webnovel

Impoten Without You part 7 Hasrat tak terkendali

Avnan terus saja menyerang bibir Auristella tanpa henti. Setelah merasa puas, dia beralih ke cuping telinga wanita itu dan memberikan jilatan di sana.

'sepertinya tidak akan masalah jika aku memanfaatkan sedikit gairahnya  yang sedang membuncah itu. Lagi pula, aku akan menolongnya. Tidak hanya memanfaatkan dia seperti ini saja.' Avnan membatin sembari terus memberikan kepuasan kepada Auristella.

"Tuan, ini sudah cukup. Saya ingin kembali."

Meskipun tidak memiliki tenaga, Auristella berusaha mendorong dan menolak Avnan. Walaupun sebenarnya, tubuh Auristella sangat menginginkan semua sentuhan itu. Bahkan ingin melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar sentuhan saja.

"Aku tidak yakin kamu akan berakhir dengan selamat jika kamu kembali saat ini, Auri. Mereka masih menantimu di luar sana. Apa kamu ingin menjadi santapan mereka bersama-sama?"

Avnan menghentikan kegiatannya. Dia melihat Auristella yang terus berusaha mempertahankan kesadarannya.

'kamu harus tahu, Auri. Aku adalah laki-laki normal yang mempunyai nafsu saat melihat wanita seperti ini. Kamu benar-benar menggoda pertahananku.'

"Apa maksud Anda, Tuan? Mereka siapa?" Meskipun sudah bertahan sekuat tenaga, Auristella tetap sulit untuk bisa berdiri dengan tegak. Karena tidak memiliki pilihan lain, akhirnya dia mengalungkan kedua tangannya di leher Avnan.

"Sulit menjelaskan hal yang seperti itu dengan orang yang sedang terpengaruh obat perangsang sepertimu."

"Kita akan mulai mengurangi efeknya."

Avnan kembali menyerang Auristella. Hanya saja, kini dia tidak menyerang bibirnya. Avnan langsung menuju dada bagian atas Auri yang terekspos bebas. Hal yang Avnan lakukan, berhasil mengundang desahan kuat wanita itu.

Avnan mengeluarkan suntikan penawar yang dia miliki dari bawahannya tadi. Dengan perlahan, Avnan membuka celana Auristella dan menurunkannya sedikit. Setelah terlihat bongkahan belakang wanita cantik itu, dia mengarahkan suntikan itu ke sana.

Dengan semua sentuhan yang Avnan berikan, Auristella tidak akan merasakan jika ada sesuatu yang sedang menusuk dan masuk ke dalam tubuhnya. Kini Avnan menurunkan baju kurang bahan Auristella ke bawah. Lalu dia mulai memberi jilatan lidah di sana. Tangan kanannya bersiap menusukkan jarum suntik. Setelah selesai, dia membuang sembarangan suntikan itu.

"Aakkhhh, apa yang Anda berikan padaku?"

'shit. Dalam keadaan mendesah seperti ini, kamu masih bisa merasakannya, Auri. Apa aku masih kurang dalam memberikan sentuhan padamu?' umpat Avnan dalam hati.

"Oouuhh, Tuan. Bisakah Anda lebih jauh lagi?"

Auristella semakin tidak terkendali. Sentuhan Avnan membuatnya melayang. Penawar yang diberikan masih belum bekerja. Karena itu, untuk menghilangkan efek obat perangsang tadi, Avnan memberikan berbagai macam sentuhan dengan mulutnya.

Auristella memajukan dadanya. Dia menurunkan kepala Avnan untuk mencapai gunung kembarnya. Sembari terus mendesah, Auristella memaksa Avnan untuk memberikan dia sentuhan pada asetnya yang berharga.

"Aku sudah berusaha menolaknya, Auri. Tapi kamu memaksa aku untuk menikmatinya. Jangan salahkan aku jika tidak bisa berhenti sampai kamu mendapatkan kesadaran mu kembali."

Avnan berhenti menjilat seluruh permukaan dada Auri. Dia berbicara sembari menatap mata wanita itu seraya meminta izin. Auri menganggukkan kepala memberi Avnan izin untuk melakukan itu.

Mendapatkan sinyal hijau, tanpa menunggu lama Avnan segera mengeluarkan kedua gunung kembar Auristella. Dia menatap lapar gunung yang selalu berhasil memancing hasratnya walau hanya melihat dari jauh.

"Aku mendapatkan izin darimu. Bukan salahku jika kamu tidak nyaman setelah ini."

Setelah mengatakan itu, Avnan langsung melahap rakus bongkahan besar, padat nan sintal itu. Avnan melahapnya kiri dan kanan bergantian. Membuat desahan-desahan hebat keluar dari mulut Auristella. Bersyukur toilet sudah di amankan. Jika tidak, pasti orang di luar akan heboh mendengar suara mereka.

"Lebih kuat, Tuan."

Auristella semakin hilang kendali. Dia memajukan dadanya kemudian menekan kepala Avnan agar semakin lebih dalam memberikan kenikmatan padanya. Tidak hanya itu, Auristella bertambah melayang ketika jemari Avnan turun ke bawah meraba pahanya.

Dengan keadaan yang masih terpengaruh obat perangsang, Auristella melebarkan kakinya. Memberikan akses lebih agar pria itu memberikan kepuasan pada dirinya di bawah sana yang semakin berkedut.

"Penawar yang aku berikan masih belum bekerja. Aku harus melakukan sesuatu padamu untuk mengurangi efek perangsang itu."

"Apa kamu mengizinkannya, Auri?"

Avnan bertanya dengan mata yang berkabut gairah. Tangannya sudah berada di bawah sana dan menggesek halus surgawi Auri yang sudah terasa basah.

"Cepat berikan aku kenikmatan itu, Tuan."

"Puaskan aku. Dia semakin berkedut dan aku tidak bisa menahannya."

Auristella masih berada dalam kesadarannya ketika mengatakan itu. Namun tubuhnya yang menginginkan sentuhan lebih dari Avnan, membuat dia tak kuasa untuk menolak pertanyaan Avnan.

'sekitar 15 menit dari sekarang, penawar itu akan bekerja sepenuhnya. Sampai batas waktu itu tiba, Auri mencari sesuatu untuk bisa memberikan kepuasan padanya.'

'apa pun akan dia lakukan untuk bisa mendapatkan pelepasannya. Jika sekalipun dia tidak mencapai puncaknya, Auri bisa berakhir sakit dan seluruh tubuhnya pegal-pegal.'

Avnan masih belum melakukan permintaan Auri. Meskipun dia sudah sangat ingin menikmati hal yang ada di bawah sana, namun nalurinya seolah menahannya.

Avnan hanya bermain di gunung kembar Auristella. Tangannya terus menggesek halus milik Auristella dari luar celana dalamnya. Namun terkadang masuk untuk menyentuh secara langsung. Walau Auri sudah berkali-kali memintanya pergi ke bawah, dia masih terus bertahan untuk memantapkan hati.

Karena sebenarnya, Avnan tidak hanya ingin bermain dengan tangan saja. Dia ingin mencicipi bagaimana rasanya dirinya ketika berada di dalam milik Auristella. Menurut rumor yang beredar, Auristella tidak pernah mengecewakan dalam memberikan pelayanan. Dan Avnan penasaran akan hal itu untuk membuktikan.

"Sebelum aku memberikan apa yang kamu minta, Aku ingin membuat sebuah perjanjian padamu. Bagaimana?" Avnan menghentikan semua kegiatan yang pada tubuh Auristella. Membuat wanita itu pusing bukan kepalang.

"Aku menerima semua perjanjian yang anda berikan. Jadi, bisakah kita melanjutkan sesuatu yang belum selesai itu?" Napas Auri memburu. Di menatap Avnan dengan tatapan memohonnya.

"Ternyata kamu sangat tidak sabaran, Nona. Tapi aku tidak akan memulai itu jika kamu belum mendengarkan perjanjian kita dan menyepakatinya."

"Sudah aku katakan, kalau aku akan menyepakati apa pun perjanjian itu. Apa itu masih belum cukup untukmu?" Auristella sudah tidak tahan. Di bawah sana sangat ingin merasakan sentuhan pria itu.

"Tentu saja itu belum cukup, sweety. Aku akan merasa cukup kalau kamu sudah mendengar persyaratan dariku. Lalu kamu berjanji akan mengikutinya setelah ini."

Avnan menyeringai senang. Ternyata tidak begitu sulit untuk mendapatkan wanita incarannya. Selama ini banyak yang mengatakan, jika mendekati Auri membutuhkan perjuangan yang keras. Namun bagi Avnan, tanpa dirinya memanfaatkan Auristella yang sedang dalam pengaruh obat perangsang, dia bisa mendapatkan wanita itu.

"Dengarkan Aku baik-baik, Auri Kitty." Mata tajam Avnan menatap lekat pada mata sayu Auristella yang di penuhi kabut gairah.

"Efek dari obat penawar yang aku berikan untuk menetralisir perangsang dalam tubuhmu akan bekerja sekitar 15 menit lagi. Sampai pada penawar itu memberikan efek sepenuhnya, kamu akan terus mencari hal yang bisa memuaskan hasrat mu. Aku tahu betul apa yang kamu inginkan sekarang."

"Dan aku akan memberikannya untukmu. Dengan syarat, di saat kesadaranmu sudah kembali sepenuhnya, kamu akan menemuiku di hotel setelah pesta bersama teman-temanmu selesai."

Avnan menghentikan ucapannya. Dia melihat Auri yang benar-benar sudah tidak berdaya. Dalam hatinya yang kasihan terhadap wanita itu, membuat Avnan menjalarkan tangannya untuk menyentuh titik-titik sensitif Auristella. Semua agar wanita itu tidak semakin hilang kendali karena dua obat dengan dosis tinggi yang sedang berperang dalam tubuhnya.

"Di sana, dalam keadaan sadar, kamu harus memberikan apa yang aku inginkan seperti aku memberikan yang kamu inginkan saat ini. Aku bukan orang yang pandai merangkai kata-kata untuk merayu seorang wanita."

"Jadi aku berkata terus terang saja, jika kita akan bergulat panas di hotel sampai aku puas dan membiarkanmu pergi, baru kamu boleh pergi. Dalam keadaan sadar. Aku ingin kita melakukannya dengan kesadaran penuh. Bukan dengan kendali obat."

"Kalau aku mau, bisa saja aku melakukannya sekarang. Tapi aku bukan pria yang menyukai bermain dengan wanita dalam pengaruh obat perangsang seperti ini."

Avnan meremas lembut gunung kiri Auristella yang terbuka. Bukan untuk membuat wanita itu terlena dan menyetujui. Tapi lebih kepada memberikan kenyamanan agar dia bisa berpikir jernih tentang penawarannya.

"Bagaimana, Auri? Apa kamu menyetujui perjanjian yang aku tawarkan?"