webnovel

Berawal dari Penasaran

"Zizi..."

Lengkingan suara Vanya membuat gadis yang memiliki bola mata berwarna coklat, dengan alis yang tebal, rambut hitam panjang yang terurai, kulitnya yang halus dan putih, bibirnya yang tipis dan lesung pipi yang membuatnya semakin manis bila tersenyum, secara spontan menyumbat kedua telinganya dengan jari telunjuknya. Iya, gadis itu Zivana Viradita yang akrab dengan sapaan Zizi.

"Ada apa sih neng? Bisa kan dengan volume yang standar aja, gak usah pake high volume."

Zizi memutar tubuhnya kearah Vanya yang baru masuk keruang kelas yang dengan sergap langsung berdiri dibelakang Zizi, sambil melepaskan kedua jari telunjuknya yang masih menyumbat telinganya. Vanya adalah sahabat Zizi yang memiliki guester tubuh yang tidak kalah cantik dengan Zizi, tinggi badan merekapun hampir sama.

"yeeh biarin, sengaja biar bikin kuping lo budek." Goda Vanya.

"wah sialan yah lo, tega amat sama kuping gue."

"becanda kok non."

"iya..iya.. emang ada apa sih sampe lo teriak histeris kayak gitu, kayak baru dapet durian runtuh aja."

"ini lebih dari durian runtuh tau, gue punya dua Hot News. Lo mau tau yang mana duluan? Yang pertama atau yang kedua?"

"aduh Vanya gimana gue bisa milih, gue tau aja gak pilihan pertama atau kedua itu apa."

"oh iya ya hehe.." Vanya tersengir pada Zizi sambil menggaruk-garuk kepalanya.

"hmm, tulalitnya kambuh lagi." Ledek Zizi "Yaudah deh terserah lo mau kasih tau gue yang mana duluan. Emang berita apaan sih?"

"yeeh sembarangan aja lo bilang. Well, lo tau gak di kantin kita ada jualan donat. Rasanya enak banget, tampilannya juga emm bikin ngiler. It was delicious Zi, pokoknya lo harus nyobain dijamin gak bakalan nyesel." Seru Vanya dengan girangnya.

"Lebay deh lo, tapi seriusan Van?"

"gak gue bohong. Iya seriusan lah Zi, kalo lo gak percaya udah yuk kita ke kantin sekarang." Ajak Vanya.

"ide bagus tuh, yaudah yuk." Timbal Zizi.

Zizi langsung beranjak dari tempat duduknya mengikuti langkah kaki Vanya yang sudah lebih dulu meninggalkan kelas. Kantin adalah tujuan utama, mereka memang memiliki kesamaan dalam banyak hal, salah satunya ya Donat. Kalau sudah berhubungan dengan yang namanya donat, apapun pasti mereka lakukan walaupun harus merogoh kantong dalam jumlah yang cukup besar, bahkan hunting kesemua toko kue yang ada di Kota merekapun sudah mereka jelajahi.

"eh Van, tadi lo bilang ada dua berita. Lo kan dari tadi ngebahas tentang donat, terus yang satunya apa?" Tanya Zizi penasaran.

"mau tau aja, atau mau tau banget?" goda Vanya.

"iya mau tau banget lah, soalnya lo gak bakalan seheboh tadi kalo beritanya gak penting-penting banget." Jelas Zizi.

"gini loh Zi, tadi gue gak sengaja lewat didepan ruang Kepala Sekolah. Terus gue liat ada murid baru, matanya, bibirnya, senyumnya aaaahh pokoknya keren banget Zi."

"terus lo kenalan sama dia?" Tanya Zizi.

"gak." Jawab Vanya kecewa.

"aduh Van, itu berita pentingnya. Gue kira apa, emang cowok apa cewek sih?"

"iya cowok lah Zi, masa iya gue terpesona sama cewek. Ini ni lo akibat lo keseringan ngatain gue tulalit, lo tuh sekarang yang jadi tulalit."

"kok jadi gue sih, udah ahh murid baru itu gak penting, yang lebih penting itu donaaatt." Seru Zizi sambil memburu donat yang sudah sejak tadi dalam pikirannya.

"he eh" Keluh Vanya sambil mengikuti langkah Zizi.

***

Gaduhnya suara kelas mendadak menjadi hening ketika langkah kaki Bu Salmah guru mata pelajaran Matematika sekaligus wali kelas mereka, memasuki ruang kelas. Kelas bertambah hening ketika mereka melihat sosok yang mengikuti Bu Salmah dari belakang. Alka. Laki-laki yang cukup menarik perhatian semua teman-teman Zizi, bahkan Vanya pun yang terkenal pemilih dalam hal laki-laki, juga ikut terpesona pada laki-laki yang memiliki nama lengkap Alka Dinasyah itu.

"selamat pagi anak-anak." Sapa Bu Salmah.

"pagi bu.." jawab semua siswa kelas Zizi.

"iya anak-anak hari ini kalian semua kedatangan teman baru kalian, namanya Alka Dinasyah. Dia ini bukan siswa pindahan tetapi ia memang siswa sekolah kita. Hanya saja selama ini ia sedang sakit, itulah sebabnya ia tidak mulai masuk sekolah bersamaan dengan kalian pada tahun ajaran baru kemarin." Jelas Bu Salmah.

"emang dia sakit apa bu? Sampe udah hampir tiga minggu dari tahun ajaran baru dia baru masuk." Tanya Iqbal, yang memiliki ukuran badan yang cukup jumbo dibandingkan teman-teman Zizi yang lain.

"iya bu, kok lama banget." Sahut Desti salah satu teman satu kelas Zizi juga yang berpenampilan seperti seleb masuk sekolah dengan suaranya yang cempreng.

"Alka ini kemarin sakit Typus tapi sekarang Alhamdulillah udah baikan kok, iya kan Alka?" Jelas Bu Salmah, Alka hanya menganggukkan kepalanya tanpa mengeluarkan kata sedikitpun.

"em Alka silahkan duduk." Lanjut Bu Salmah.

"gimana Zi gue gak bohong kan? Ganteng juga kan?" gurau Vanya pada Zizi yang duduk disebelahnya.

"iya, tapi itu mah bukan murid baru, bedanya aja tu orang baru masuk hari ini. Udah ahh mending lo perhatiin Bu Salmah didepan tuh, ntar kena semprot baru tahu rasa lo."

"iya.." jawab Vanya sambil membuka halaman buku yang menjadi materi pembahasan Bu Salmah. Zizi dan Vanya memang selalu menduduki bangku paling depan karena menurut mereka jika duduk dibelakang itu akan mengganggu konsentrasi mereka dalam memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru-guru mereka. Walaupun sistem yang diterapkan oleh sekolah mereka adalah sistem moving class yang memperbolehkan mereka untuk berpindah-pindah kelas sesuai dengan mata pelajaran yang akan mereka ikuti dan tentunya tempat duduk juga, mereka pun bebas memilih dengan siapa mereka akan duduk, dengan syarat tetap duduk dengan teman satu kelas bukan teman dari kelas yang lain. Akan tetapi hal itu tidak membuat Zizi dan Vanya jenuh dengan deretan bangku barisan pertama dan duduk berdekatan.

Alka yang tadi baru masuk sekolah memilih duduk dibangku yang paling pojok. Bagaimana tidak, Alka tidak mempunyai pilihan lain karena jika duduk disebelah Iqbal itu tidak mungkin karena Iqbal selalu meletakkan tasnya dibangku sebelah tempat duduknya dan tidak ada yang berani untuk menduduki bangku yang menurut Iqbal sendiri itu adalah bangku keramat jadi tidak ada satu orang pun yang boleh mendudukinya. Ukuran badan yang jumbo membuat Iqbal tidak begitu leluasa dalam bergerak dibangkunya apabila tasnya diletakkan dibagian belakang bangku atau dilaci mejanya seperti murid-murid yang lain, itulah sebabnya Iqbal selalu menyiapkan satu kursi khusus untuk meletakkan tasnya yang cukup besar karena tidak hanya berisi buku-buku dan alat tulis melainkan berbagai jenis makanan pun memadati isi tasnya.

***

Kelihatannya dia orang yang begitu pendiam, duduk aja milih yang paling pojok terus. Jadi penasaran, sebenarnya dia ini orang yang bagaimana yaa.. dari awal masuk sampe sekarang pun kerjaannya cuma diem aja, kayak alien turun ke bumi aja hahaha.. upzz, tapi kalau dipikir-pikir Alka ganteng juga, penampilannya juga gak malu-maluin. Kira-kira bisa gak ya aku berteman dengan dia?

Gumam Zizi dalam hatinya sambil memperhatikan Alka yang sedang membaca buku dimejanya. Namun lamunan Zizi buyar seketika ketika ia dikejutkan karena Alka yang dari tadi memenuhi pandangannya digantikan dengan sosok yang tidak asing lagi dimatanya, Vanya.

"Hayo, lagi ngapain?" Goda Vanya sambil mencolek tangan Zizi.

"gak lagi ngapa-ngapain. Lo itu dari mana aja sih, tega banget ninggalin gue sendirian." Gerutu Zizi.

"hello Zizi, lo itu gak sendirian. Tuh liat masih ada orang kan? Banyak lagi." Vanya menunjuk orang-orang yang sedang berada dalam kelas.

"Lagi ngelamunin apaan sih? Hayo ngaku.." Lanjut Vanya sambil menyenggol bahu Zizi.

"gue itu cuma lagi mikir aja, bisa gak ya temenan sama tuh orang?" Tanya Zizi sambil menunjukkan jarinya kearah Alka.

"lo bilang gak begitu penting tuh cowok, sekarang jadi pikiran. Lo jatuh cinta sama dia? Ngaku aja deh." Ledek Vanya sambil senyum-senyum melihat kearah Zizi dan Alka.

Alka yang merasa sejak tadi diperhatikan oleh Zizi kemudian ditambah dengan sikap Vanya yang menurut Alka mencurigakan membuat Alka menjadi salah tingkah hingga ia tidak sengaja menjatuhkan bukunya, dan seketika meninggalkan ruang kelas.

"apaan sih? Gue serius tau, soalnya seumur hidup gue baru kali ini gue ketemu cowok yang kayak dia. Bagi gue dia itu terlalu aneh, coba aja lo bayangin udah hampir satu semester kita satu kelas sama dia tapi selama itu juga gue belum pernah bicara apa gitu sama dia." Jelas Zizi.

"Zizi, dia itu gak aneh. Buktinya gue pernah tuh ngobrol sama dia, iya memang sih dia itu orangnya cuek tapi baik kok, lo aja yang belum mengenal dia."

"jelas lah, lo kan naksir sama tuh orang." Sahut Zizi sambil meninggalkan Vanya.

"kenapa gak lo aja yang negur dia duluan? Eh Zi mau kemana? Tungguin gue dong." Seru Vanya sambil berlari mengejar Zizi yang hampir sudah menghilang dari pandangannya.

Next chapter