webnovel

CHAPTER 4 - BINGUNG

Kemudian ia menelpon ke kantor, berharap Adrian datang lebih awal. Pukul delapan kurang lima menit. Pada panggilan pertama tidak ada jawaban. Ketika Dev mencoba lagi beberapa menit kemudian, Adrian mengangkat teleponnya.

"Dengan Adrian di sini"

"Pagi, Adrian, Ini Dev"

"Dev! Aku baru saja datang. Mencopot mantel saja belum"

"Sudah kuduga. Aku tadi bangun subuh. Dengar, aku hanya mau memberitahumu kalau aku tidak bisa masuk kantor hingga besok, Ada yang harus kuurus"

"Ada apa?"

"Ceritanya panjang dan nanti saja kuceritakan padamu. Kala kau membutuhkanku, hubungi saja aku"

"Apa ada yang harus aku ketahui?" tanya adrian.

"Tidak juga. Tapi sebenarnya..."

Meskipun kekhawatirannya menganggu, pekerjaannya sangat penting bagi Dev, dan ia tidak ingin menggantung para kliennya hanya karena harus pergi untuk beberapa hari.

"Hari ini tenggat draf proposal untuk kampanye Fosters yang baru. Arley sangat menantikannya, dan dia malah memberiku ekstra satu minggu. Aku menggarap ini bersamamu. Kau bisa menanganinya, Kan?"

Dev menggigit jarinya. Pekerjaannya bergantung pada kepuasan klien dan mereka hanya puas jika pelayanan diberikan tepat waktu. Fosters adalah ikan besar yang harus di pertahankannyam. Namun beberapa hari terakhir ini ia tidak bisa berkonsentrasi bekerja, seperti yang seharusnya. Dan ia enggan menelepon Arley Amstrong untuk meminta tambahan waktu. Orang itu terkenal tidak sabaran, dan Dev yakin sekali ia bisa saja memutuskan segera pindah ke agensi lain.

"Akan kuusahakan yang terbaik" Adrian berjanji.

"Usaha terbaikmu pasti yang terbaik" kata Dev lega, "Terima kasih, Adrian"

"Sama-sama. Ada lagi?"

"Hanya itu yang mendesak untuk sementara. Rasanya yang lain bisa menunggu sampai aku kembali"

"Baiklah" Kata Adrian, Sebelum bertanya, "Apa ini ada hubungannya dengan perempuan itu?"

Dev memutuskan untuk tidak berbohong, "Ya benar"

"Ok, Dev. Semoga beruntung"

"Terimakasih"

Setelah menutup telepon, Dev mengawasi tempat-tempat check in. Pertama, ia harus naik pesawat dulu, Selanjutnya, ia akan mendapatkan jawabannya. Ia merasa mual saking teganya, lalu menegur diri sendiri : Sabar.

Setidaknya, ia sudah dalam perjalanan.

-Bersambung-