1 01

Hari ini adalah kunjungan pertama menantu ketiga dari keluarga besar pak Tatang dimalam pertama puasa Ramadhan tahun ini.

Di jakarta

Di mobil Kamil..

"Mas..", Titah memanggil Kamil yang sedang menyetir mobil.

"Iya sayang..", jawab Kamil saat Titah memanggilnya.

"Sudah mau sampai rumah ayah ya?", tanya Titah.

"Iya sedikit lagi, ada apa memang nya?", Kamil menjawab pertanyaan Titah dan Kamil bertanya lagi pada Titah.

"Mampir kewarung sebentar ya", jawab Titah.

"Iya, ada yang mau kamu beli ya?", tanya Kamil lagi.

"Iya..", jawab Titah lagi.

"Iya, boleh.. Itu didepan ada warung, memang nya kamu ingin beli apa sih?", tanya Kamil lagi.

"Pempres untuk Asma", jawab Titah lagi.

"Oh.. Ya sudah biar mas Kamil yang belikan ya kamu dimobil saja", kata Kamil.

"Iya mas..", sambung Titah.

Di warung Bu Sanusi..

"Assalamu'alaikum, permisi..", Kamil memberikan salam pada bu Sanusi.

"Wa'alaikumussalam, iya.. Eh Kamil beli apa?" Bu Sanusi menjawab salam dari Kamil dan bertanya pada Kamil.

"Mau beli pempres bu..", jawab Kamil.

"Berapa?", tanya bu Sanusi lagi.

"Satunya berapa ya bu?", tanya Kamil juga.

"Dua ribu lima ratus mil..", jawab Kamil.

"Serenceng bu..", kata Kamil yang menjawab pertanyaan bu Sanusi yang sebelumnya.

"Ukuran apa?", tanya bu Sanusi lagi.

"Sebentar ya bu, saya tanya istri saya dulu", jawab Kamil lagi.

"Oh iya.." , seru bu Sanusi.

"Assalamu'alaikum", Safa memberikan salam pada Kamil dan bu Sanusi.

"Wa'alaikumussalam", Kamil dan bu Sanusi menjawab salam dari Safa.

"Beli apa fa?", tanya bu Sanusi pada Safa.

"Beli sabun cuci piring bu..", jawab Safa.

"Berapa?", tanya bu Sanusi pada Safa lagi.

"Dua saja", jawab Safa lagi.

"Yang dua ribu atau lima ribu?", tanya bu Sanusi pada Safa lagi.

"Yang dua ribu saja bu..", jawab Safa lagi.

                        **

Percakapan Titah dan Kamil lewat WhatsApp.

"Assalamu'alaikum yank, ukuran pempres Asma apa ya?", tanya Kamil.

"Wa'alaikumussalam, M mas..", jawab Titah.

"Oh oke..", kata Kamil.

"Iya..", kata Titah juga.

                    **

Masih di warung bu Sanusi..

"M bu ukurannya..", Kamil memberitahu ukuran pempres anaknya pada bu Sanusi.

"Ini mil, ini fa", bu Sanusi memberikan pempres untuk Kamil dan bu Sanusi juga memberikan sabun cuci piring untuk Safa.

"Empat ribu ya bu?", tanya Safa.

"Iya.." jawab bu Sanusi.

"Ini uangnya bu, a Kamil..", Safa memberikan uang sabun cuci piring pada bu Sanusi dan menegur Kamil.

"Iya, eh Safa..", Kamil menjawab teguran Safa dan Kamil juga menegur Safa juga.

"Apa kabar?", Safa menanyai kabar Kamil.

"Alhamdulillah baik, sendirinya?", jawab Kamil dan Kamil juga menanyai kabar Safa.

"Alhamdulillah baik juga..", jawab Safa.

"Jadi berapa bu semuanya?", tanya Kamil.

"Semuanya jadi dua puluh lima ribu mil, nginep?", Bu Sanusi menjawab pertanyaan dari Kamil dan bertanya lagi pada Kamil.

"Iya bu..", jawab Kamil.

"Oh.. Istrinya mana?", tanya bu Sanusi lagi.

"Ada di mobil..", jawab Kamil.

"Oh baru datang?", tanya bu Sanusi lagi.

"Iya bu..", jawab Kamil lagi.

"Tinggal dimana sekarang?", tanya bu Sanusi lagi.

"Di sukabumi bu..", jawab Kamil lagi.

"Oh.., ini fa kembalinya..", bu Sanusi memberikan uang kembaliannya pada Safa.

"Oh iya bu terimakasih", Safa menerima uang kembaliannya dari bu Sanusi.

"Iya sama-sama", kata bu Sanusi.

"A duluan..", Safa pamit pada Kamil.

"Iya..", jawab Kamil.

"Assalamu'alaikum", Safa memberikan salam pada Kamil dan bu Sanusi.

"Wa'alaikumussalam", bu Sanusi dan Kamil menjawab salam dari Safa.

"Ini mil kembalinya", bu Sanusi memberikan uang kembalian pada Kamil.

"Terimakasih bu..", Kamil menerima uang kembalian dari bu Sanusi.

"Iya sama-sama", kata bu Sanusi.

"Assalamu'alaikum", Kamil memberikan salam pada bu Sanusi.

"Wa'alaikumussalam", bu Sanusi menjawab salam dari Kamil.

Di rumah ayah Kamil,

Di ruang keluarga..

"Kenapa mah?", tanya ayah Kamil.

"Sepi yah.. Coba aja kemarin ke sukabumi pasti rame", jawab ibu Kamil.

"Yah, mah.. Mau bagaimana lagi kan tau sendiri sekarang keadaannya seperti apa, mama berdoa saja semoga lebaran ini virus coronanya cepat hilang", kata ayah Kamil.

"Aamiin", kata Fitroh.

"Iya aamiin yah, Tapi..", kata ibu Kamil juga.

"Tapi apa mah?", tanya teh Kulsum.

"Mama teh kangen sama Kamil dan keluarga", jawab ibu Kamil.

"Kan bisa Video call mah..", kata Teh Kulsum.

"Iya.. Oh ya Fitroh gimana sama Aisyah?", tanya ibu Kamil.

"Gimana apanya ya mah?, Aisyah sehat kok", Fitroh menjawab pertanyaan ibunya dan bertanya pada ibunya juga.

"Bukan itu..", jawab ibu Kamil.

"Lalu?", tanya Fitroh lagi.

"Anak", jawab ibu Kamil.

"Sabar mah, Fitroh dan Aisyah sedang berusaha", Fitroh menjelaskannya pada ibunya yang membahas soal anak.

"Dari kemarin ngomongnya itu mulu, mama teh bosan dengarnya, Lebih baik kalian pisah saja deh", kata ibu Kamil.

"Astaghfirullahalazim Mah kok", kata Fitroh yang marah menyuruh Fitroh untuk pisah dari istri.

"Kenapa?, apa mama salah ngomong begitu, kamu tau kan rumah ini sepi semenjak Titah dan Kamil pindah ke sukabumi dan Kakak kamu pindah ke kalimantan ikut suami dan jarang pulang juga.. Hanya kamu yang dekat dengan mama dan ayah sekarang.. Mama kesepian, mama mau ada yang menemani mama di rumah dengan kehadiran cucu dari kamu troh salah.. Enggak kan?", tanya Ibu Kamil lagi.

"Enggak mah, mama Tidak salah tapi Fitroh minta mama bersabar mah", Fitroh menjelaskannya pada ibunya sekali lagi.

"Sabar kamu bilang, memangnya mama kurang bersabar apa ha.. sekarang mama tanya sama kamu, kamu menikah dengan Aisyah sudah berapa tahun, lima tahun kan?, mana hasilnya sampai sekarang kalian belum di karuniai anak juga kan?", Ibu Kamil bertanya lagi.

"Sabar mah, sabar.. Fitroh dan Aisyah sedang berusaha untuk mendapatkan anak dan kasih mama cucu, seperti yang mama inginkan selama ini", jawab Fitroh lagi.

"Usaha apa lagi, gini saja deh ya troh mama tunggu sampai dua minggu lagi kalau masih tidak ada hasilnya mama akan menikahi kamu dengan keponakannya pak Robi", kata ibu Kamil lagi.

"Tapi mah", kata Fitroh.

"Titik", kata ibu Kamil lagi.

Masih di mobil Kamil..

"Yes akhirnya sampai juga di rumah nini dan aki", kata Farahdira Fatimah.

"Mil.., Nak.., Mil.. Kamil Junior", Titah membangkitkan Kamil yang sedang tidur di mobil.

"Emm.. Iih umi apaan sih orang masih ngantuk juga", kata Kamil Junior yang susah di bangunkan oleh Titah.

"Junior", Kamil membangun Kamil Junior juga.

"Iya abi", Kamil Junior bangun karena di bangunkan oleh Kamil.

"Sudah sampai yuk turun", kata Kamil.

"Iya abi..", sambung Kamil Junior.

Di ruang tamu..

"Assalamu'alaikum", Farahdira Fatimah memberikan salam pada mang Asep.

"Wa'alaikumussalam, neng Farahdira Fatimah", Asep menjawab salam dari Silvy.

"Nini dan aki mana?", tanya Farahdira Fatimah.

"Ada di dalam neng, sebentar mamang panggilin ya", jawab mang Asep.

"Jangan mang, mending mamang bantuin abi angkat barang aja di luar", kata Farahdira Fatimah.

"Oh ya sudah", sambung mang Asep.

Di ruang keluarga lagi..

"Assalamu'alaikum", Farahdira Fatimah memberikan salam pada semua yang ada di ruang keluarga.

"Wa'alaikumussalam", semua yang ada di ruang keluarga menjawab salam dari Farahdira Fatimah.

"Farahdira Fatimah cucu nini", kata ibu Kamil.

"Iya ni", sambung Farahdira Fatimah.

"Sama siapa kamu kesini?", tanya ibu Kamil.

"Sama abi dan umi", jawab Farahdira Fatimah.

"Assalamu'alaikum", Kamil memberikan salam pada semua yang ada di ruang keluarga.

"Wa'alaikumussalam", semua yang ada di ruang keluarga menjawab salam dari Kamil.

"Mah, yah", kata Kamil mencium kedua orang tuanya.

"Kasep na mama, Titah mana?", Ibu Kamil terkejut melihat Kamil datang kerumahnya dan bertanya pada Kamil.

"Yank", Kamil memanggil Titah.

"Iya, assalamu'alaikum", jawab Titah saat Kamil memanggilnya dan Titah memberikan salam pada semua yang ada di ruang keluarga.

"Wa'alaikumussalam", semua yang ada di ruang keluarga menjawab salam dari Titah.

"Ini si Junior, mil?", tanya ayah Kamil. "Iya yah", jawab Kamil.

"Mah, yah", kata Titah mencium tangan mertuanya.

"Iya..", seru ibu Kamil dan ayah Kamil.

"Sudah besar ya", kata ibu Kamil.

"Iya dong ni masa mau kecil terus hehe..", sambung Kamil Junior.

"Ini si Asma?", tanya ayah Kamil.

"Iya yah", jawab ayah Kamil.

"Asma sama aki dulu ya, umi mau cuci kaki dulu", kata Titah.

"Hati-hati yank.."

"Iya.."

"Loh kok hati-hati mil?", tanya teh Kulsum.

"Lagi ngisi lagi teh", jawab Kamil.

"Ngisi, hamil maksudnya?", tanya teh Kulsum lagi.

"Iya teh", jawab Titah.

"Anak ke-empat mil?", tanya suami Kulsum.

"Iya dong hehe.., a Aris dan teh Kulsum kapan nyusul anak ketiga gitu hehe..", Kamil menjawab pertanyaan dari suami Kulsum dan bercanda.

"Doain aja ya semoga cepat di kasih yang ketiga", kata suami Kulsum.

"Aamiin.."

"Mil.."

"Iya mah"

"Jangan di tanya teteh kamu kapan punya anak lagi itu mah sudah biasa, yang gak biasa itu aa kamu Fitroh dan kakak ipar kamu Aisyah kapan punya anak", menyindir Fitroh dan Aisyah.

"Mama kok ngomongnya seperti itu sih tidak baik loh mah.. Maaf ya a Fitroh dan teh Aisyah kalau menyinggung perasaan a Fitroh dan teh Aisyah", Kamil meminta maaf pada Fitroh dan Aisyah karena sindiran dari ibunya.

"Iya tidak apa mil"

"Ingat ya mama kasih waktu dua minggu", ibu Kamil memperingati Fitroh dan Aisyah sekali lagi.

"Sudah mah.. Ini cobain deh risol dan nuget buatan Titah sekaligus dagangannya Titah"

"Oh ya.. Sekarang Titah jualan mil?", tanya ibu Kamil.

"Iya mah.. Kan mama tau sendiri menantunya yang satu itu gimana", jawab Kamil.

"Gak bisa diem hehe..", sambung Farahdira Fatimah.

"Iya benar kamu Farahdira Fatimah hehe.., lis..", sambung ibu Kamil juga dan ibu Kamil memanggil Lilis.

"Muhun ibu juragan"

(Iya ibu juragan)

"Goreng ieu nya sedikit wae nanging"

(Goreng ini ya sedikit saja tapi)

"Kunaon sedikit mah, sadanya wae orang candakna loba kok"

(Kenapa sedikit mah, Semua aja orang bawanya banyak kok)

"Oh kitu, nya atos goreng sadanya anu didieu nya"

(Oh gitu, ya sudah goreng semua yang disini ya)

"Muhun ibu juragan"

(Iya ibu juragan)

"Tah", ibu Kamil menegur Titah.

"Iya mah", jawab Titah.

"Jaga cucu mama yang di dalam ya", kata ibu Kamil.

"Iya mah, yank", seru Titah dan Titah memanggil Kamil.

"Iya", jawab Kamil saat Titah memanggilnya.

"Risol sama nugetnya", Titah mengingatkan Kamil.

"Sudah sayang", jawab Kamil.

"Berarti kamu buka sendiri di rumah tah?", tanya ibu Kamil lagi.

"Pertamanya sih iya mah di rumah, hasil uang dagangan aku sisihin sebagian buat modal, sebagian buat tabungan, dan sebagian nya lagi buat beli ruko atau sewa ruko, Tadinya sih mau sewa ruko eh karena uangnya cukup untuk beli ruko ya udah akhirnya di beli deh rukonya dan sekarang jualan di ruko, gak jauh dari rumah kok mah, ya kan yank", kata Titah menjelaskannya pada mertuanya.

"Iya sayang, tapi selain jualan di ruko Titah dan Kamil juga jualan online juga kok mah, ya doakan saja semoga bisa buka cabang baru di luar jawa", Kamil juga menjelaskannya pada ibunya.

"Aamiin", semua yang ada di ruang keluarga mendoakan usaha Kamil dan Titah.

"Kalian nginep di sini berapa hari?", tanya ayah Kamil.

"Iya yah, sampai lebaran sih yah", jawab Kamil.

"Oh", seru ayah Kamil.

"Berarti di rumah rame dong, alhamdulillah", kata ibu Kamil.

                          **

Dua minggu kemudian..

Pukul 02.30 WIB, keluarga pak Tatang makan sahur bersama, dan dua minggu kemudian bu Tatang (istri dari pak Tatang) menagih persyaratan nya pada Fitroh yang belum bisa memberikan cucu untuk bu Tatang, maka satu-satu nya jalan adalah Fitroh menikah lagi, Fitroh pun menolak dan Aisyah sang istri membujuk nya, hingga akhirnya Fitroh pun mau menikah lagi dengan satu syarat yaitu dia akan menikah lagi untuk kedua kalinya dengan wanita pilihan istrinya bukan dengan pilihan dari bu Tatang.

Diruang makan..

"Alhamdulillah sudah selesai makan sahur", kata ibu Kamil yang mengucap rasa syukurnya.

"Iya mah alhamdulillah", sambung Kamil.

"Troh", ibu Kamil menegur Fitroh.

"Iya mah", jawab Fitroh saat di tegur oleh ibunya.

"Kamu tau kan ini adalah hari ke berapa?", tanya ibu Kamil.

"Tau mah, hari yang ke empat belas kan", jawab Fitroh.

"Itu artinya sudah dua minggu mendekati terakhir puasa kan?", tanya ibu Kamil lagi.

"Iya mah", jawab Fitroh lagi.

"Sudah isi belum?", tanya ibu Kamil menagih permintaannya pada Fitroh.

"Kenapa sih pertanyaan nya itu terus, gak ada pertanyaan yang lain gitu?", tanya Fitroh juga.

"Kenapa kamu balik nanya ke mama, sudah jawab saja pertanyaan mama, kelamaan kamu jawabnya, Aisyah..", ibu Kamil marah pada Fitroh dan juga Aisyah dan bertanya juga dengan hal yang sama.

"Iya mah", kata Aisyah.

"Kamu sudah isi kan?", tanya ibu Kamil lagi.

"Belum mah", jawab Aisyah.

"Oke keputusan mama sudah bulat, mama akan menjodohkan kamu dengan keponakan nya pak Robi atau kalian pisah", kata ibu Kamil dengan marah.

"Tapi mah.."

"Tidak ada tapi-tapian dan kamu fikirkan baik-baik lagi"

"A, mbak", seru Kamil dan Titah.

"Iya Titah, Kamil", sambung Fitroh dan Aisyah.

"Yang sabar ya", Kamil meminta Fitroh dan Aisyah untuk sabar.

"Iya mil", kata Fitroh.

Dikamar Fitroh dan Aisyah..

"Ya alloh harus sampai kapan aku bersabar dalam menantikan momongan, sementara ibu hamba memaksakan kehendak nya agar hamba segera memiliki momongan", dalam do'a Fitroh.

"A.."

"Iya.."

"Sebaiknya aa turuti saja apa maunya mama a", pinta Aisyah.

"Tapi istriku"

"Tah.. Titah", Aisyah memanggil Titah.

"Kenapa panggil Titah?", tanya Fitroh.

Di Dapur..

"Loh neng, kok neng cantik yang cuci piring sih, sini biar bi Lilis saja"

"Gak usah bi"

"Gak apa neng"

"Yank", Kamil memanggil Titah.

"Iya", jawab Titah.

"Di panggil mbak Aisyah", kata Kamil.

"Oh iya mas.., maaf ya lis tolong di lanjutkan", pinta Titah.

"Iya gak apa neng"

Di kamar Fitroh dan Aisyah lagi..

"Assalamu'alaikum", Titah memberikan salam pada Fitroh dan Aisyah.

"Wa'alaikumussalam", Fitroh dan Aisyah menjawab salam dari Titah.

"Kenapa mbak panggil Titah?", tanya Titah.

"Tolong bantu bujukin aa ya", jawab Aisyah.

"Waduh mbak maaf tidak bisa, karena ini kan masalah keluarga mbak Aisyah dan a Fitroh", kata Titah yang tidak bisa membantu masalah rumah tangga Aisyah dan Fitroh.

"Tapi hanya kamu saja yang bisa bantu mbak", kata Aisyah yang memohon pada Titah.

"Kalau boleh kasih saran lebih baik aa turuti saya kemauan mama, dengan memberikan syarat juga pada mama", Titah memberikan saran pada Aisyah dan Fitroh.

"Maksud kamu tah?", tanya Fitroh.

"Mbak..", kata Titah.

"Iya tah.."

"Dengan syarat mama menyetujui a Fitroh menikah dengan wanita pilihan mbak Aisyah..", Titah membisiki Aisyah

"Iya tah", Aisyah menyetujui saran dari Titah.

"Apaan sih?", tanya Fitroh lagi.

"Nanti akan di jelaskan pada mbak Aisyah, ya sudah kalau begitu Titah permisi dulu, Assalamu'alaikum" Titah menjawab pertanyaan dari Fitroh, Titah juga memberikan salam pada Fitroh dan Aisyah, dan Titah kemudian pergi dari kamar Fitroh dan Aisyah.

"wa'alaikumussalam", Fitroh & Aisyah menjawab salam dari Titah.

Di kamar Kamil dan Titah..

"Yank", Kamil memanggil Titah.

"Iya mas", seru Titah.

"Kenapa kamu di panggil mbak Aisyah?", tanya Kamil.

"Masalah pernikahan kedua aa dengan pilihan mama, aku di suruh bantuin membujuk aa", jawab Titah.

"Terus kamu mau?", tanya Kamil lagi.

"Enggak mas, kan bukan urusan ku, itu kan urusan a Fitroh dan mbak Aisyah, salah ya a?", Titah menjawab pertanyaan dari Kamil dan Titah bertanya juga pada Kamil.

"Tidak sayang", jawab Kamil.

Di kamar Fitroh dan Aisyah lagi..

"Memang apa yang di bisiki Titah tadi istriku?", tanya Fitroh.

"Kata Titah, kalau aa mau menikah lagi dengan cara memberikan sebuah syarat kepada mama", jawab Aisyah.

"Syaratnya apa?", tanya Fitroh lagi.

"Aa akan menikah lagi bukan dengan perempuan pilihan mama, tapi dengan perempuan pilihanku", jawab Aisyah.

"Apa!!!", Fitroh kaget mendengar jawaban dari Aisyah.

" Iya a, tolong di fikirkan lagi ya", pinta Aisyah.

"Iya, aa akan fikirkan baik-baik", kata Fitroh.

Dan jam berbuka puasa pun tiba, Fitroh pun menjawab pertanyaan bu Tatang.

Di pasar..

"Sebentar lagi buka puasa, lontong dan jajanan pasarnya sudah, tinggal", kata Titah sambil mengingat-ingat sesuatu.

"Yank", Kamil memanggil Titah penuh dengan rasa kasih sayang.

"Iya mas", jawab Titah yang manja pada Kamil.

"Sudah?", tanya Kamil.

"Sudah ini", jawab Titah.

"Umi", Farahdira Fatimah memanggil Titah.

"Iya", seru Titah.

"Aku mau beli siomay ya, minta uang dong umi hehe..", kata Farahdira Fatimah yang meminta uang pada Titah.

"Minta sama abi ya sayang, umi gak pegang uang", kata Titah.

"Iya umi, Abi..", kata Farahdira Fatimah memberi kode Kamil yang meminta uang pada Kamil.

"Ini uangnya beli yang banyak ya untuk orang rumah sekalian", Kamil memahami apa yang di minta oleh Farahdira Fatimah.

"Bi", Kamil Junior juga memberi kode pada Kamil.

"Iya abi, terimakasih ya bi"

"Bi", Kamil Junior mencoba memberi kode lagi pada Kamil.

"Iya sama-sama"

"Bi..", Kamil Junior mencoba memberi kode sekali lagi pada Kamil.

"Iya sayang", kata Kamil.

"Junior mau bubur mutiara ya", kata Kamil Junior.

"Ini belinya jangan cuma satu", kata Kamil memberikan uang juga pada Kamil Junior.

"Aa.. Siap hehe..", kata Kamil Junior sambil tertawa.

"Tapi ingat kalau kurang uangnya bilang abi atau umi ya", kata Kamil.

"Siap..", seru Kamil Junior.

"Ya sudah yuk mas"

"Yuk"

"Assalamu'alaikum", Safa memberikan salam pada Titah dan Kamil.

"Wa'alaikumussalam", Kamil dan Titah menjawab salam dari Safa.

"A..", Safa menegur Kamil.

"Iya..", jawab Kamil yang pindah posisi.

"Mbak", Safa juga menegur Titah.

"Iya", jawab Titah.

"Kepasar sama siapa a?", tanya Safa.

"Sama istri saya dan juga anak-anak saya", jawab Kamil.

"Oh", seru Safa.

"Kamu tidak melihatnya, kan dia ada disini, disebelah saya", Kamil memeluk erat Titah di depan Safa, yang mengartikan Kamil mencintai Titah.

"Iya a, lihat kok", kata Safa.

"Ya sudah", kata Kamil juga.

"Kamu sendiri bagaimana kamu sama siapa kesini?", tanya Titah.

"Assalamu'alaikum", Kamil Junior memberikan salam pada semua yang ada di pasar.

"Wa'alaikumussalam", semua yang ada di pasar menjawab salam dari Kamil Junior.

"Ini bubur sumsum dan mutiaranya", kata Kamil Junior.

"Assalamu'alaikum", Farahdira Fatimah memberikan salam pada semua yang ada di pasar.

"wa'alaikumussalam", semua yang ada di pasar menjawab salam dari Farahdira Fatimah.

"Ini mi siomay nya", Farahdira Fatimah memberikan siomay nya pada Titah.

"Ya sudah di masukan kedalam mobil atuh", pinta Titah.

"Iya mi..", kata Farahdira Fatimah dan Kamil Junior melaksanakan perintah Titah.

"Saya sama suami", saya sama suami.

"Oh", seru Titah.

"Ya sudah kalau begitu, kami pulang duluan ya", Kamil pamit pulang pada Safa.

"Iya", seru Safa.

"Assalamu'alaikum", Titah memberikan salam pada Safa.

"Wa'alaikumussalam", Safa menjawab salam dari Titah.

Di ruang makan..

"Teh Titah mana?", tanya ibu Kamil.

"Ke pasar mah sama Kamil dan anak-anak", jawab teh Kulsum.

"Oh.., terus kalau Aisyah?", tanya ibu Kamil lagi.

"Aisyah momong Asma mah", jawab teh Kulsum lagi.

"Oh", seru ibu Kamil.

Di depan rumah..

"Assalamu'alaikum", Kamil memberikan salam untuk orang rumah.

"Wa'alaikumussalam", ibu Kamil dan teh Kulsum menjawab salam dari Kamil.

"Sudah turun semua?", tanya Kamil.

"Sudah mas", jawab Titah.

"Sep", Kamil memanggil Asep.

"Heueuh den"

(Iya den), Asep menghadap Kamil.

"Parkirin mobilnya", pinta Kamil.

"Siap den", Asep melaksanakan perintah dari Kamil.

Di ruang makan lagi..

"Lis..", ibu Kamil memanggil Lilis.

"Muhun juragan ibu"

(Iya juragan ibu), Lilis menghadap ibu Kamil.

"Titah dan Kamil pulang tuh, kamu bantuin bawain barangnya gih" pinta ibu Kamil.

"Siap ibu juragan", Lilis melaksanakan perintah dari ibu Kamil.

Di teras depan rumah..

"Duh sekarang susah banget sih cari kerjaan", keluh Paijo.

"Mas", Titah memanggil Kamil.

"Iya sayang, kok kamu malah diluar sih sayang?", tanya Kamil.

"Itu seperti, mas Jo", Asep melihat Paijo dan memanggilnya.

"Iya, eh Asep", Paijo pun menghampiri Asep.

"Habis darimana?", tanya Asep.

"Habis ngolek kerja, angel tenan"

(Habis cari kerja, susah banget..), jawab Paijo.

"Oh", seru Asep.

"Itu loh mas", Titah menunjuk Asep dan memberitahu Kamil.

"Asep ngomong sama siapa tuh?", tanya Kamil.

"Gak tau mas, samperin aja yuk mas", jawab Titah yang mengajak Kamil untuk menghampiri Paijo dan Asep.

"Yuk", sambung Kamil.

"Kamu disini ngapain, tinggal disini sekarang kamu sep?", tanya Paijo.

"saya kerja disini, bukan cari kerja mas jo", jawab Asep.

"Dimana, di rumah ini?", tanya Paijo lagi.

"Iya mas", jawab Asep.

"Wah enak dong, rumahnya gedong lagi ya", kata Paijo.

"Assalamu'alaikum", Kamil dan Titah memberikan salam pada Asep dan Paijo.

"Wa'alaikumussalam", Asep dan Paijo menjawab salam dari Titah dan Kamil.

"Kamu ngomong sama siapa Sep?", tanya Kamil.

"Sama teman saya di yayasan PRT den, Oh ya mas Jo ini anak majikan saya", Asep menjawab pertanyaan dari Kamil dan Asep juga memberitahu Paijo kalau Kamil adalah anak majikannya.

"Paijo..", Paijo memperkenalkan diri pada Titah dan Kamil.

"Iya", seru Kamil dan Titah sambil tersenyum.

"Oh ya den kira-kira di sukabumi butuh tenaga gak?", tanya Asep.

"Memangnya kenapa sep?", tanya Kamil lagi.

"Teman saya sedang cari kerja", jawab Asep.

"Masih kok", sambung Titah.

"Sayang", seru Kamil.

"Masih kok, mas Paijo", kata Titah.

"Maaf bu panggilnya Paijo saja"

"Iya, Paijo mau kerja sama saya?", tanya Titah.

"Sayang", seru Kamil lagi.

"Mas, kan warung di rumah gak ada yang jaga bolehkan?", tanya Titah.

"Oh iya boleh, Tapi ada syaratnya", jawab Titah.

"Apa itu mas?", tanya Titah lagi.

"Janji gak boleh terlalu capek", jawab Kamil lagi.

"Iya", seru Titah.

"Benar?", tanya Kamil.

"Iya mas", jawab Titah.

"Ya sudah, kamu saya terima tapi", kata Kamil yang memberi pekerjaan pada Kamil.

"Tapi apa pak?", tanya Paijo.

"Tapi kamu bantu istri saya juga di rumah, istri saya sedang hamil dan buka warung juga di rumah, kamu bantu dia ya jangan sampai dia kecapekan", jawab Kamil.

"Baik pak", Paijo melaksanakan perintah Kamil.

"Ya sudah, oh iya saya lupa kamu mulai kerja nanti di rumah saya, di sukabumi habis lebaran", Kamil memberitahu Paijo kapan bisa mulai bekerja.

"Baik pak", seru Paijo.

"Ya sudah yuk masuk", kata Kamil yang mempersilahkan Paijo masuk.

Di ruang makan lagi..

"Tah, mil", seru ibu Kamil.

"Iya mah", sambung Kamil.

"Eta saha?"

(Itu saha?), tanya ibu Kamil.

"Pegawai baru untuk dirumah sana mah, Temannya Asep", jawab Kamil.

"Betul ibu juragan", sambung Asep.

"Oh, ya sudah kalau begitu, sebentar lagi kan buka puasa, mama tunggu di meja makan ya, nanti kamu ajak sekalian ya sep teman mu untuk buka puasa bersama", pinta ibu Kamil.

"Baik ibu juragan", kata Asep.

"Asma mana?", tanya Titah.

"Di kamar sama Aisyah", jawab ibu Kamil.

"Oh, ya sudah Titah lihat Asma dulu ya mah, mas", kata Titah mengajak Kamil untuk melihat anaknya yang ke-tiga.

"Iya", seru Kamil.

Di kamar anak-anak Kamil dan Titah..

"Assalamu'alaikum", Titah memberikan salam pada Aisyah.

"Wa'alaikumussalam, Asma itu umi pulang", Aisyah menjawab salam dari Titah dan memberitahu pada Asma kalau Titah sudah pulang dari pasar.

"Terimakasih ya mbak sudah bantu momong Asma", kata Titah yang mengucapkan terimakasih pada Aisyah.

"Sama-sama tah", sambung Aisyah.

Di meja makan..

"Alhamdulillah", ayah Kamil mengucapkan rasa syukurnya.

"Mah", Fitroh menegur ibu Kamil.

"Iya", jawab ibu Kamil.

"Fitroh mau ngomong", kata Fitroh.

"Gak perlu, kalau kamu gak mau menuruti kemauan mama, Titah", sambung ibu Kamil.

"Iya mah", jawab Titah.

"Asma mana?", tanya ibu Kamil.

"Di kamar mah", jawab Titah.

"Mah dengerin Fitroh dulu", Fitroh memohon pada ibunya.

"Ya sudah mama mau lihat Asma dulu ya", kata Ibu Kamil.

"Iya mah, tapi..", sambung Titah.

"Tapi apa?", tanya ibu Kamil.

"Dengerin a Fitroh dulu", pinta Titah.

"Iya, iya, ya udah apa troh", ibu Kamil mengabulkan permohonan Titah dan juga Fitroh.

"Kuring atos fikirkan ieu matang-matang, lamun mama hoyong na abdi menikah deui, oke.. kuring setuju"

(Saya sudah fikirkan ini matang-matang, kalau mama inginnya aku menikah lagi, oke.. Saya setuju), kata Fitroh yang terpaksa berbicara akan menikah lagi dan menuruti permintaan ibunya.

"Anu leres Fitroh?"

(Yang benar Fitroh?), tanya ibu Kamil lagi.

"Iya mah..", jawab Fitroh.

"Tah kitu atuh tina kamari.. akhir na mama tiasa menimang cucu tina anjeun"

(Nah gitu dong dari kemarin.. Akhirnya mama bisa menimang cucu dari kamu), kata ibu Kamil yang senang mendengar kalau Fitroh setuju untuk menikah lagi yang ke-dua kalinya. 

"Nanging aya syarat na mah"

(Tapi ada syaratnya mah), kata Fitroh.

"Syarat, naon eta?"

(Syarat, apa itu?), tanya ibu Kamil lagi.

"Fitroh hayang menikah deui asalkan pilihan tina Aisyah bukan pilihan mama, kumaha?"

(Fitroh mau menikah lagi asalkan pilihan dari Aisyah bukan pilihan mama, bagaimana?), Fitroh menjawab pertanyaan ibunya dan Fitroh bertanya lagi pada ibunya.

"Oke.. teu naon anu terpenting teh cucu jieun mama tina anjeun"

(Oke.. Gak apa yang terpenting adalah cucu buat mama dari kamu), ibunya menerima syarat yang di ajukan oleh Fitroh.

"Kapan mah?", tanya Aisyah.

"Habis lebaran, siapkan diri anjeun Fitroh jeung untuk anjeun Aisyah siapkan calon pamajikan untuk suami anjeun juga ulah tepi poho ya jeung hiji deui anu soleha.."

(Habis lebaran, siapkan diri kamu Fitroh dan untuk kamu Aisyah siapkan calon istri untuk suami kamu juga jangan lupa ya dan satu lagi yang soleha..), jawab ibu Kamil.

"Iya mah", sambung Fitroh dan Aisyah.

"A Fitroh yakin, Pan kamari Titah cuma memberikan saran wae?

(A Fitroh yakin, Kan kemarin Titah cuma memberikan saran saja?), tanya Titah.

"Nya hayang gimana deui tah.. daripada aa di musuhin terus sarua mama"

(Ya mau gimana lagi tah.. Daripada aa dimusuhin terus sama mama), jawab Fitroh.

"Naon aa Fitroh yakin tiasa adil?"

(Apa aa Fitroh yakin bisa adil?), tanya Kamil.

"Insyaallah", jawab Fitroh.

Dan akhirnya Fitroh pun bersedia untuk menikah lagi dengan pilihan istrinya bukan dari pilihan bu Tatang

Bersambung..

avataravatar
Next chapter