1 Bab 1 Alkisah

Aku pikir perpisahan bertahun-tahun hanya sebuah kisah yang akan aku ceritakan sebagai cerita lucu, ternyata tidak. Cerita ini yang membuatku bertemu kembali dengannya.

Tidak ada hal yang istimewa dengan caranya untuk menaklukan hatiku, tidak ada hal yang spesial darinya hingga aku tidak bisa lepas dari bayangannya.

Pertemuanku dengan dia nampaknya biasa saja, tapi bagaimana kita bisa mengenal satu sama lain itu adalah hal yang rumit.

Aku sedang mencoba mengingat setiap keping cerita ini, yang sempat aku lupa bagaimana hal ini bisa terjadi.

Perkenalkan namaku Amelia, aku bekerja di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta tapi, profesiku bukan dokter atau perawat seperti orang bayangkan. Profesiku sebagai Administrasi rumah sakit jadi orang yang bekerja di rumah sakit belum tentu seorang tenaga ahli medis semua ya.

Oke, cerita ini aku mulai saat aku masih duduk di bangku SMP, pertemuanku dengan dia karena ke jailan teman-temanku, tapi tidak semua itu salah mereka Lebih tepatnya kebodohanku juga membuat mereka seberani ini.

Aku gak tahu bagaimana kesan dia denganku saat teman-temanku berkata bahwa aku menyukainya dengan cara memberikan coklat padanya, peremen dan hadiah ulang tahun.

Terkadang malu untuk mengingat semuanya, karena cerita hanya akan membuatku menertawakan diriku saja.

Tapi, karena teman-temankulah mungkin aku tidak bisa menceritakan cerita ini.

Aku tahu dia ketika aku pulang dari rumah temanku, kami saling berpapasan jalan dan aku hanya membaca tulisan nama yang tertera di baju seragamnya.

Namanya kak Ari anak kelas 9 di sekolahku, dia sosok yang cuek, pendiam, tukang telat dan tentunya dia laki-laki terpopuler karena gantengnya di angkatanku.

Beberapa pekan semenjak kejadian itu, entah kebetulan atau apa hal ini yang memicu perkara ini di mulai, ketika temanku Ika, Yuni dan yeni menanyakan siapa orang yang aku suka di sekolah, entah kenapa dia lewat tepat saat kami yang sedang membicarakan hal tersebut dan entahlah apa yang aku pikirkan sehingga aku menujuk dia.

Dan sejak saat itulah berbagai usaha mereka lakukan agar aku bisa dekat dengan kak Ari, sampai-sampai mereka merencanakan kerumahnya menggunaakan namaku sebagai alasan. Sebenernya gak ada masalah sih soal berkunjung kami ke rumah kak Ari, tapi masalahku dengan teman-temanku yang selalu menggunakan namaku untuk apa yang bukan aku lakukan dan yang bukan aku mau.

Aku tidak ingat bagaimana dia bisa mengetahui nomor ponselku, tapi aku ingat saat dia pertama kali mengirim pesan padaku.

Aku ingat setiap isi pesannya, aku ingat bagaimana kita saling mengenal satu sama lain dari sebuah pesan. Ya, mungkin itu hanya sebuah pesan dan mungkin bagi kalian itu bukan hal aneh. Tetapi bagiku, dari sebuah pesan itulah aku bisa berkomunikasi dengan kak Ari. Berbeda saat kita bertemu entah kenapa lidahku kelu tidak bisa berbicara sama sekali padanya, aku pun tidak mengerti apa yang salah padaku, mungkin karena aku terlalu malu atas kelakuan teman-temanku sendiri yang cukup mengganggu dirinya.

Aku ingat pertanyaanya padaku

"mel, kalo nanti lulus mau lanjut sekolah dimana?"

"mel, apa kamu suka kucing?"

ya sejujurnya hampir banyak yang menyukainya dari kelasku dan kelas lain di angkatanku.

Aku ingat saat Tina meminta nomor kak Ari padaku dan tanpa meminta izin padanya, aku berikan saja nomornya, esok harinya Tina berkata padaku

"mel kok Ari aku sms gak bales ya? Apa dia gak punya pulsa?"

"masa sih? Malem aku sama dia masih smsan kok di bales terus"

Seketika wajah Tina sedikit kesal dan pergi.

Aku ingat ketika Rini menanyakan soal kedekatanku dengan kak Ari

"assalamu'alaikum kak"

"walaikum salam, ini siapa?"

"ini Rini temen Amelia kak"

"oh iya kenapa?"

"kak, kakak sama amel itu bener pacaran?"

Dan saat itu dia tidak membalas pesannya lagi.

Iya, saat itu mungkin status kami memang tidak jelas. tapi aku selalu bilang "kita teman biasa kok" tapi jawabanku tidak menghilangkan rasa penasaran mereka yang mengetahui tentang kedekatan aku dan kak Ari.

Aku ingat saat dia main ke rumahku dan aku yang selalu bersama dengan teman-temanku membuat dirinya seperti bermain bersama anak perempuan.

Mungkin kamu lupa tapi aku inget semua kak, karena samua tidak bisa aku lupa sekejap saja seperti laki-laki yang hadir dan pergi di hidupku.

Aku ingat waktu kamu dan aku sama-sama berlibur ke pantai yang berbeda.

"kak suara aku abis, aku tadi ke asikan main air bersama saudaraku dan aku tergulung ombak dan meminum air laut yang asin"

Dan kamu bilang

"sembuh ya, aku juga lagi gatel-gatel nih gara-gara kaki seribu versi laut"

"kok bisa kak? Udah di obatin? Cepet sembuh kak"

"iya, aku mancing di laut. Terus aku dapet ikan eh kaki seribu versi lautnya ikut naik ke ikan terus gak sengaja dia ke tangan aku Karena kaget aku lempar tapi udahnya aku gatel-gatel. Udah kok udah di obatin makasih ya"

Sampai waktunya kita hilang komunikasi tanpa ada hal yang pasti.

Aku fokus pada ujian nasionalku, dan Alhamdulilah aku lulus dengan nilai yang cukup memuaskan.

Saat ke lulusan aku bersama rombongan sekolahku ke pantai yang cukup terkenal di Jawa barat.

Dalam perjalanan pulang aku selalu ingin menghubunginya dan berkata "kak aku lulus loh, aku seneng banget sekarang aku bakal ngerasain pake baju putih abu-abu"

Tapi sayangnya aku hanya bisa bergumam dalam pikiranku untuk mengatakan itu semua.

Dan saat pendaftaran untuk sekolah, akhirnya karena tidak dapet izin dari orang tuaku untuk masuk kejuruan yang aku mau aku sekolah di SMA swasta di kotaku. Sekolahku tidak hanya ada SMA saja, tapi ada SMK yang notaben jurusannya anak laki-laki semua dan sekolah SMP juga.

Dan ini ceritaku, tentang dimana aku hanya berharap dalam ketidak pastian.

avataravatar
Next chapter