1 Pernikahan

Hari ini adalah Hari bahagiaku karena sebentar lagi aku akan menjadi istrimu. Apakah kamu tahu....dari dahulu aku sudah jatuh hati padamu, namun aku menyadari tatapanmu tidak pernah untukku, senyumanmu juga bukan untukku.

Harusnya aku memang tidak boleh punya rasa ini, tapi apakah kau tahu, sangat susah untukku menghilangkan rasa ini. Bahkan saat ku pergi jauh menghindar juga rasa ini tidaklah pudar.

aku sangat tahu dan juga mengerti dengan jelas, kalau hatimu masih lah untuknya, tapi....aku bisa apa....rasa ini engan untuk berlalu.

"batalkan pernikahan ini !" katamu padaku kala itu. Kamu tahu hatiku benar - benar hancur saat itu. aku tahu dengan jelas kalau engkau tidaklah menginginkan pernikahan ini seperti diriku, tapi....tidak bisakah kamu melihatku sebentar saja. "maaf aku tidak bisa,,aku tidak berani menolak keinginan papa" katamu kala itu. Aku tahu jelas engkau marah,, namun aku ingin egois saat ini saja, sekali saja aku ingin menjadi orang yang pernah singah di hidupmu walau hanya sebentar saja.

Kamu terlihat sangatlah tampan, dengan balutan jas putih itu, akan sangat sempurna jika diwajahmu terukir senyum kebahagiaan.

"apakah kau bahagia?" Tanya Devril pada Laura.

Laura tersenyum mendengar pertanyaan dari suaminya itu. "iya,,aku bahagia" jawab Laura dengan tersenyum. "nikmati saja kebahagiaanmu, sebentar lagi, kamu tidak akan pernah tersenyum kembali, aku pastikan itu" kata Devril dingin

'ya Tuhan.....kenapa hatiku sakit sekali rasanya, padahal sudah biasa dia berkata kasar padaku" batin Laura.

Acara pernikahan telah selesai, baik Devril jugs Laura sangatlah lelah, pesta yang dikatakan sederhana ternyata sangatlah Megah, bahkan tamu neraka lebih dari 10000 undangan. sebagian besar tamu adalah kolega dan rekan bisnis orang tua mereka juga Devril. sedangkan tamu Laura hanya beberapa saja.

"mama berdoa agar kalian bahagia selalu, dan segera kalian kasih mama cucu" kata mama Devril pada mereka berdua. "iya ma....doakan ya"jawab Laura lembut. " pasti sayang,,mama selalu minta yang terbaik untuk kalian" jawab mama Devril lagi."papa juga mengharap Hal yang sama, semoga kalian berdua bahagia selalu" kata papa Devril.

"nak dev,,putri kami ini memang belum lah terlalu dewasa, jadi kami mohon untuk nak dev sabar dengan dirinya,,dan papa mohon...tolong jaga anak papa ini ya" kata papa Laura pada devril. "iya pa,,Tenang saja,, Devril pasti akan pastikan Laura baik - baik saja" kata Devril dengan suara yang terdengar yakin. "baiklah....kalau begitu, kami pamit dulu ya" Kali ini mama Laura yang bicara. "mama sama papa tidak menginap saja?" Tanya Laura pada kedua orang tuanya. "tidak sayang kami harus pulang dulu ya...baik - baiklah menjadi istri orang sayang, turuti kata suamimu ya" pesan mama Laura pada sang putri .

setelah beres urusan dibawah, aku juga kak dev menuju ke kamar pengantin kami. dengan tersenyum aku mengikuti langkahnya, pikiranku juga melayang entah kemana. Namun sesampainya dikamar, kak Dev langsung mendorongku hingga aku terjerembab ke lantai. "kau dengar....mulai dari sekarang jangan tersenyum lagi didepanku, dan ingat jangan menyentuh barang - barangku nanti, dan sekarang....kau tidak boleh melewati ini" kata kakak dev sambil memberi pembatas padaku.

"bolehkah aku kekamar mandi untuk menganti bajuku?" tanyaku lirih padanya. Sejujurnya aku takut padanya. "tidak...kau boleh mengunakan kamar mandi saat aku sudah tidak dikamar ini" katanya sambil masuk ke dalam kamar mandi.

"maaf kak Dev...bukan mauku melakukan ini semua" lirihku yang tanpa kusadari air mata mulai membanjiri pipiku.

anganku melayang kemasa sebelum pernikahanku.

aku yang sedang dikamar mengerjakan tugas kuliahku yang menumpuk, tiba - tiba asisten rumah tangga memanggilku dia memberitahu kalau aku ditunggu kedua orang tuaku.Dengan segera aku menemui mereka. Kulihat disana sudah ada mama papa. "ada apa ma, pa, katanya Cari Laura?" tanyaku pada mereka kala itu.

"nak....sebentar lagi kan,, hari pernikahan kakakmu Lidya" kata mama memulai pembicaraan. "iya ma, Laura tahu,,lalu apa yang bisa Laura bantu, waktu itu Laura mau bantu katanya udah dihandle semua sama W.O nya" kata Laura.

"iya, nak...semua sudah Ada yang menanganinya.." kata papa. "lalu apa yang bisa Laura bantu?" Tanya ku kembali pada kedua orang tuaku. "sayang...Selama ini kamu kan dekat juga dengan Dev Kan" kata papa lagi. "papa mau aku ngomong sesuatu sama kak Dev kah?" Tanya Laura makin tidak mengerti arah pembicaraan kedua orang tuanya. Mama mendekat dan mengengam tangan Laura. "sayang....kakak kamu harus pergi ke luar negeri untuk mengapai cita - citanya"kata mama

"jadi, kakak akan tinggal diluar negeri setelah menikah ma,,,yah....kita akan jarang ketemu kakak" kata ku lirih. "bukan...kakak sudah berangkat ke luar negeri tadi siang" kata papa.

aku syok mendengar perkataan papa. "lalu....bagaimana dengan pernikahannya?" tanyaku tidak percaya. "ini lah yang ingin kami bicarakan, papa, mama, juga kakakmu sudah bicara, dan kami memutuskan untuk menikahkanmu dengan Dev" kata papa tanpa melihat ke arahku.

"bagaimana bisa kalian melakukan ini,,bagiamana dengan kak Dev apa kalian tidak kasihan sama dia, lalu kakak....apa bagaimana perasaan kakak disana kalau calon suami yang dicintainya justru menikah dengan adiknya, apa kalian sudah memikirkannya" kataku tidak terima.

Lalu papa nampak melakukan pangilan video dengan seseorang. Ternyata orang itu adalah kakakku, dan apa yang dikatakan orang tuaku juga sama dengan apa yang dikatakan kakakku.

"kakak....bagiamana bisa kakak melakukan ini,,bagaimanapun kak Dev seseorang yang kakak cintai,bagaimana bisa kakak menyuruhku untuk menikah dengannya" kataku lirih. "karena kamu adik kakak, kakak percaya kamu akan menjaga Dev sampai nanti kakak kembali, karena kamu adik kakak, adik kecil kakak yang sangat kakak sayangi" kata kakakku diseberang sana.

ternyata benar kak Dev merasa aku melakukan segalanya karena keegoisanku.

kudengar pintu kamar mandi terbuka,dengan segera aku menghadapkan wajahku ketembok agar kak Dev tidak melihat air mataku ini

avataravatar
Next chapter