webnovel

Indescriptible

Venusya Geova Kyle- Gadis dengan paras yang menawan yang mampu membuat siapa saja yang melihatnya jatuh hati padanya. Sikapnya yang dingin namun hatinya yang hangat bak bidadari itulah hal yang unik dan antik dari dirinya. Namun demikian tidak berarti semua laki-laki terpikat olehnya. Aldrich Alexander Supernova- satu-satunya laki-laki yang tak tertarik dengan semua hal unik dan antik yang mengenai gadis itu. Sikapnya yang dingin namun berhati peduli. Niat yang sangat kukuh dari seorang Venusya Geova Kyle untuk mendapatkan hati seorang Aldrich Alexander Supernova mungkin akan terlihat fana bagi siapa saja yang melihatnya. Apakah niat dari seorang gadis dingin yang bersikukuh untuk mendapatkan hati seorang Aldrich akan menjadi sebuah kenyataan?

whysrch · Teen
Not enough ratings
52 Chs

eight•Harry Potter

Hari ini adalah hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh Venus. Hari dimana sang kakak akan pulang dari kuliahnya di luar negeri atau lebih tepatnya di Amerika. Venus memanglah salah satu gadis yang sangat dekat dengan kakak

laki-lakinya. Tak jarang mereka bercanda gurau atau keluar bersama hanya untuk mengirup udara segar.

"Mah," panggil Venus

"Iya sayang."

"Nanti kak Marshen jadi pulang kan mah?" Venus bertanya pada sang mama.

"Jadi kayaknya Venus, mamah juga kurang tahu," jawab mamanya menaikan bahunya.

"Yaudah kalau gitu, Venus mau keluar dulu bentar mau beli sesuatu buat kak Mars," ucap Venus mencium punggung tangan mamanya.

"Hati-hati ya Ven. Jangan malam-malam." Teriak mamanya.

Dengan busana yang bisa dibilang sangat santai, hanya mengenakan baju tidur berwarna pink dengan motif bunga sakura kesukaannya, Venus berjalan dengan langkah kecil menuju ke arah toko accecoris langganan Venus dan kakanya.

Venus membuka gagang pintu toko tersebut. Pertama yang Venus lihat adalah, banyaknya pernak-pernik lucu dan aesthetic yang terlihat dari barang-barang toko tersebut.

Venus berjalan ke arah rak dimana kumpulan pernak-pernik Harry Potter berada. Venus melihat barang-barang tersebut dengan mata yang berbinar dan senyum yang melebar. Ia sangat exited untuk segera membeli barang tersebut dan memberikannya kepada kakaknya.

Venus mengambil satu paket perlengkapan yang biasanya di pakai oleh tokoh Harry Potter. Tak main-main dengan harganya, Venus mengambil barang tersebut dengan harga yang sangat fantastis. Dengan wajah yang gembira, Venus membawa barang tersebut menuju kasir dan membayar nya.

"Ini mbak barangnya. Terima kasih sudah berkunjung ke toko kami. Jangan lupa datang kembali ya mbak," ucap kasir itu dengan sangat ramah.

"Iya mbak sama-sama. Pasti saya akan kembali lagi," ucap Venus tak kalah ramah.

Venus berjalan dengan menenteng kresek berisi satu set perlengkapan serta miniatur Harry Potter. Jangan salah dulu, Venus membeli barang itu dengan uangnya Sendiri. Murni dari uangnya sendiri tanpa ada campur tangan orang tuanya. Ia selalu menabung uang yang diberikan oleh mamanya. Dan tak hanya itu, ia bisa memperoleh banyak yang dengan mengikuti banyak lomba dan olimpiade.

"Assalamualaikum mah."

"Waalaikum salam Ven. Kamu beli banyak banget?" Sang mama bertanya pada Venus karena dirinya baru saja keluar.

"Beli Harry Potter kesukaan kak Marshen mah," jawabnya jujur.

"Oh Harry Potter." Ulang mamanya.

"Ven tapi Mama mau ngomong sama kamu," ucap mamanya yang membuat langkah Venus terhenti.

"Ngomong apa mah?"

"Gini lo Ven. Kakak kamu belum bisa pulang dan dia nggak bisa pulang dalam 2-5 hari kedepan. Katanya masih ada tugas yang harus dia kerjakan," ucap mamanya serius.

"2-5 hari kedepan ma?" Venus melotot tak percaya.

Mamanya hanya mengangguk tanda perkataan Venus adalah benar.

"Terus ulang tahun Venus dirayakan tanpa Kak Marshen gitu mah maksudnya." Sedih Venus.

"Ya gimana dong sayang. Kan mamah juga nggak tahu kalau bakal kayak gini. Kan cuma 2-5 hari kedepan doang Ven. Setelah itu kamu bisa jalan-jalan bareng kakak kamu kan Ven." Bujuk mamanya.

"Yaudah deh mah kalau gitu. Venus mau masuk ke kamar dulu ya," ucap Venus dengan wajah yang melas.

Venus berjalan malas ke arah kamarnya.

Venus membuka kantong kresek yang berisi aneka pernak-pernik Harry Potter yang sudah ia belikan dan siapkan untuk kakak nya. " Sabarnya Harry Potter, kamu harus kuat ya. Kak Marshen nggak bisa pulang sekarang, kamu nggak boleh sedih ya," ucap Venus dengan segala mainan itu menampilkan wajah polos bak anak kecil.

Venus membuka handphonenya yang berwarna pink dengan case bermotif bunga sakura. Ia bisa melihat nama kakaknya di ponsel itu.

"Hallo Ven."

"Iya kak, ada apa?"

"Maaf ya Ven kakak nggak bisa pulang hari ini. Kakak masih ada tugas soalnya."

"Udah dikasih tahu mamah tadi."

"Kamu marah ya sama kakak?"

"Nggak, ngapain Venus marah sama kakak."

"Beneran nggak marah nih."

"Apaan sih kak, Venus nggak marah sama kakak. Lagian apa untungnya Venus marah sama kakak."

"Yaudah kalau gitu, nanti kado ulang tahun kamu kakak kasih pas pulang deh. Kakak traktir ke mall yang biasa kita datengin."

"Ya. Yaudah kak Venus ngantuk mau tidur."

"Mau tidur apa marah nih."

"Udah deh kak jangan mulai."

"Yaudah kalau gitu, byeee Venus bidadariku."

Tut...Tut...Tut....

Sambungan itu terputus setelah Venus memncet tombol merah di ponselnya. Ia sangat kesal dengan kakaknya saat ini. Bisa-bisanya dia tidak jadi pulang ke Indonesia. Venus menatap semua barang yang sudah ia belikan untuk kakaknya dengan nanar. Kesedihan bisa terlihat di wajah Venus saat ini. Ia sangat rindu dengan kehadiran sang kakak di rumah ini.

Venus menyimpan semua

barang-barang Harry Potter tersebut di lemari pakaiannya. Ia berniat menyimpan barang itu dan akan memberikannya kepada kakaknya jika kakaknya pulang ke Indonesia.

Ia mengambil boneka gajah pemberian kakaknya dulu pada saat dia kecil. Ia berbicara dengan boneka tersebut seolah-olah boneka tersebut bisa berbicara.

"Zur kamu yang sabar ya. Kakak kita belum bisa pulang hari ini. Kamu nggak boleh sedih ya, kamu harus kuat. Nanti kita kasih barangnya pas kak Marshen pulang ya," ucap Venus pada bonekanya yang bernama 'Zur'.

'Zur' adalah boneka kesayangan Venus. Ia mendapatkan boneka itu ketika ia masih berumur 5 tahun. Boneka itu dihadiahkan kepadanya oleh kakanya. Venus memang sangat suka dengan boneka gajah. Selain boneka gajah, Venus juga sangat suka dengan boneka 'Sapi'.

Venus mempunyai beberapa koleksi boneka dan miniatur-miniatur sapi. Tak jarang Venus memainkan miniatur tersebut dan berbicara sendiri dengan boneka tersebut.

"Yaudah Zur, kita tidur aja yuk. Meskipun kak Marshen hari ini nggak bisa pulang, kita nggak boleh sedih, Venus tetep ada buat Zur kok," ucapnya polos dengan wajah yang imut.

Saat ini Venus sudah memeluk 'Zur' alias boneka gajahnya di dalam tidurnya. Ia tidak hanya tidur dengan Zur, tapi Venus juga tidur bersama salah satu boneka sapinya yang ia beri nama 'Ven'. Nama yang mirip dirinya jika ada orang yang memanggilnya hanya dari depan.

Venus sudah terlelap bersama sahabat setianya selama ini. Mimpi bagi Venus adalah sahabat setianya selama ini. Semua hidup Venus berawal dari mimpi yang tidak nyata dan akan berakhir dengan semua kenyataan.