webnovel

Indescriptible

Venusya Geova Kyle- Gadis dengan paras yang menawan yang mampu membuat siapa saja yang melihatnya jatuh hati padanya. Sikapnya yang dingin namun hatinya yang hangat bak bidadari itulah hal yang unik dan antik dari dirinya. Namun demikian tidak berarti semua laki-laki terpikat olehnya. Aldrich Alexander Supernova- satu-satunya laki-laki yang tak tertarik dengan semua hal unik dan antik yang mengenai gadis itu. Sikapnya yang dingin namun berhati peduli. Niat yang sangat kukuh dari seorang Venusya Geova Kyle untuk mendapatkan hati seorang Aldrich Alexander Supernova mungkin akan terlihat fana bagi siapa saja yang melihatnya. Apakah niat dari seorang gadis dingin yang bersikukuh untuk mendapatkan hati seorang Aldrich akan menjadi sebuah kenyataan?

whysrch · Teen
Not enough ratings
52 Chs

two•Langit malam

Para murid mengerjakan tugasnya seperti biasanya. Tak ada suara dan tak ada yang berani keluar walaupun tak ada guru yang melihatnya. Mereka sangat serius mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru pengajar.

"Ven ini tugas gue ya," ucap salah satu murid perempuan.

"Ok," jawab Venus yang masih setia dengan tugasnya.

30 menit sudah mereka mengerjakan tugas yang diberikan. Akhirnya mereka semua telah menyelesaikan tugasnya. Setelah itu bel sekolah berbunyi pertanda jam pelajaran telah selesai. Bel yang sangat ditunggu-tunggu oleh para siswa, bel pulang.

Setelah mengetahui jam pelajaran telah selesai, mereka segera membereskan semua barang-barang yang ada di atas meja dan di bawah loker mereka masing-masing dan memasukkannya kedalam tas mereka.

Mereka keluar kelas dan segera pulang kerumahnya masing-masing.

"Ven kita balik dulu ya." Pamit Zara yang diikuti lambaian tangan dari Nada dan Arva.

"Hati-hati ya," balas Venus lalu pergi ke arah kantor.

Kini Venus berjalan menuju kantor untuk rapat OSIS seperti yang diperintahkan oleh Titan tadi pagi. Ia sudah memasuki ruangan tersebut dan memang banyak siswa yang sudah datang di kantor tersebut.

"Siang semuanya," sapa Venus yang berdiri di barisan paling depan.

"Siang juga," balas anggota OSIS serempak.

"Siang ini kita akan membahas tentang adanya lomba olimpiade yang akan diadakan di sekolah kita sebagai acara tengah semester," ucap Venus yang mulai bertutur panjang.

"Jadi nanti olimpiade Matematika dan Ipa akan diadakan pada saat tengah semester atau lebih tepatnya 3 hari lagi. Dan kita juga akan ada lomba karate di acara tengah semester nanti," ucap Venus.

Venus memanglah ketua OSIS SMA tersebut. Sikapnya yang pendiam dan sopan serta otaknya yang sangat encer sehingga membuatnya menjadi ketua OSIS.

Para anggota hanya terdiam dan mendengarkan penjelasan dari sang ketua OSIS. Mereka menyampaikan saran hanya ketika waktu jam saran dibuka.

Kini setelah jam saran dibuka, mereka semua memberi saran-saran untuk acara tengah semester yang akan diadakan di SMA mereka.

20 menit sudah, akhirnya keputusan terbaik sudah didapatkan dari hasil saran dan musyawarah semua anggota OSIS. Kini mereka semua telah luar kantor dan pulang ke rumahnya masing-masing.

Venus juga pergi keluar kantor setelah membereskan semua peralatan yang digunakan untuk rapat OSIS tadi siang. Ia merapikan semuanya sendiri karena semua anggota telah pulang sendari 10 menit lalu. Ia tak mengeluh sedikitpun atau merasa lelah. Baginya semuanya adalah tugasnya dan kewajibannya sebagai pemimpin dan ketua OSIS.

"Sini gue bantu," ucap laki-laki yang tiba-tiba saja membereskan

barang-barangn yang ada di meja.

"Titan." Venus terkejut dengan kedatangan Titan.

"Sini biar gue aja yang beresin, lo pulang aja, udah sore," ucap Titan sambil mengambil barang-barang yang dibawa oleh Venus.

"Makasih Tan. Kalau gitu gue mau ke perpus dulu, mau pinjem buku buat acara olimpiade nanti," ucap Venus kepada Titan yang masih sibuk membereskan barang.

"Ok, semoga sukses ya Ven," ucap Titan memberi semangat kepada Venus.

Jam sudah menunjukkan pukul 16.00 sore, tapi Venus belum juga pulang kerumahnya. Ia memilih pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku untuk persiapan acara olimpiade Matematika dan Ipa nanti pada saat tengah semester.

Ia berjalan gontai menuju ke arah perpustakaan untuk meminjam buku Matematika dan Ipa. Ia memasuki perpustakaan dan segera mengambil buku yang ia butuhkan.

Brughhh....

"Ah maaf, nggak sengaja," ucap Venus sembari membantu membereskan buku laki-laki itu yang berserakan.

"Hmm," ucap dingin laki-laki itu.

Laki-laki itu pergi meninggalkan Venus begitu saja tanpa ada percakapan sedikitpun. Venus tak memperdulikan hal tersebut. Baginya bertemu orang-orang tersebut adalah  hal yang biasa, sehingga ia memilih melanjutkan mencari buku Matematika dan Ipa.

"Dek mau pinjem buku ini ya," ucap Venus menunjukan bukunya kepada seorang gadis petugas perpustakaan.

"Oh iya kak," ucap gadis itu.

" Kakak mau ikutan olimpiade MIPA ya kak?" Gadis itu bertanya pada Venus.

"Iya," jawab Venus.

"Semoga sukses ya kak." Gadis itu memberi dukungan kepada Venus.

"Makasih ya," balas Venus lalu pergi meninggalkan perpustakaan.

Setelah ia melaksanakan rapat OSIS dan meminjam buku di perpustakaan untuk persiapan olimpiade MIPA nantinya, ia pergi pulang kerumahnya. Hari ini ia dijemput oleh supir pribadi keluarganya. Ia segera pulang kerumahnya dan belajar untuk persiapan olimpiade MIPA nanti.

"Malam mah," sapa Venus yang melihat mamanya sedang menonton televisi.

"Malam juga ven. Kok kamu pulangnya terlambat?" Hera bertanya pada Venus.

"Iya mah, tadi Venus habis rapat OSIS sama habis minjem buku di perpustakaan untuk persiapan olimpiade MIPA mah," jawab Venus menjelaskan.

"Yasudah kalau gitu, kamu langsung istirahat di kamar ya," ucap mamanya .

"Iya ma." Venus pergi masuk ke dalam kamarnya.

Kini Venus sudah berada di dalam kamarnya dan sudah mandi serta mengganti pakaian setelah pulang tadi. Ia segera mengambil buku yang ia pinjam dan segera membuka bukunya untuk ia pelajari.

1 jam sudah ia mempelajari buku tersebut, akhirnya ia telah selesai membaca dan mempelajari buku tersebut.

"Ven, mamah buatkan kamu susu tadi," ucap mamanya meletakkan susu di meja dekat kasur Venus.

"Oh iya makasih mah," ucap Venus yang

"Ven kok kamu belum tidur?" Hera bertanya karena melihat Venus belum juga tidur.

"Iya ma, Venus habis belajar buat persiapan olimpiade MIPA nanti," ucap Venus sambil menyiapkan buku ke dalam tasnya.

"Oh yaudah kalau gitu, kamu cepet istirahat ya. Semoga sukses," ucap mamanya lalu pergi meninggalkan kamar Venus.

Venus sejenak pergi keluar kamarnya dan pergi ke balkon yang berada tepat di depan jendelanya. Ia melihat langit malam yang disertai bintang-bintang yang indah yang menaburkan segela keunikan dan keindahannya.

Ia selalu bermimpi bahwa suatu saat ia ingin seperti langit malam dan bintangnya. Langit malam yang gelap dan dingin sama seperti dirinya serta bintang yang memiliki keunikan serta keindahan untuk membuat langitnya menjadi indah.