan paket yang berisi prototype yang akan digunakan oleh pihak militer pusat dalam proyek yang sedang dikerjakan. Kemunculan Dead Flag yang seperti diisukan juga belum terlihat jelas sama sekali sampai saat ini. Sementara, kendaraan FFS yang belum meledak mengalami kerusakan parah dan berjarak tidak jauh dari kendaraan FFS yang telah meledak sebelumnya. Begitu pula dengan keadaan para supir yang belum berhasil diselamatkan.

******

Sunday, 10 December 2253, 08:08:41 ( Lokasi Kejadian – Victoria )

******

"Sekarang bagaimana, Letnan?" tanya salah satu anggota tim Victoria.

"Kita amati dulu posisi yang akan kita ambil sembari melihat keadaan, jangan sampai kita malah terjebak di antara para musuh dan dapat membahayakan posisi kita," ucap Victoria menjelaskan.

Victoria beserta rombongan masih berusaha mencari jalan untuk menuju ke lokasi kendaraan FFS yang belum meledak untuk menyelematkan para supir dan paket khusus yang ada didalamnya sebelum didahului oleh musuh.

"LETNAN!! AWAAASSSS!!!" teriak Ajudannya sembari menarik tubuh Victoria untuk berlindung.

"BOOOOMMMMMM!!!" bunyi ledakan yang tidak berada jauh tepat didepan Victoria akan melangkah.

"Terima kasih," ucap Victoria bersyukur masih dapat terhindar dari ledakan tersebut sembari berusaha bangkit.

"Tidak apa-apa Letnan, itu sudah tugasku. Apa ada---," ucap Ajudan Victoria tidak selesai dikarenakan peluru telah tertanam dikepalanya dan tidak lama kemudian tubuh kakunya pun terjatuh tidak bernyawa lagi.

"BERLINDUNG!!!" teriak Victoria memberikan instruksi.

Victoria dan rombongan langsung bergerak untuk mencari tempat perlindungan. Namun, hal tersebut sangat sulit sekali dengan kondisi mereka saat ini yang berada pada kategori sama dengan situasi yang dihadapi oleh Billy dan beberapa anggotanya.

"Sedikit lagi aku akan sampai ke lokasi, akan tetapi keadaannya semakin tidak menguntungkan," gumam Victoria waspada sembari mengawasi keadaan sekitar.

"Dor!! dor!! dor!!" desingan peluru kembali menerjang ke arah Victoria berada.

"Apa bantuan dari MOP Distrik T dan U belum tiba sampai saat ini?" gumam Victoria berharap.

"Arghh!!" satu lagi anggota tim Victoria tumbang dikarenakan tembakan yang membuat nyawa hilang kembali telah membuat korban jiwa semakin bertambah untuk hari ini.

"Akhh!!" ucap anggota timnya yang lain terkena tembakan dan jatuh dengan tubuh kaku tidak bernyawa.

"AMANKAN POSISI!!" teriak Victoria meskipun ia tahu bahwa hal tersebut sangat kecil kemungkinannya akan berhasil.

Ternyata para mafia telah menempatkan beberapa orang sniper seperti yang telah diperintahkan oleh Jacob sebelumnya untuk menghalangi MOP bergerak menuju ke lokasi kendaraan FFS. Sementara, disekeliling Victoria sudah banyak sekali terlihat tubuh-tubuh yang tergeletak dan tidak bernyawa lagi. Namun, keselamatan para anggota timnya yang tersisa masih menjadi prioritas utama dibandingkan segalanya.

"MUNDUR!! MUNDUR!!!" teriak Victoria sembari menembakkan DSA FAL 308 miliknya ke arah sumber serangan meski minim dampak karena hanya untuk melakukan serangan pengalihan dan perlindungan agar memudahkan mereka untuk bergerak mundur.

"Dreewwwttt!! Dreewwwttt!! Dreewwwttt!!" desingan peluru DSA FAL 308 Victoria melesat menuju ke arah musuh.

"Laporan keadaan, bagaimana statusnya?" tanya Victoria kepada anggota timnya.

"Satu orang mengalami luka tembak, Letnan!" ucap salah satu anggota timnya yang hanya berhasil menggotong tubuh kaku yang sebelumnya terkena tembakan dari pihak musuh.

"Apa dia---" ucap Victoria tidak menyelesaikan perkataannya karena langsung dibalas anggukan oleh anggota tim yang memegang tubuh kaku rekan kerjanya tersebut.

"Tidak bisa diselamatkan, Letnan. KIA!!" ucap anggota tim Victoria tersebut sembari meletakkan tubuh rekan kerjanya yang telah meninggal tersebut.

"Syukurlah, kita pertahankan dulu posisi kita disini sambil melihat perkembangannya," instruksi Victoria.

Pada akhirnya, kemunduran tim Victoria mengakibatkan para mafia menghabisi para supir yang sudah tidak berdaya dengan keadaan mereka, dan mulai masuk ke dalam gerbong kendaraan untuk mencari paket yang dimaksud. Victoria hanya bisa melihat kejadian tersebut dari kejauhan tanpa dapat melakukan apa-apa.

"Maafkan aku," gumam Victoria sembari menundukkan kepalanya karena merasa bersalah atas ketidakmampuannya dalam melaksanakan tugas.

"Drrtt ... drrrrrtttt," AD Victoria bergetar.

"Siapa ini?" tanya Victoria karena tidak mengenal IP yang menghubunginya.

"Aku akan membantumu, tapi kau harus bergerak cepat. Aku akan menghitungnya dari sekarang. 3 ...," ucap sumber suara tersebut tiba-tiba mulai menghitung dan tidak memberikan penjelasan tambahan lain untuk dapat dimengerti oleh Victoria.

"Tu-tunggu dulu ... siapa kau?" tanya Victoria terbata-bata.

Tiba-tiba anggota mafia yang berada di dekat kendaraan FFS sembari menunggu temannya keluar gerbong dari mengambil paket yang dimaksud tewas satu per satu. Meskipun masih dalam perasaan yang bingung dan bersalah tidak berhasil menyelamatkan para supir FFS tersebut, selain terkait siapa yang menghubunginya, akan tetapi Victora tidak membuang-buang kesempatan yang ada di depan matanya.

"Cepat bergerak!!" instruksi Victoria sembari bangkit dari duduknya.

"Ada apa, Letnan?" tanya salah satu anggotanya.

"Jangan banyak tanya, sekarang kesempatan kita. Ayo maju!!" ucap Victoria sembari berlari keluar dari tempat persembunyiannya dan menembakkan beberapa peluru ke arah anggota mafia yang sedang dalam keadaan bingung.

"Dreewwwttt!!! Dreewwwttt!!! Dreewwwttt!!" desingan peluru DSA FAL 308 Victoria melesat seiring dengan arah langkah kakinya untuk bergerak ke arah musuh.

******

******

( Satu jam sebelum mundurnya Victoria )

******

"Apa kau sudah berada ditempat, Hana?" tanya Kim memastikan.

"Ya. Aku akhirnya berhasil meski harus melewati hujan peluru. Sementara, kau aman-aman saja," ucap Hana ketus.

Bram berhasil meminta Hana dan Kim untuk melanjutkan pekerjaannya, yaitu memberikan tambahan bantuan kepada Kapten Philip dari jauh. Hal ini disebabkan, kondisinya belum memungkinkan untuk ikut langsung dalam baku tembak tersebut, selain Lune yang masih berada dalam status yang tidak bisa ditebak oleh Bram.

"Uppsss," ucap Hana sembari berlindung.

"Ada apa?" tanya Kim.

"Tidak ada apa-apa, hampir saja aku terlihat oleh para penembak jitu dari para mafia," ucap Hana sembari mengambil posisi untuk menghabisi para penembak jitu yang merupakan anggota mafia tersebut.

"Pffssstttt!! Pffssstttt!!" bunyi senjata AWM milik Hana dan berhasil menumbangkan dua orang penembak jitu dari anggota mafia tersebut.

"Oke ... beres. Sekarang aku akan bergerak kembali," ucap Hana sembari melangkahkan kakinya kembali.

Hana dan Kim pada awalnya menolak tawaran dari Bram. Namun, dengan adanya kesepakatan bahwa prototype tersebut dapat mereka simpan ( untuk membujuk Kim ) meski pihak militer tidak mendapatkannya, dan tiket gratis makan di restoran berbintang ( untuk membujuk Hana ), pada akhirnya Bram berhasil memberikan bantuan tambahan kepada Kapten Philip meskipun akan terlibat secara tidak langsung nantinya.

"Huh," ucap Hana terkejut sembari menghindar dari serangan jarak dekat dengan benda tajam yang sangat dikenal olehnya.

"M-9 Bayonet!!" ucap Hana.

"Gerakanmu boleh juga gadis kecil, tidak salah kalau Bram sampai memilih dirimu," ucap sesosok seorang wanita yang tidak dikenal telah berada tepat di depan Hana.

"Siapa wanita ini?" gumam Hana heran.

"Kau tidak perlu mengenal siapa diriku? Sebab, mayat tidak perlu membutuhkan nama seseorang yang dilihatnya," ucap wanita tersebut sembari mencoba menyerang Hana kembali dengan gerakan yang lincah dan gesit.

Tanpa pikir panjang, Hana langsung menghindari serangan pertama tersebut. Namun, itu tidak berlangsung lama, sebentar saja sabetan M-9 Bayonet telah berhasil merobek pakaian yang dikenakan oleh Hana dan memaksa dirinya kembali menghindari berkali-kali agar apa yang dikatakan oleh wanita tersebut tidak menjadi kenyataan.

"Baiklah. Kalau memang itu adalah keinginanmu. Akan aku ambil tawaran untuk bermain dengan dirimu sebentar saja, karena aku sangat sibuk saat ini," ucap Hana sembari menangkis serangan M-9 Bayonet milik wanita tersebut dengan Karambit miliknya.

"Claannnkkkk!!" dua benda tajam tersebut beradu satu sama lain.

Pertempuran antara sosok wanita tersebut dan Hana semakin intens. Meskipun Hana sudah termasuk pada kategori pemburu yang profesional, Hana beberapa kali harus mendapatkan sayatan dari M-9 Bayonet milik sosok wanita tersebut, dan beberapa kali masih mengalami kesulitan dalam menghadapi serta menahan serangannya.

"Claannnkkkk!! Claannnkkkk!!" dua benda tajam tersebut beradu kembali.

"Gunslinger!!" ucap Hana terkejut saat melihat secara lebih dekat wajah dari wanita yang ingin membunuhnya tersebut.

"Hooo, rupanya kau mengenal diriku ... gadis kecil," ucap Gunslinger menjauh sesaat setelah beradu CQC dengan Hana tersebut.

Anggota Dead Flag yang ikut serta dalam kejadian perebutan prototype tersebut adalah Gunslinger. Hana pernah mendengar sedikit isu tentang nama tersebut melalui data yang berhasil diretas oleh Kim meskipun tidak berhasil seluruhnya karena Dead Flag berhasil membuat Fire Wall untuk menghalangi peretasan tersebut. Namun, ada beberapa hal yang dapat diketahui dari peretasan yang dilakukan oleh Kim, setidaknya mereka memiliki kemampuan yang berbeda satu sama lain, dan untuk kategori yang sedang berhadapan dengan dirinya adalah Gunslinger yang memiliki keterampilan dalam bidang militer.

"Claannnkkkk!!" dua benda tajam tersebut beradu dan memaksa Hana untuk mengambil jarak aman.

"Siapa yang tidak kenal dengan julukan Gunslinger. Bram mengatakan bahwa salah satu anggota Dead Flag pasti akan muncul, tapi aku tidak mengira itu adalah kau," ucap Hana sembari memasang kuda-kuda untuk bersiap menyerang kembali.

"Cih," ucap Gunslinger mengejek.

"Claannnkkkk!! Claannnkkkk!!" dua benda tajam tersebut beradu kembali setelah Hana memulai serangannya terlebih dahulu.

Namun, lagi-lagi Hana harus bekerja ekstra keras agar tidak kehilangan nyawanya meski harus mendapatkan beberapa luka sayatan yang tidak terlalu membahayakan dirinya tersebut. Terlihat sekali perbedaan yang sungguh sangat jauh di antara mereka berdua. Seperti diketahui, Dead Flag selalu bergerak sendiri meski tidak diketahui berapa jumlah mereka sebenarnya dan masing-masing dari mereka memiliki julukan masing-masing sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

"Apakah dia yang menjadi pelaku dari pembunuhan yang terjadi sebelumnya," gumam Hana sembari menghindari serangan Gunslinger.

"Ada apa? Apa kau sudah menyerah dan tidak ingin bertarung denganku," ucap Gunslinger santai sembari melakukan serangan kembali terhadap Hana.

"Akhhh!!" ucap Hana yang lagi-lagi harus menerima sayatan M-9 Bayonet di paha kaki sebelah kirinya sehingga menyebabkan Hana kehilangan keseimbangan untuk beberapa saat.

Gunslinger masih berdiri dihadapan Hana dengan menggenggam M-9 Bayonet miliknya sembari memperhatikan Hana yang sudah banyak sekali menerima luka sayatan. Sementara, Hana hanya bisa berusaha untuk bangkit sembari menahan luka sayatan yang baru saja ia terima dari Gunslinger.

"Haaahhh ... sudahlah. Aku tidak tertarik lagi bermain denganmu. Lagipula aku sudah mendapatkan apa yang aku mau," ucap Gunslinger sembari memasukkan M-9 Bayonet miliknya ke sarung pisau untuk segera menyudahi pertarungan tersebut.

"Apa maksud dari tindakannya ini? Apa dia ingin mempermainkanku?" gumam Hana yang akhirnya dapat berdiri meski belum dengan sangat baik, dan segera memasang kuda-kuda untuk mempersiapkan serangan berikutnya terhadap Gunslinger.

"Baiklah. Saatnya berpisah gadis kecil," ucap Gunslinger sembari membalikkan badannya untuk melangkah pergi tanpa memperdulikan apa yang akan dilakukan oleh Hana terhadap dirinya.

"JANGAN PANGGIL AKU GADIS KECIL!!!" teriak Hana sembari melangkah maju dan melancarkan serangannya.

"Kau ini," ucap Gunslinger yang mengalihkan pandangannya ke arah Hana meski tidak membalikkan tubuhnya.

Kejadian yang begitu cepat dan tidak disangka terjadi. Hana berhasil dilumpuhkan dengan sekejap mata oleh sosok wanita yang dipanggil oleh Hana dengan sebutan Gunslinger tersebut. Teknik kuncian VI berhasil melumpuhkan Hana yang tidak dapat berbuat banyak, sebab Karambit yang digenggamnya telah berhasil dijatuhkan dan kedua tangannya dikunci oleh Gunslinger.

* Teknik Kuncian VI, merupakan teknik dalam bela diri yang menyasar lengan bagian atas dengan menangkap tangan lawan kemudian putar ke belakang sehingga lawan tidak dapat bergerak lagi.

"Haahhh," gumam Hana bingung dengan situasi yang sedang dihadapinya saat ini.

"Kau itu masih sangat muda. Coba belajar untuk mengendalikan emosimu terlebih dahulu ... lalu, belajar untuk bersikap seperti seorang yang profesional," bisik Gunslinger ditelinga Hana.

"Gerakannya cepat sekali kali ini," gumam Hana yang tidak dapat bergerak sama sekali.

"Akh!!" ucap Hana merasa sakit.

"Coba berlatih kembali dengan lebih keras lagi gadis kecil. Sangat disayangkan kalau kau harus kehilangan nyawa ditempat seperti ini," bisik Gunslinger sembari mengambil sesuatu setelah berhasil menjatuhkan Hana di lantai bangunan tersebut.

"Click!" bunyi cincin tuas granat terlepas.

"Selamat menikmati harimu, ga-dis ... ke-cil," ucap Gunslinger yang kemudian meletakkan sebuah granat aktif ditangan Hana sembari menjauh.

"Huh", ucap Hana terkejut dan berusaha melempar granat aktif tersebut jauh-jauh.

"Apa dia ini benar-benar ingin melepaskanku atau ingin membunuhku," gumam Hana bertanya kepada dirinya sendiri.

Tidak lama kemudian terdengar bunyi ledakan dari granat aktif yang dilemparkan oleh Hana. Setelah ledakan, Hana mencoba kembali bangkit sembari memperhatikan sekelilingnya namun sosok wanita tersebut telah menghilang dari pandangannya.

"Apa kau baik-baik saja Hana?" tanya Kim dari earphone Hana.

"Haahhh ... ka-kau ini me-mengejutkan aku saja, Kim!!" ucap Hana terbata-bata dikarenakan terkejut dengan suara Kim yang tiba-tiba terdengar olehnya yang masih dalam status waspada penuh.

"Maaf, maaf. Jadi, bagaimana keadaanmu sekarang?" ucap Kim sembari bertanya.

"Apa kau mendengar percakapanku tadi?" tanya Hana berbalik memberikan pertanyaan kepada Kim.

"Ya, tentu saja. Linknya masih terhubung, dan sinyal juga bagus. Tapi, tidak disangka kau masih beruntung," ucap Kim.

"Aku tidak tahu harus mengatakan bahwa aku beruntung, atau hanya diberikan kesempatan kedua. Sebab, apabila kami bertemu kembali aku merasakan dia benar-benar akan membunuhku," ucap Hana serius sembari meletakkan Karambit miliknya ke sarung pisau.

"Tapi, yang membuat aku penasaran. Mengapa ia mengenal, Kak Bram?" tanya Kim.

"Aku juga memiliki pertanyaan yang sama dengan dirimu tadi, namun selama ini aku tidak pernah ingat kalau Kak Bram pernah menyebut sosok yang hampir sama persis dengan yang telah menyerangku beberapa saat yang lalu," ucap Hana.

"Tapi, syukurlah kau masih selamat. Apa kau tidak ingin mengejarnya untuk lebih jelas. Tidak mungkin ia datang di kekacauan ini hanya seorang diri," ucap Kim.

"Aku juga tidak tahu. Saat ini yang jelas, aku masih hidup dan masih punya misi yang harus segera dapat diselesaikan secepatnya," ucap Hana kembali bergerak.

"Dia ini ... antara mendengarkanku atau tidak sebenarnya," gumam Kim.

"Akan aku buktikan lain kali bahwa aku bukan gadis kecil lagi," gumam Hana tanpa memperdulikan perkataan Kim.

Tidak berapa lama kemudian, Hana berhasil mendapatkan lokasi yang tepat untuk memantau kendaraan FFS sembari menembak para penembak jitu kembali yang berasal dari kelompok mafia tersebut.

"Apa kau melihat kendaraan tersebut, Kim?" ucap Hana sembari meletakkan kamera pengintai agar dapat memberikan gambaran kejadian yang terjadi disekitar kendaraan FFS yang belum meledak tersebut.

"Sangat jelas," ucap Kim.

"Ohh ... bukannya itu Victoria," gumam Hana ketika melihat sesosok wanita yang masih memakai pakaian tidur dan berlapis rompi anti peluru membawa sejumlah anggotanya untuk mendekati kendaraan FFS.

"Kim. Cari IP yang bernama Victoria Chambers," ucap Hana sembari memantau pergerakan Victoria sebelum menentukan langkah berikutnya.

"Ada perlu kau menghubungi seseorang yang tidak kau kenal pada saat-saat seperti ini," tanya Kim.

"Jangan banyak bicara. Lakukan saja apa yang aku minta," ucap Hana serius.

"Baik ... baik. Tunggu sebentar," ucap Kim.

"Ini sungguh tidak bagus," gumam Hana sembari melihat sekitar kendaraan FFS yang telah dikepung oleh sebagian anggota mafia.

"Apa kau sudah selesai, Kim!?" ucap Hana mendesak Kim, sebab ia melihat beberapa anggota mafia yang mulai bergerak dari kawanan tersebut menembaki para supir kendaraan FFS yang sudah tidak berdaya.

"Oke. Aku sudah dapat. Akan aku kirimkan kepadamu sekarang," ucap Kim tanpa basa-basi.

Sembari menunggu Kim mengirimkan IP milik Victoria, Hana dengan segera mengambil posisi yang tepat untuk memback-up pergerakan Victoria tanpa mematikan kamera pengintai agar dapat diketahui juga oleh Kim sehingga memudahkan pergerakan Hana.

"Kak Bram tidak akan menyukai hal ini apabila ia tahu," gumam Hana yang sudah berada dalam posisi menembak.

******

******

Sunday, 10 December 2253, 08:08:41 ( Lokasi Kejadian – Kapten Philip )

******

"Lapor, Kapten!!" ucap salah satu anggotanya sembari memberi hormat.

"Ada apa?" balas Kapten Philip.

"Satuan MOP dari Distrik T dan U sudah datang, dan Kapten mereka ingin bertemu dengan Anda," ucap anggota yang memberikan laporan tersebut.

Kurang lebih dua jam Kapten Philip menunggu, pada akhirnya bantuan pasukan MOP dari distrik terdekat sudah tiba di lokasi, dan tentunya hal ini akan memberikan bantuan tempur untuk menghadapi kondisi yang semakin memanas saat ini. Meskipun, bantuan dari pihak militer pusat baru tiba diperbatasan Zona Kuning. Tanpa membuang-buang waktu, Kapten Philip segera menemui Kapten MOP dari dua distrik tersebut.

"Terima kasih atas bantuan kalian," ucap Kapten Philip sembari menjabat tangan ke dua Kapten MOP tersebut.

���Sama-sama, Kapten," balas Kapten Distrik T sembari membalas jabat tangan Kapten Philip.

"Akan kami bantu sebisa kami, Kapten," balas Kapten Distrik U sembari membalas jabat tangan Kapten Philip.

"Mohon kerjasamanya," ucap Kapten Philip.

Tidak berapa lama kemudian, seluruh pasukan MOP dari dua distrik yang dipimpin oleh masing-masing Kapten mereka diberikan informasi oleh Kapten Philip terkait situasi dan kondisi saat ini, baik tentang siapa saja yang terlibat dan tujuan dari penyergapan perampokan kendaraan FFS dari perusahaan SPEDITIONSDIENSTE, Corp.

"Apa ada yang ingin ditanyakan lebih lanjut?" tanya Kapten Philip.

"Apa kau yakin kalau kita tidak perlu membantu IDM?" tanya Kapten MOP dari distrik T.

"Tidak perlu. Sebab, bantuan mereka dalam kurun waktu satu jam lagi akan tiba disini, jadi kita fokus pada pembagian di satuan MOP saja," ucap Kapten Philip memberikan penjelasan.

"Baiklah. Kalau begitu kami akan segera bergerak untuk membantu Victoria," ucap Kapten dari Distrik U.

"Terima kasih," ucap Kapten Philip.

Jangan lupa untuk like, comment, rate, dan share jika anda suka dengan cerita ini. Terima kasih banyak.

Redi_Indra_Yudhacreators' thoughts